BM-16-

219 51 9
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"...Kemarilah, aku merindukanmu."

...

Di malam yang sama, Jiyeon memegang dengan gelisah ponsel yang berada di tangan kananya. Semuanya disebabkan oleh pertemuannya dengan Krystal, tadi sore.

Cerita itu, entahlah bagaimana bisa temannya itu mengatakan Eunwoo dan Wonwoo memiliki hubungan keluarga. Mentahnya, dia melihat keberadaan dua orang itu, tepatnya di rumah sakit, sebelum menjumpainya di toko buku.

Tentu kabar ini membuat Jiyeon terperangah. Bagaimana tidak, ini di luar dari akal sehatnya. Lagi pula jika dilihat dari segi kekeluargaan, marga yang mereka miliki jauh berbeda. Cha dengan Jeon. Sungguh tidak masuk akal!

Namun dilemanya, bisa saja Wonwoo memalsukannya. Dan jika itu benar, tentu saja ada sangkut pautnya dengan keluarga Eunwoo.

Jiyeon memandang layar ponsel yang menyala, menampakkan kontak Eunwoo.

Apa dia menanyakan saja hal ini pada orangnya? seharusnya seperti itu. Akan tetapi terdengar tidak mungkin apabila ia menelepon pria itu sekarang juga.

Kemarin malam saja, disaat jam menunjukkan pukul 9 malam, panggilannya sudah tidak diangkat. Apalagi sekarang, waktu telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

Hingga akhirnya Jiyeon mengurungkan niat dan lekas meletakkan benda pipih itu diatas nakas, sebelum ia mengisi daya handphonenya.

Setelahnya, Jiyeon menghempaskan tubuhnya diatas kasur untuk segera tidur meski itu sulit dia lakukan lantaran dengan adanya setumpuk problematika hidup yang dia pikul.

Salah satunya, keinginan bertemu pada sosok Cha Eunwoo.

.....

Setelah mendapatkan kabar bahwa hari ini dia diberi cuti sehari, tidak berpikir panjang Eunwoo memutuskan untuk menemui Jiyeon hari ini.

Entahlah, bagaimana dia menjelaskan bahagianya dia dapat menemui gadisnya itu, sampai-sampai memilih baju pun sulit untuk dia lakukan.

Hingga yang ada kemeja putih dengan motif garis panjang vertikal dengan sapuan warna biru, dan celana jeans yang dia pilih untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Sempurna!"

"Tapi tunggu." Eunwoo memutar tubuhnya di depan cermin, hingga menampakkan bagian tubuh bagian belakang dan membalikkan lagi kearah depan.

"Apa iya, sudah sempurna?" tanyanya merasa ragu dengan apa yang dia kenakan, kemudian melihat arloji yang terpasang di tangan kiri. "Sudahlah, aku rasa ini sudah cukup."

Awalnya Eunwoo ingin mengirim pesan, memberi tahu Jiyeon bahwa dia akan berkunjung dan mengajak gadis itu keluar, sekedar melepas rindu sekaligus minta maaf, meski permintaan maaf darinya belum tentu menjamin untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Hanya saja diurungkannya karena ingin memberi kejutan.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang