Cha Eunwoo, pria tampan yang kelewat bodoh pasal cinta. Begitu pun dengan sahabatnya, Park Jiyeon. Gadis itu terlalu sibuk pada kencan buta yang dia jalani untuk mendapati pujaan hati, namun dengan bodohnya tidak menyadari keberadaan sahabatnya yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menginginkan mu seutuhnya, selamanya, kamu dan aku, setiap hari.
...
"I-ya, kau benar, aku mahasiswi dikelas ini," jawab Jiyeon kemudian memindahkan paper bag yang digenggamnya ke tangan kiri.
"Park Jiyeon, panggil saja Jiyeon ataupun terserah kau saja, yang mana buat kau nyaman, aku tak mempermasalahkannya," sambung Jiyeon sembari membalas uluran tangan Wonwoo hingga kini mereka bersalaman.
Dari nada yang terdengar, Jiyeon menyambut Wonwoo terdengar begitu ramah dan menerima saja pria itu menjadi bagian dikelasnya. Namun yang Eunwoo lihat, raut yang terlukis diwajah gadisnya ini terlihat begitu kaku dan sedikit tegang, membuat Eunwoo berdehem singkat hendak menyelesaikan acara perkenalan pria ini dengan gadisnya.
Untuk itu pandangan pria yang memiliki surai tertata rapi sontak mengarah pada sosok dibelakang Jiyeon. "Kau ... juga--"
"Bukan. Aku kakak tingkat mu. Cha Eunwoo," sanggahnya lalu kini Eunwoo pula yang mengulurkan tangannya pada Wonwoo, dan itu sukses membuat Jiyeon terpolongo lantaran jarang sekali Eunwoo seperti ini. Bukan, maksudnya Eunwoo tidak pernah melakukan hal ini kecuali orang lain yang melakukan terlebih dahulu. Aneh sekali!
Wonwoo menyambutnya dengan suka. Perasaan dia melanjutkan studinya di kampus ini sungguh menyenangkan. Mendapat orang yang ramah dan menerimanya secara terbuka, dapat dipastikan, dia akan betah hingga lulus nanti.
Namun ceria yang terdapat pada paras tampan itu, sedikit memudar setelah Eunwoo mengenalkan juga statusnya yang kini berpacaran dengan Jiyeon.
"O-oh, woah. Benarkah? tak dapat kusangka kalian ternyata ... berpacaran," katanya sedikit kikuk setelah mendengar salah satu fakta ini.
Sebenarnya Wonwoo baik-baik saja dan turut bahagia, layaknya mendengar sebuah kabar dari sahabatnya yang kini memiliki seorang kekasih. Namun tidak dapat dipungkiri, setelah mendengar pengakuan itu dari Eunwoo, dia merasa tidak nyaman dan merasa sedikit kecewa yang perlu orang lain tahu alasannya.
"Hei, mengapa kau menyebutkan itu segala," protes Jiyeon setengah berbisik sembari menatap tajam Eunwoo yang kini merangkul pundaknya.
"Ah tidak apa, kau jangan merasa tidak nyaman padaku. Aku ... turut bahagia dengan hubungan kalian."
Jiyeon menatap Wonwoo dengan anggukan kecil. Sorot mata Jiyeon menertejemahkan sikap yang ada pada pria dihadapannya adalah sangat ramah, sopan, dan mudah bergaul--terlihat dari caranya memasuki lingkungan kampus ini, dan itu berbeda sekali dengannya, yang terlihat kaku, dan terisolasi kala hari pertama masuk. Namun jika sudah mengenal lebih jauh, dapat Jiyeon pastikan, siapapun itu akan muak dan kesal dengan sikap yang ada pada dirinya. Ambil saja Krystal sebagai contohnya.