Dalam kenangan indah Hujan turun meski aku sendirian Pada saat kabut ini hilang Aku akan berlari kepada mu dengan kaki basah Lalu pegang aku erat-erat.
-Still with you, JK
...
Membuka mata lantaran mendengar alaram yang berbunyi Eunwoo segera mencari benda pipih itu dan mematikannya. Ia bangkit dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kasur sembari meregangkan ototnya yang terasa kaku, khusunya lengan bagian atas, setelah hampir 5 jam lamanya ditiduri Jiyeon yang masih terlelap pulas meski mendapatkan pergerakkan yang Eunwoo lakukan untuk memindahkannya pada bantal yang masih dingin.
Pikirannya masih terpaku pada kejadian tadi malam, semuanya terasa kacau dan penuh penyesalan yang ia rasa. Seharusnya dia lebih jeli lagi mencari sosok pria yang pantas mengencani sahabatnya ini, bukannya menerima sebuah tawaran dari Jungkook dengan alasan Mingyu menyukai Jiyeon, dirinya main setuju saja dan mempersilahkan pria itu pergi dengan Jiyeon yang ternyata memiliki niat buruk, bahkan amat buruk dari segala kejahatan yang ada.
Kejadian ini akan dijadikannya sebuah pelajaran, dan mungkin mulai dari sekarang ia akan lebih selektif untuk mencari pria atau sama sekali tidak mengizinkan lagi Jiyeon melakukan kegiatan sampahnya itu.
Masalah setuju ataupun tidak, dia tidak menghiraukannya, entah itu Jiyeon akan men-jomblo setahun ini ataupun lebih, masa bodoh! Yang diprioritaskan adalah keselamatan dan kenyamanan hidup Jiyeon meski dibawah aturannya.
Sudah merasakan nyaman tiap otot tubuhnya, Eunwoo turun dari ranjang dan menutupi tubuh gadis itu dengan selimut tebal yang sempat terturun, mengekspos punggung putih yang hanya mengenakan tank top setelah Eunwoo buka kaos lengan panjang gadis ini malam hari lantaran panas yang Jiyeon rasakan dalam tidurnya membuat bulir-bulir keringat membasahi kulit tiap bagian tubuhnya. Setelah itu ia keluar, hendak membuatkan roti panggang dengan selai kesukaan Jiyeon dan susu strowberi yang kerap gadis itu santap tiap paginya.
Tak membutuhkan waktu lama Eunwoo balik dengan nampan berisi sepiring roti lengkap dengan toping dan segelas susu hangat lantaran tak heran lagi dirinya sudah mengetahui segala letak barang-barang yang ada dirumah ini, membuat Jiyeon kerap menuduhnya kala gadis itu kehilangan barang yang sebenarnya dia lupa menaruhnya kemana.
Jiyeon terbangun menangkap bau harum yang terdapat pada nampan Eunwoo bawa.
"Kau sudah bangun?" Pria itu melirik Jiyeon setelah meletakkannya diatas nakas dan duduk diatas kasur membelai surai Jiyeon yang menutupi wajah gadis ini.
"Bangkitlah dan habiskan ini."
Jiyeon menurut, menggeser tubuhnya mendekati nakas dekat Eunwoo duduk.
"Kau tampak lelah. Aku akan menghubungi Kangsanim mengabari kau tidak mengikuti kelas hari ini."
Jiyeon lekas menggeleng menanggapinya. "Tidak perlu, Chaeun. Itu terdengar berlebihan, hanya karena kejadian tadi malam tidak seharusnya aku tidak masuk kuliah hari ini," tolaknya lalu menyesap kembali cairan berwarna merah muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (TAMAT)
FanfictieCha Eunwoo, pria tampan yang kelewat bodoh pasal cinta. Begitu pun dengan sahabatnya, Park Jiyeon. Gadis itu terlalu sibuk pada kencan buta yang dia jalani untuk mendapati pujaan hati, namun dengan bodohnya tidak menyadari keberadaan sahabatnya yang...