Mungkin dirinya salah menilai semesta bekerja. Terkadang mereka itu baik mengiyakan yang tidak mungkin dalam waktu sekejap mata. Dan memberikan kita peran istimewa layaknya novel yang berakhir bahagia.
...
Terbaring di kasur, namun enggan untuk tidur, adalah Jiyeon yang sekarang. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam dan bodohnya ini ia lakukan hanya untuk menunggu Eunwoo menghubunginya padahal prianya itu tidak ada menjanjikan untuk itu.
Sebodoh ini dia dimainkan oleh cinta dan sebodoh ini dia dipermainkan firasat buruk yang menghantuinya. Tapi mau bagaimana lagi, Jiyeon sudah masuk ke dalam lingkar cinta pria itu, jadi seperti ini lah konsekuensi yang harus ia hadapi.
Jiyeon mengucek kedua mata yang sudah terasa berat untuk dibuka, dan opsi yang tepat sekarang adalah, tidur.
Dan sebelum terlelap, Jiyeon membesarkan volume handphone lantaran takut tidak mendengar deringan dari Eunwoo, meski kemungkinan itu akan terjadi adalah -0,000999%.
.....
Keesokan harinya, tepatnya pekan ketiga di bulan November ialah hari yang paling dinantikan oleh seluruh anak fakultas seni, dari tingkat pertama hingga akhir.
Suasana kampus terasa amat meriah dengan banyaknya hiasan bertema klasik dari berbagai pohon yang dihiasi. Dan di depan sana, tepatnya arah masuk fakultas ini, dibuat gerbang yang berspanduk ucapan perayaan fakultas mereka.
Jiyeon sudah hadir 30 menit yang lalu dengan berbekalan baju ganti yang akan ia pakai nanti malam--untuk keperluan lomba dance yang akan ia ikuti bersama Wonwoo.
Mengenai pria itu, Wonwoo tidak terlihat sejak tadi. Bahkan ketika kelas mereka melakukan pertemuan, Jiyeon masih belum melihat keberadaan Wonwoo.
Jiyeon tidak mau kejadian sore kemarin yang menjadi penyebab pria itu tidak terlihat sampai didetik ini. Lagipula mengenai hal itu sudah dia tekankan melalui pesan singkat yang ia kirim kemarin malam untuk tidak mengada-ngada menyangkutpautkan masalah pribadi dengan perlombaan ini.
Jujur saja dia dibuat geram dengan sikap Wonwoo. Dan jika dipikir kembali, bisa saja Jiyeon melakukan hal yang serupa jika Wonwoo benar-benar tidak hadir sampai malam nanti.
"Jiyeonnie." Jiyeon menoleh ke arah gerbang, terlihat Wonwoo disana dengan senyum manis yang tercipta di wajah tampannya, melangkah lebar hendak menghampirinya.
Dan seketika spekulasi buruk pada Wonwoo luntur di benak Jiyeon.
"Sudah menunggu lama?" tanyanya.
Jiyeon tidak menjawab lantaran atensinya langsung terfokus pada wajah pucat pria ini.
"Kau baik-baik saja kan, Wonwoo?" Jiyeon balik tanya.
Mendengar itu Wonwoo mengerutkan dahinya kemudian memberikan anggukan samar. " Tentu saja," dustanya. "Mengapa kau menanyakan itu? apa aku terlihat buruk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine (TAMAT)
FanfictionCha Eunwoo, pria tampan yang kelewat bodoh pasal cinta. Begitu pun dengan sahabatnya, Park Jiyeon. Gadis itu terlalu sibuk pada kencan buta yang dia jalani untuk mendapati pujaan hati, namun dengan bodohnya tidak menyadari keberadaan sahabatnya yang...