BM-1-

873 121 42
                                    

"Meski sebatas sahabat, namun nikmatilah setiap perhatianku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Meski sebatas sahabat, namun nikmatilah setiap perhatianku"

...

Derap langkah memenuhi kesunyian malam dimusim semi. Paras indah namun teramat kusut itu menyusuri jalan hingga masuk area perumahan yang ia tinggali.

Sling bag yang tak lagi pada bahu, kini terseret menyentuh hitamnya aspal jalanan. Hampa yang dia rasakan, sesulit itukah menemukan sesosok pria yang mencintainya?

"Lagi?"

Kepalanya terangkat, menangkap sosok yang tak lagi asing di kedua matanya. Yakni, pria yang kini menurunkan standar motor matic nya, lalu melepas helm yang terpasang di kepalanya hingga terlihat surai hitam terawat itu.

Jiyeon tak menggubris, ia melalui saja pria yang telah berada dalam perkarangan rumahnya dan dengan cepat Jiyeon membuka pintu seusai mengeluarkan kunci berbahan baja dari dalam tas nya itu.

"Apa hasilnya sama?"

Lagi, Jiyeon tak memedulikan kalimat introgatif dari Eunwoo dan hingga akhirnya hanya deheman singkat yang ia berikan kala menghempaskan dirinya diatas sofa, lantaran tidak pantas sahabatnya ini terbiaskan dengan masalah yang kerap menimpanya sampai-sampai mengacuhkan pria itu.

Eunwoo sudah teramat sering menyaksikan Jiyeon seperti ini. Melakukan kencan buta sejak memasuki semester 2 kuliahnya hingga semester 4 pun masih saja dia melakukan hal bodoh menurutnya itu.

Jangan ditanya lagi sudah berapa banyak pria yang telah mengencaninya. List buku yang Jiyeon khususkan untuk daftar makhluk berjakun itu telah berapa kali digantinya, namun apa--hasilnya nihil! masih saja dia menggandeng status single di identitas hidupnya itu.

Eunwoo menghembuskan napas berat, menduduki lantai marmer dan membaringkan wajahnya pada kedua tangan yang ia letakkan diatas sofa, tepat didepan wajah Jiyeon membaringkan raganya.

Netranya menilik paras yang tertutupi oleh beberapa surai tipis itu seraya mendengar deruan napas kasar, menandakan gadis ini dalam kondisi tidak baik.

Tentu, ia tidak khawatir, fenomena ini selalu didapatinya permingguannya.

"Jadi, apa masalahnya kali ini? ... apa dia bosan? apa kau teramat belia untuknya? apa karena kau mahasiswa, jadi tidak masuk dalam kriterianya? atau ... jangan-jangan dia sudah mempunyai--"

"Istri," potong Jiyeon.

Eunwoo diam sejenak sebelum beberapa detik berlalu ia mengeluarkan kekehan hingga mempersempit pandangannya.

Jiyeon mengangkat kepalanya menatap kesal sahabatnya ini. Menggeretakkan gigi lalu gadis itu sepenuhnya bangkit dengan pergerakkan marah lantaran pria ini.

"Kau mengejekku!"

"Menurut mu?" Masih terdengar kekehan halus dari belah bibirnya, Eunwoo bangkit menuju dapur yang bersebelahan dengan ruang santai rumah ini, membuatkan segelas susu coklat menjadi kebiasaan untuk pria ini kala melihat sahabatnya itu pusing akan jalan percintaannya.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang