BM-13-

246 56 21
                                    

Sayang, kemarilahRengkuh aku dan kita saling mendekap Seolah jarak tidak pernah ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sayang, kemarilah
Rengkuh aku dan kita saling mendekap Seolah jarak tidak pernah ada.

...

Seusai malam itu Eunwoo tidak tahu, apa keputusan yang ia ambil merupakan pilihan yang tepat atau bukan. Namun yang pasti, kedepannya dia akan sulit membagi waktu antara kuliah dan mengurus perusahaan Ayahnya.


Di mulai dari pagi ini, tidak, tepatnya pagi sekali Eunwoo sudah menginjakkan kakinya di kantor pusat, untuk menanda tangani berkas-berkas keikutsertaannya mengurusi pekerjaan perusahaan ini dan langsung terjun pada schedule yang telah di susun oleh sekretaris Tuan Cha.

Tidak sulit untuknya menjalankan pekerjaan ini lantaran didukung dengan otaknya yang cerdas dan kemampuannya dalam mengakses komputer. Dan setelah menanda tangani berbagai surat, Eunwoo larut dalam kerjaannya hingga tampak sudah sinar mentari menembus kaca dibelakang tubuhnya.

"Sudah pagi?" Eunwoo membalik tubuh mengarah kearah jendela kemudian ia merogoh ponsel disaku celana yang di non aktifkan tadi.

Menunggu beberapa menit untuk itu, Eunwoo langsung disambut oleh jam yang menunjukkan pukul 06.30 KST dan 5 missed call dari Jiyeon.

Hembusan napas kasar keluar begitu saja dari belah bibirnya lalu dengan cepat Eunwoo memasukkan pin kunci layar dan menelpon balik nomor gadisnya.

Eunwoo tahu maksud Jiyeon menghubunginya yang tak lain sebagai alaram pagi dan menyuruhnya untuk bergegas pergi ke kampus lebih awal dari waktu seperti biasanya, lantaran sudah menjadi rutinitas dia dan Jiyeon untuk singgah terlebih dahulu ke perpustakaan, hendak berlajar sebelum ujian berlangsung. Maka dengan ini Eunwoo hendak menelpon kembali dan meminta maaf karena sudah tak mengangkat panggilannya barusan.

Namun baru saja Eunwo , salah staff masuk kedalam ruangannya.

"Iya, ada apa?"

Tidak langsung menjawab, Gadis belia itu menyodorkan setumpuk berkas di atas meja. "Sebelumnya saya minta maaf, tapi ini perintah Sajangnim menyuruh Tuan untuk mengerjakan ini."

Tidak bisa dikatakan sedikit, juga tidak bisa dikatakan banyak. Namun bila diperintahkan sekarang juga, tentu akan menghambat Eunwoo untuk pergi kuliah bersama gadisnya.

"Apa ini harus di kerjakan sekarang?" tanya Eunwoo setengah frustasi, dan yang dia harapkan adalah sebuah jawaban 'tidak' ataupun sejenisnya.

Namun itu malah berbanding terbalik dengan keinginan Eunwoo.

"Sajangnim tahu, hari ini Tuan masih ada ujian. Tapi tenang saja, Sajangnim sudah membicarakan pada pihak kampus dan Tuan bisa ikut susulan di lain waktu," ujarnya.

Setelah itu Eunwoo menghempaskan tubuhya pada sandaran kursi dengan handphone yang berada di genggamannya. Bagaimana bisa di hari pertama dia mengurus perusahaan ini sudah membuat waktunya bersama Jiyeon rusak seperti ini.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang