39. Arel Day

16.2K 1.6K 22
                                    

Apa kabar???

Makasih 6K nya👶🏻❤️

Jangan lupa votmen okey!

Komen yang banyakkk, aku suka bacanya

#kawalsampaiterbit (?)

Happy Reading👶🏻❤️!

jangan lupa tanggal 20 wkwk
___________________________________

Kebingungan Arel akan sifat Ashya berlanjut hingga hari berganti. Pagi ini Ashya memang melakukan aktifitas nya seperti biasa, tapi sifat nya seakan menolak adanya Arel di sana. Sama seperti sekarang, Ashya yang tengah melakukan sarapan hanya diam dengan wajah datar, tak ada satu kali pun sambutan dari senyum ceria yang biasanya Arel lihat.

Dengan sengaja, Arel mencoba meraih tangan Ashya saat Ashya mau menambahkan lauk ke piringnya sendiri. Namun, Ashya menyingkirkan tangannya.

Di dalam hati Arel mengerang tak paham dengan diamnya wanita. Haruskah Arel bertanya kepada Google sekarang?

Saat tengah melamun memikirkan banyaknya kemungkinan di balik diamnya Ashya sedari malam, Arel tersadar karena ucapan mengitrupsi Ashya, "Buruan."

Ashya langsung berdiri dan membereskan alat makannya, ia berjalan ke wastafel dan mencuci piring, sendok, garpu, dan gelas yang ia pakai.

Sedangkan Arel, karena tak mau jika sifat Ashya semakin berubah, Arel mulai menghabiskan sarapannya.

·

Ingin sekali Arel pergi membolos sekarang. Matematika itu musuhnya, matematika itu ilmu yang sulit bagi Arel.

Tapi karena ketekadan Arel pada saat lalu ingin mencoba memberi ruang masuk untuk matematika, jadilah semangat nya untuk tidak membolos itu luntur.

"Duduk, nyimak, ntar gak di ejek Ashya, Rel," motonya dalam hati.

Ngomong ngomong tentang Ashya ... 

Arel mengamati seisi kelas, dimana gadis—wanita berhijab yang selalu duduk di samping nya itu?

Mata Arel membulat saat melihat Ashya yang dengan riang malah duduk dengan Viska. Mereka tengah bergurau bersama dengan dua orang teman di depan nya yang menimbrung.

"Terus terus, gimana?" ucap Ashya antusias.

"Ya gue nya gak mau. Gue tolak dia," balas Viska.

"Tapi itu emang rada gak masuk akal sih," timpal Syafira—salah satu dari dua orang yang ada didepan Ashya dan Viska.

"Lo bilang rada? Itu udah kebangetan cuy," ucap Viska.

"Iya sih, tolol banget tuh laki. Gue gak bisa bayangin gimana reaksi lo waktu itu," timpal sebelah Syafira—Ana tertawa.

"Tapi kamu tolak baik-baik kan?" tanya Ashya dan Viska mengangguk. Obrolan para wanita itu pun berlanjut dengan tawa riang menyelingi.

Kembali lagi ke Arel, dia menatap datar senyum ceria yang Ashya kembangkan bersama teman-temannya.

"Salah gue apa sih?!" gerutu Arel lagi. Ia sedikit mengacak frustasi rambutnya.

Hingga saat kedua sahabatnya datang, Arel menatap mereka bergantian. Setelah keduanya duduk, Arel menarik kursi mereka agar menghadap belakang.

Saat Vano dan Ical kompak ingin melayangkan protes, Arel buru-buru membungkam mereka dengan tiga lembar uang seratus ribuan.

"Eh, kenapa nih?" ucap Vano tak jadi marah.

ARESHYA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang