5. Arel POV

21.1K 2.2K 25
                                    

senyum masnismu adalah penyemangatku❤️


Sedari tadi Arel berada di rooftop sekolah yang privasi cuman buat dia dan kedua sejolinya. Ia berada di sana untuk menenangkan otaknya sebentar. Kepalanya terasa pusing ketika tiba-tiba mengingat tentang perjodohannya.

Arel terbingungkan. Setahunya, anak baru di hari ini hanya teman sebangkunya itu. Tidak ada yang lain.

Pikirnya, ciri-ciri nya sih sudah persis dengan apa yang Thariq dan Aliyah ucapkan. Cantik, sederhana, pindahan dari Amerika. Tapi... yang bikin bingung, namanya kok, beda dengan yang sang ayah dan bunda bilang?

"Ssh... yang mana sih orang nya!" gerutu Arel menjambak rambutnya sendiri.

Ical yang kebingungan dengan tingkah Arel bertanya, "Lo kenapa sih, Rel?"

Arel membalasnya dengan gelengan kepala, bingung mau gimana. Masak iya dia ceritain ke sahabat sahabat nya tentang perjodohan ini, yang bahkan dia sendiri aja belum tahu pasti calonnya yang mana.

"Lo kenapa sih, Rel. Gak biasanya lo galau kayak gini," timpal Vano yang duduk disebelah kanan Arel, sedangkan Ical duduk di sofa sebelah kanan Vano.

"Gak. Eh, Van," jawab Arel yang berujung memanggil Vano.

Vano menoleh dengan alis terangkat satu. "Kenapa?"

"Ada murid baru gak hari ini selain Viera?"

"Lo tumben nanya gitu, Rel," balas Vano agak kaget dengan pertanyaan yang Arel lontarkan. Karena biasanya, cowok itu hanya bersikap cuek dan tak acuh saja dengan hal-hal seperti itu.

"Gue cuman penasaran."

Vano itu bakalan tahu gosip terbaru dan terhot SMA Antariksa dan sudah pasti bakalan sangat akurat. Apalagi kalau masalah cecewe, kecepatannya otaknya jadi 720p, mulus banget kayak nonton Youtube, alus bener.

"Kayaknya sih, gak ada deh, selain Viera."

"Oh."

Ical bertanya setelah obrolan antara Vano dan Arel selesai. "Lo kok, tumben gak masuk? Diomelin bonyok lo ntar kalo ketahuan bolos disini."

"Gak papa, ntar gue kasih pengertian ke mereka."

Sebenarnya, yang mengetahui kalau Arel anak Thariq Adhyatsa dan Aliyah Arasy hanya dua temannya itu dan saudara-saudara saja.

"Ini pelajaran sejarah loh, Rel... Lo yakin mau bolos?" tanya Vano yang agak heran dengan tingkah Arel.

"Bentar."

Keheningan kembali tercipta. Sampai Vano dan Ical saling lirik, berdiskusi lewat mata untuk mencarikan situasi ini

"Oh iya, gue mau minta tolong ke lo berdua." Arel berucap setelah lama terdiam.

"Minta tolong apa?" tanya Vano dan Ical bersamaan.

"Kalau lagi banyak orang jangan manggil gue Arel."

Keduanya mengangguk. "Santuy aja, Tuan Adhyatsa."

Arel mengangguk. "Thank's," ujar Arel berdiri dengan menyampirkan tas ransel ke pundak kanannya.

Dua curut itu langsung berdiri dan berjalan mengikuti Arel dari belakang untuk kembali ke kelas.

"Jamkos, rut?" tanya Ical ke Viska setelah sampai di kelas.

Viska menoleh dengan raut wajah sinis saat mendengar suara siapa yang ada dibelakangnya. "Yang lo panggil rut siapa njir?!"

"Lo, bego."

ARESHYA [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang