Apel pagi masih berlangsung di Antariksa School. Di lapangan sana, sudah banyak yang mengeluh kepanasan, bahkan sampai ada yang berpura-pura pingsan agar terselamatkan dari terik pagi matahari.Ashya yang sudah sampai di depan pintu bertuliskan 'Thariq Adhyatsa' lantas mengetuk pintu tersebut. Terdengar sahutan dari dalam, membuat Ashya mendorong pintu itu perlahan.
Ceklek
"Assalamu'alaikum." Ashya mengucapkan salam seraya membuka pintu lebih lebar.
Dari dalam sana, dua pasang mata— Thariq Adhyatsa dan Aliyah Arasy, menangkap sosok cantik dengan seragam OSIS lengkap dan kerudung putih yang tengah tersenyum lebar ke arah keduanya.
"Wa'alaikumsalam. Ashya!" Setelah membalas salam yang diucapkan Ashya, Thariq dan Aliyah bergegas menghampiri Ashya dan memeluknya dengan erat.
Setelah lumayan lama berpelukan melepas rasa rindu. Ashya bertanya,
"Ayah sama Bunda kok, disini?"Thariq terkekeh kecil. "Ya masak Ayah gak boleh dateng ke sekolah punya Ayah sendiri?" Thariq menggiring Ashya untuk duduk di sofa yang ia dan sang istri duduki tadi. Sedangkan Aliyah, ia menutup pintu dan langsung menyusul Thariq dan Ashya.
"Ya maksudnya, kok, Ayah gak ke kantor dan Bunda juga ikut Ayah gini."
Aliyah terkekeh. Ia mendudukkan diri disebelah Ashya, lalu berujar, "Kan spesial menyambut Princess Ashya."
Ashya terkekeh malu. "Ayah sama bunda apa kabar? Ada cerita apa aja nih, buat Ashya?" tanya Ashya basa-basi. Bingung ingin bertanya apa.
"Alhamdulillah, baik," jawab suami istri itu serentak.
"Kalau Ashya, gimana kabarnya?"
Ashya mengangguk. "Alhamdulillah, baik," jawabnya, "Cerita menarik apa aja nih, yang Ashya lewatkan?"
"Ashya mau diceritain apa? bagian mana? waktu kapan? pas ada siapa? dan waktu dimana?" tanya Aliyah beruntun.
"Pokonya waktu Ashya gak ada di Indonesia. Dan apa aja yang Ashya gak tahu tentang Ayah, Bunda, sama Zey waktu Ashya tinggal!" seru Ashya gemas sendiri. Uh, Zey pasti jadi balita yang cantik! batin Ashya.
"Kok yang ditanyain Ayah, Bunda, sama Zey doang? Anak Bunda yang satu lagi gak ditanyain nih?" goda Aliyah.
"Anak bunda yang satu lagi?" beo Ashya, "oh, yang kata Bunda laki-laki itu? Ashya kan, gak tahu dia siapa, ketemu aja gak pernah. Bunda sih gak mau ajak dia main ke rumah Ashya." Dan bahkan, kebingungan dan rasa canggung yang Ashya miliki sudah mulai hilang.
"Ashya gak tahu siapa anak Ayah?" tanya Thariq dan dibalas dengan gelengan Ashya.
"Kok Ashya belum tahu ya? Apa Mas Adi dan Fara gak ngasih tahu Ashya?" batin Aliyah.
"Kenapa Bun? Ayah sama bunda gak ngasih tahu tentang apa?" tanya Ashya kebingungan saat mendengar Aliyah membatin.
Thariq berdecak dan berucap dengan nada kesal, "Bunda ngebatin ya?"
Aliyah mencengir. Lupa. "Hehehe.. Iya Yah, tapi gak semua, kok. Bunda lupa kalau ada Ashya dengan sejuta kepribadiannya ada disini."
Ashya terkekeh kecil. Geli rasanya melihat pertengkaran kecil yang menurutnya menggemaskan itu.
"Ashya mau ketemu anak Bunda memangnya?" ujar Aliyah mengganti tema pembicaraan.
Ashya mengangguk mantap. "Iya dong, Bun. Selama tujuh belas tahun hidup, Ashya belum pernah ketemu sama anak Bunda yang laki-laki."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESHYA [End]
Novela Juvenil[END. Proses Revisi] [fOLLOW dulu sebelum membaca🙏🏻] GENRE: KOMEDI-ROMAN Balveriel al-Adhyatsa, tampan, dingin, tinggi, ja- lebih singkatnya dia seorang most wanted di sekolahannya. Arashya Alviera, gadis 17 tahun berperawakan manis, pintar, da...