Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salju pertama.
Mitosnya kalau sepasang kekasih pergi bersama disaat salju pertama turun, maka cinta mereka akan abadi dan hubungan mereka akan berakhir bahagia.
Mitosnya seperti itu.
Meskipun kami bukan sepasang kekasih, aku ingin mempercayainya. Bahkan mengamini dengan keras. Hari ini, tepat saat salju pertama turun, aku sedang bersama Ten. Jantungku berdebar cepat saat mengingat mitos yang sering dibicarakan teman-temanku akhir-akhir ini. Sungguh, aku ingin itu bukan sekedar bualan semata.
Tadi pagi seniorku itu berhasil mengejutkanku dengan kehadirannya di rumah. Ia bahkan terlihat berbincang santai dengan Jiyong oppa saat aku menghampirinya. Dia bahkan meminta ijin pada Jiyong oppa untuk mengajakku keluar tanpa menanyakan padaku terlebih dahulu.
Lagipula tanpa perlu bertanya, aku akan tetap mengikutinya bahkan ke altar sekalipun. Hehe.
Tadinya aku pikir dia akan membawaku ke salah satu cafe dan menghabiskan waktu disana. Tapi, ternyata Ten mengajakku ke studio baru miliknya. Studio tempat dia melukis dan menyimpan hasil karyanya yang selalu membuatku takjub. Bahkan saat ini Ten sedang disibukkan dengan persiapan pameran yang akan diselenggarakan kampus bulan depan. Ten tidak hanya tampan, tapi ia juga pintar dan jenius. Selain mahir dalam seni lukis, ia juga hebat dalam seni musik. Selain bisa memainkan alat musik, suaranya saat bernyanyi berhasil membuat madu keluar dari telingaku.
Oke. Aku berlebihan. Tapi suaranya saat bernyanyi memang sangat candu ditelinga. Aku tidak bohong.
Kami baru saja sampai saat salju pertama turun, Ten sempat memekik girang saat telapak tangannya berhasil bersentuhan dengan kepingan salju. Dia bahkan memintaku untuk memotretnya yang sedang menikmati salju sembari berpose tampan. Ia terlihat bahagia seperti anak kecil yang baru saja diberikan permen.
Salju masih berjatuhan dengan cantiknya saat aku selesai mengabadikan Ten dengan kamera. Udara terasa dingin, tapi hatiku menghangat melihat Ten yang asik membuat bola salju disana. Aku membuka telapak tanganku, menunggu satu kepingan jatuh di atasnya.
Untuk kali ini saja, bisakah aku meminta keajaiban dari salju pertama?
