Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia lulus.
Objek favoritku lulus.
Ten-ku lulus.
Dasar. Bagaimana bisa aku menyebutnya 'Ten-ku' sedangkan kami hanya berteman, teman yang kebetulan selama beberapa bulan ini menjadi dekat. Entahlah, aku benar-benar tak ingin berharap banyak. Bisa berkenalan dan menjadi dekat sebagai teman, itu sudah lebih dari cukup.
Aku masih memandangnya dalam diam, dan tak lupa mengabadikan saat-saat terakhirnya di sekolah dengan seragam sekolah. Momen yang tak ingin ku lewatkan. Dia terus memberikan senyum cerahnya ketika beberapa adik kelas dan juga temannya memberikan selamat, bahkan ada dari mereka yang memberikan bouquet bunga cantik sebagai hadiah.
Entahlah aku bingung harus bagaimana, disatu siai aku merasa senang dia berhasil lulus dan diterima di universitas pilihannya. Tapi disisi lain aku sedih karena tidak akan menemukan sosoknya di sekolah yang biasa aku abadikan sembunyi-sembunyi dengan kameraku.
Tidak ada yang bisa menjamin kami bisa bertemu lagi, menghabiskan waktu bersama atau sekedar mengobrol sampai lupa waktu. Meskipun Ten menjamin kami akan tetap saling berkomunikasi, tapi jujur saja aku tidak ingin banyak berharap. Suasana universitas tentu saja berbeda, dia akan memasuki dunia baru, bertemu teman baru, atau mungkin pacar baru?
Ya, Tuhan. Memikirkannya sangat membuatku kesal. Rasanya aku ingin lulus saat ini juga. Aku bahkan sudah gelisah dan susah tidur sejak seminggu yang lalu. Memikirkan Ten akan menjadi seorang mahasiswa membuatku cemburu. Pasti di kampus nanti dia akan sangat mudah mendapatkan perhatian teman atau bahkan seniornya. Aku tidak rela.
Sekarang aku hanya berharap tahun terakhirku berjalan dengan cepat, secepat aku jatuh cinta padanya. Aku sudah tidak sabar menyusulnya ke universitas dan jurusan yang sama.
