18📸

481 114 23
                                    

Nyatanya sekuat apapun aku berusaha dan sejauh apapun aku berlari, aku takkan pernah benar-benar bisa menghindari seorang Ten Lee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyatanya sekuat apapun aku berusaha dan sejauh apapun aku berlari, aku takkan pernah benar-benar bisa menghindari seorang Ten Lee. Aku sadar, karena bagaimana pun juga dia sudah menjadi seseorang yang sangat ku sukai sejak bertahun lamanya. Cinta pertama yang bahkan tidak pernah bisa ku raih sampai dengan detik ini. Mungkin memang benar seperti yang sering ku dengar dari teman-temanku. Kalau kisah cinta pertama takkan pernah berhasil.

Bukan Doyoung, melainkan Ten yang menjemputku siang tadi. Padahal aku dan Doyoung berencana akan ke toko buku menemani pemuda itu mencari referensi buku untuk tugasnya. Awalnya aku mencoba mengabaikan Ten, berpikir bahwa dia berada disana karena ingin menjemput Jennie yang memang satu jurusan denganku. Aku hanya sekedar menyapanya dan memilih menyibukkan diriku dengan ponsel. Tapi, itu tidak lama karena sedetik kemudian Ten merebut benda pipih itu membuatku menoleh padanya dengan wajah penuh tanya.

Tanpa berkata apapun dan menjelaskan apapun, Ten menarikku dan menyuruhku masuk ke dalam mobilnya. Meskipun bingung aku tetap menurutinya. Wajah seniorku itu terlihat sedikit suram, entah kenapa tapi aku bisa menebak kalau terjadi sesuatu pada Jennie. Mungkin mereka sedang bertengkar, dan Ten membutuhkan teman untuk mendengar ceritanya.

Baiklah, aku akan menyediakan telinga dan pundakku untuknya hari ini. Meskipun setelahnya aku akan menangis seperti anak kecil seperti sebelum-sebelumnya.

Ku pikir kami akan ke studio atau cafe yang sering kami datangi, tapi rupanya hari ini Ten membawaku ke unit apartemennya. Memasuki apartemen itu membuatku kembali mengingat saat aku menemaninya mencari unit baru. Bahkan segala benda yang berada di apartemen itu aku yang menatanya, dan sampai tadi aku ke sana sama sekali belum ada yang berubah. Apa Ten belum mengajak Jennie ke sini?

Aku dibuat terkejut ketika melihat dua ekor kucing berlari menghampiri Ten saat kami memasuki ruang tengah. Ten menggendong keduanya, bahkan mencium mereka dengan sayang. Astaga, tadi itu benar-benar menggemaskan dan mampu membuatku tersenyum dengan lebarnya.

Ten bilang, dia sengaja menjemputku ke kampus karena ingin mengenalkan langsung Louis dan Leon padaku. Darinya juga aku tahu kalau Doyoung sudah ia kabari terlebih dahulu, pantas saja pemuda itu tenang dan tidak menerorku dengan pesannya. Sesuatu yang akan selalu Doyoung lakukan jika tidak mendapatiku di kampus.

Siang tadi kami makan bersama, Ten yang memasak dan aku yang hanya memperhatikannya. Aku dan memasak bukan suatu kombinasi yang bagus menurut Ten, yang bahkan tidak ku protes sama sekali. Karena aku pun menyetujui ungkapan itu.

Karena Ten yang memasak, maka aku dengan tau diri menawarkan untuk mencuci peralatan yang kami pakai. Dia pun menyetujuinya dan memilih bermain dengan Louis dan Leon di ruang tengah. Sesekal aku bisa mendengar suara tawa Ten, mungkin ia gemas dengan tingkah lucu kedua kucingnya.

Tadi setelah aku menyelesaikan urusanku di dapur, aku menemukan Ten yang tertidur dengan Louis dan Leon yang juga tertidur disisinya. Mereka terlihat menggemaskan, dan aku takkan rela melewatkan moment seperti ini. Dengan cepat aku meraih kameraku dimeja dan mengabadikan salah satu moment yang akan menjadi favoritku.

Aku terdiam sesaat memandangi hasil bidikanku, sampai kapan aku harus seperti ini? Aku sudah terlalu terbiasa sampai rasanya tidak lagi merasa ini salah. Padahal yang aku lakukan selama ini jelas-jelas salah. Astaga, sepertinya aku harus mulai berhenti dari sekarang.

Tidak seperti yang ku kira, nyatanya sepanjang sore tadi Ten tidak membicarakan Jennie sama sekali. Aku sempat bertanya padanya tentang hubungan mereka, dan hanya dijawab singkat olehnya. Mereka baik-baik saja. Ten bahkan memberitahuku kalau Jennie merencanakan liburan bersama ke Paris setelah pengumuman kelulusan mereka beberapa bulan lagi. Oh wow, entah kenapa aku tidak terkejut sama sekali. Hatiku pun tidak lagi terdengar retakannya seperti sudah siap dengan hal-hal seperti ini.

Kalau pun nantinya Ten dan Jennie akan berakhir di altar yang sama, aku takkan lagi terkejut. Aku akan bertepuk tangan paling keras dan mengucapkan selamat dengan lapang dada. Aku akan terus mendukung senior tampanku itu sekalipun harus menjadi wedding photographernya nanti.

Bukannya itu yang harus dilakukan seorang teman?

📷📷📷

SkylaR🍂

Picture of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang