Aku tidak mengerti.Kenapa dari sekian banyak tempat, kami harus bertemu di pesawat dan duduk bersebelahan? Apa ucapan tentang kebetulan diantara aku dan Ten masih berlaku? Aku benar-benar speechless saat melihatnya, dan dia pun begitu. Terlihat jelas diwajahnya.
Canggung? Tentu saja.
Aku merasa seperti pencuri yang tertangkap basah saat itu. Padahal aku tidak mencuri apapun, hanya saja memilih kabur dari sakit hatiku. Apa aku membencinya? Tidak. Kenapa aku harus membenci orang yang tidak memiliki perasaan yang sama denganku? Itu perasaannya, tidak ada yang bisa mengatur.
Saat melihatnya lagi, ada perasaan takut dan lega yang aku rasakan. Lega karena dia terlihat baik-baik saja dan semakin tampan. Takut karena dia telah mengetahui rahasiaku dari Doyoung. Kurang ajar. Ingatkan aku untuk memukul pemuda itu dengan keras!
Ten meminta maaf, dan itu membuatku bingung. Jika itu karena ia tidak membalas perasaanku, kenapa dia harus emminta maaf? Ayolah, dia tidak salah disini. Yang namanya perasaan, tidak ada yang bisa memaksa.
Ku pikir, itu hanya akan menjadi pertemua reuni antar kami. Nyatanya, pertemuan tanpa sengaja itu merupakan awal bagi Ten menunjukkan padaku kalau dia memiliki perasaan yang sama denganku. Ia bahkan rela pindah ke Australia demi berdekatan denganku. Astaga, aku nyaris pingsan dibuatnya. Padahal dia tidak perlu sejauh itu. Aku tidak ingin dia menyukaiku karena rasa bersalahnya dimasa lalu.
Hubungan kami membaik, kami seperti menebus semua waktu yang terlewati selama ini. Seperti mengulang adegan, aku kembali menemaninya di studio saat weekend atau hari libur, menghabiskan waktu di cafe dengan secangkir kopi favorit, mengunjungi perpustakaan kota bahkan bermain di game center. Aku merasa seperti menjadi anak sekolah kembali.
Kami dekat tanpa ada pernyataan cinta, aku pun terlalu takut untuk memulai hubungan dengannya. Saat Ten mengatakan untuk memberinya kesempatan dan percaya padanya, jujur saja aku tidak ingin berekspetasi apa-apa. Aku hanya mengiyakan, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Seiring berjalannya waktu, tanpa mendengar ungkapan romantis dari Ten aku bisa merasakan bagaimana perasaan pemuda itu padaku.
Sepertinya Ten tidak ingin dianggap hanya membual, dari pada sering mengucapkan hal-hal cheesy dia lebih memilih memperlihatkan dengan semua tindakannya. Seperti tiba-tiba menjemputku di kantor tanpa pemberitahuan, menyiapkan cemilan dan kantung kompres ketika aku sedang datang bulan, memijat pelan keningku saat aku lelah, atau sekedar membuatkan teh ketika aku sibuk dengan laporanku.
Bagaimana aku bisa melihat pemuda lain ketika Ten selalu bertingkah semanis itu padaku?
Lagi dan lagi, aku kembali jatuh pada pesona pemuda yang sama. Semoga kali ini hatiku tidak kembali patah dan hancur tak berbentuk. Diam-dian aku selalu berdoa setiap malam, meminta pada Tuhan agar kali ini kisahku berakhir happy ending. Aku tidak ingin patah lagi, aku ingin bahagia.
Aku yang saat itu baru saja sampai di apartemen, dikejutkan dengan kehadiran Doyoung, Kun, Jaehyun, Rose bahkan Jiyong Oppa. Mereka berteriak dan meniupkan terompet dengan heboh layaknya supporter bola. Belum lagi selesai dengan rasa terkejutku, Aku kembali dibuat terkejut dengan Ten yang saat itu sudah berlutut dan menatapku penuh sayang.
Seperti doa yang dikabulkan, seperti mitos yang menjadi kenyataan. Di malam dingin saat salju pertama turun di kota Perth, Ten melamarku.
📷📷📷
SkylaR🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
Picture of You
Fanfiction"Every picture tells a story..." Another story of Ten and Lisa Alternative Universe Happy Reading! ©️SkylaR🍂