20📸

661 118 36
                                    

Sudah tiga hari sejak aku bertengkar hebat dengan Ten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga hari sejak aku bertengkar hebat dengan Ten. Aku bahkan masih ingat bagaimana wajah panik Doyoung saat melihat kondisiku yang berantakan dan wajahku yang basah karena air mata. Bukannnya berhenti, aku semakin menangis begitu mobil Doyoung memasuki pekarangan rumahku. Doyoung bahkan harus menemaniku yang tidak juga berhenti menangis, dan itu membuat Jiyong oppa yang berada di rumah menatapku khawatir.

Hari ini aku memutuskan untuk menemui Ten, dan menjelaskan semua padanya. Aku ingin kami berbaikan dan menjadi dekat seperti dulu meskipun dengan status yang berbeda. Setelah aku pikir-pikir, wajar saja jika Ten marah. Aku memblokirnya tanpa ada kejelasan dan menghindarinya seolah-olah dia telah melakukan kesalahan. Padahal semua ini bermula dari perasaanku yang sama sekali tidak Ten tahu. Sangat wajar jika dia menjadi bingung dan marah karena sikapku.

Tadi sore setelah menyelesaikan jadwal kuliah, aku bergegas menuju studionya berdasarkan informasi yang ku dapat dari Kun. Aku pergi dengan perasaan yang senang, membayangkan kami akan berbaikan dan kembali seperti dulu membuatku bersemangat. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya dan memeluknya erat. Aku merindukan Ten. Dia pasti akan terkejut melihat kedatanganku.

Aku seperti pencuri yang mengendap-endap karena berniat mengagetkannya, aku bahkan sudah siap dengan kamera ditanganku ingin mengabadikan wajah terkejutnya. Setelah memastikan Ten berada di dalam, aku membuka pintu studio itu dengan perlahan dan melangkah masuk dengan senyuman lebar diwajahku. Aku terlalu bersemangat sampai rahangku terasa pegal karena terus tersenyum.

Tepat saat aku mengangkat kameraku dan bersiap mengagetkannya, saat itu juga jantungku serasa jatuh sampai ke dasar. Hanya berjarak beberapa langkah, aku bisa melihat dengan jelas bagaimana Ten sedang berciuman panas dengan Jennie yang terkurung di bawahnya. Aku terdiam, tubuhku terasa kaku, air mata mengalir dari sudut mataku.

Hatiku? Tidak perlu ditanyakan lagi. Jawabannya sudah pasti. Hancur detik itu juga.

Karena mendengar suara benda terjatuh, Ten menghentikan aktifitas panasnya. Wajahnya seketika pucat pasi saat melihatku berdiri tidak jauh darinya. Hatiku terlalu sakit untuk mengabaikan apa yang baru saja aku lihat. Telingaku seakan tuli saat Ten terus memanggil namaku, dia bahkan mengguncang tubuhku berkali-kali tapi aku seakan kehilangan kemampuanku untuk bergerak. Bahkan untuk berbicara pun terasa sulit, yang bisa ku lakukan hanyalah menangis dalam diam.

Aku masih terdiam pada posisiku, menatap nanar pada kameraku yang sudah tidak berbentuk. Kamera yang selalu ku gunakan untuk mengabadikan tingkah Ten, kamera yang selalu ku bawa, kamera yang menjadi saksi bisu perjalanan cintaku kini hancur berkeping-keping sama halnya dengan hatiku yang hancur tak bersisa.

Ah, jadi begini akhirnya?

Seharusnya aku tidak pernah memulai semua kegilaan ini. Aku terlalu naif mempercayai bahwa dia juga memiliki perasaan yang sama denganku.

Apa yang sebenarnya aku harapkan?

Dasar bodoh.

Dan foto ini, foto saat aku menemaninya mencari apartemen baru akan menjadi foto terakhirku di album ini.

📷📷📷

SkylaR🍂

Notes:
Selesai.
Makasih teman-teman yang sudah nyempetin mampir, baca, vote dan juga komen.
Kalian keren deh.
Sampai ketemu dicerita selanjutnya yaaa :3

Ps.
Masih ada epilog.
Jangan emosi dulu hehe
Mau malam ini atau besok saja?

Picture of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang