Ten Lee

637 107 9
                                    

Aku kehilangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku kehilangannya.

Aku kehilangan Lalisa.

Gadis itu seperti menghilang ditelan bumi setelah malam dimana dia mengunjungi studioku secara mendadak. Malam dimana dia melihatku bercumbu dengan Jennie Kim. Sialan. Hatiku berdenyut nyeri jika kembali mengingat malam dimana untuk pertama kalinya aku melihat Lalisa menangis.

Lalisa yang hanya diam ditempat tanpa sepatah kata pun, wajahnya yang datar tanpa ekspresi dan matanya yang terus mengeluarkan air mata mampu membuat dadaku terasa sesak seperti sedang dihimpit bongkahan batu. Dia terlihat seperti baru saja melihat hantu, untuk pertama kalinya aku merasa takut entah apa penyebabnya.

Aku yang tidak bisa menghubunginya bahkan nekat bertamu ke rumah Lalisa hanya untuk bertemu dengannya, nyatanya tanpa sepengetahuanku Lalisa memilih pindah ditahun ketiganya kuliah. Satu fakta yang berhasil menghantam kewarasanku.

Rahangku nyaris bergeser saat Doyoung melemparkan satu pukulan dipipiku. Darah segar mengalir dari sudut bibirku, kepalaku bahkan terasa pusing untuk sesaat. Pukulan itu jelas pukulan terkuat yang Doyoung berikan. Aku tidak mengelak, karena entah kenapa aku merasa layak untuk mendapatkannya.

Nyatanya, itu memang harga yang harus aku bayar untuk membuat sahabatku itu membuka mulut tentang keberadaan Lalisa. Ia bahkan mengatakan gadis itu memintanya untuk tetap merahasiakan dariku. Untuk sesaat hatiku kembali terasa nyeri, apa kini Lalisa membenciku?

Dari Doyoung aku tahu semuanya, tahu apa yang telah ditutupi gadis itu selama ini. Ternyata aku terlalu bodoh untuk bisa menyadari semuanya. Bahkan untuk menyadari perasaanku sendiri, aku harus kehilangannya terlebih dahulu. Dasar bodoh. Aku bodoh.

Hari-hariku tanpa Lalisa terasa berbeda dan kosong. Aku membenci hari-hariku tanpa Lalisa. Aku merindukan Lalisa. Aku ingin Lalisa. Aku menyukai Lalisa.

Bertahun-tahun aku menjalani hidup dalam sendiri, terus berharap untuk bisa bertemu dengan Lalisa. Meminta maaf dengan benar, menebus semua salahku dengan kesempatan kedua. Dan aku berharap Lalisa memberikan itu padaku.

Rasa kehilangan itu terus mengikutiku, aku seolah hidup dalam bayangan, aku tidak lagi melukis, aku seperti manusia yang kehilangan arah. Karena tanpa ku sadari nyatanya tujuanku selama ini Lalisa, sekalipun kini aku tidak mengetahui kabarnya, bagaimana keadaannya dan dimana dia sekarang.

Tapi entah karena Tuhan mengasihaniku atau memang menjawab semua doaku, malam itu aku bertemu dengannya. Pertemuan tanpa sengaja yang terjadi didalam pesawat. Pertemuan yang nyaris membuatku berteriak karena sosoknya. Pertemuan yang selama ini aku harapkan kini terjadi.

Dan saat itu juga aku berjanji takkan membiarkannya pergi lagi dari sisiku.

📷📷📷

SkylaR🍂

Picture of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang