Last Chapter 1 - The Truth

707 94 17
                                    

Flashback chapter BROKEN 2

Seokjin melangkah menuju tempat parkir restoran. Sebenarnya Seokjin masih tak ingin pergi, namun melihat ekspresi Namjoon membuat Seokjin tak tega untuk berlama-lama. Tolong jangan salahkan Seokjin, karna diapun tak tau harus bagaimana. Seokjin itu tak mudah jatuh cinta pada seseorang, karna itulah hatinya masih menolak menerima kenyataan bahwa dia telah jatuh pada pelukan Kim Namjoon, pemuda yang tak dikenalnya itu. Tidak, mungkin lebih tepatnya Seokjin tak bisa menjalani hari-hari seperti biasanya sebagai kekasih Namjoon. Hatinya belum siap untuk itu.

"Aaarrrghhhh......"

Tiba-tiba Seokjin mengerang kesakitan. Awalnya hanya sakit kepala biasa, namun berikutnya sakitnya makin tak tertahankan. Dengan langkah yang agak tertatih, Seokjin berusaha berjalan menuju mobilnya. Diremasnya rambutnya dengan kuat, kepalanya sungguh sangat sakit.

Napas Seokjin makin memburu ketika sudah sampai di mobilnya. Seokjin berusaha merogoh tasnya, mencari kunci mobil di dalam sana namun telinganya terasa berdengung keras, bahkan semakin lama semakin keras. Detik berikutnya pandangan Seokjin kabur, debaran jantungnya makin kencang tak karuan.

"Aaaahhhh...." Seokjin kembali mengerang kesakitan ketika sakit kepala itu tak terbendung lagi.

Pendengarannya mulai tak stabil, Seokjin hanya mendengar suara dengungan tak jelas dan pandangannya makin kabur. Seokjin tak tahan lagi, detik berikutnya tubuh Seokjin jatuh keatas tanah. Seokjin tidak kehilangan kesadarannya, dia masih terjaga. Seokjin kembali mengatur napas, penglihatan yang tadinya kabur kini membaik. Sakit kepala yang tadi pun agak mereda meskipun tak sepenuhnya membaik. Seokjin kembali stabil dan pulih, dan seketika bibir merah muda itu bergetar menahan tangis.

"Namjoon? Astaga.. Aku harus bagaimana?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seokjin masih duduk diam di dalam mobilnya. Otaknya masih menyusun semua potongan-potongan ingatan yang kini telah kembali. Ya, kini ingatan Seokjin telah pulih, setelah sebelumnya sempat normal dan membawanya pada masa dia kuliah dulu. Seokjin sempat melupakan bahwa dia kini berada di masa lalu, dan jiwanya yang sekarang adalah jiwanya di masa depan.

Tapi mengapa? Mengapa ingatannya sempat kacau? Apakah ini efek dari dirinya yang kembali di masa lalu? Bagaimana jika Seokjin terjebak dalam ingatan masa lalunya selamanya dan melupakan bahwa dia sebenarnya berada di masa lalu untuk mendapatkan Namjoon-

Ah.... Benar juga. Namjoon. Apa yang harus Seokjin lakukan sekarang? Seokjin baru saja memutuskan hubungannya dengan Namjoon. Ini tidak boleh terjadi, Seokjin harus mengejar Namjoon dan bicara padanya. Ya, benar. Seokjin harus-

Tapi tunggu dulu. Apa yang akan Seokjin katakan pada Namjoon? Seokjin sadar tindakannya pada Namjoon, dan sudah pasti Namjoon merasa dipermainkan dan itu wajar meskipun Seokjin tak bermaksud begitu. Seokjin harus bagaimana? Sudah pasti Namjoon tak akan mendengarkan penjelasannya.

"Kenapa harus seperti ini?" Seokjin menangis, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kenapa? Kenapa ingatannya harus kacau? Padahal Seokjin sedikit lagi akan mendapatkan Namjoon dan semua seolah hancur begitu saja. Masih segar dalam ingatan Seokjin bagaimana ekspresi kecewa Namjoon saat dia menolaknya, saat Seokjin tak mengenalinya. Seokjin merasa telah mengecewakan Namjoon untuk kesekian kali. Ingin rasanya Seokjin berlari mengejar Namjoon dan menceritakan semuanya pada kekasihnya itu, namun hal itu tak mungkin terjadi. Seokjin tak boleh memberitahu yang sebenarnya pada siapapun, itu adalah pantangannya. Jika Seokjin memberitahu seseorang mengenai hal itu, maka Seokjin akan kembali ke masa depan dan semua usahanya akan gagal.

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang