Dulu Namjoon tak pernah ingin mengakui keindahan Seokjin. Wanita itu berada diluar jangkauannya meskipun setiap hari orang-orang tak berhenti membicarakannya. Namjoon tak pernah mau berada dilingkaran milik Seokjin, menurutnya itu tak perlu dan tak terpikirkan oleh Namjoon.
Sejak Seokjin masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya 10 menit yang lalu, Namjoon kembali berdebat dengan dirinya sendiri. Namjoon duduk ditepi ranjang sambil memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Harus berapa kali Namjoon mengingatkan dirinya agar tak terjebak dengan Seokjin? Dan harus berapakali pula Namjoon mengingatkan dirinya bahwa dia sudah jatuh dalam pesona Seokjin? Namjoon sudah kalah, entah apa maksud Seokjin datang dalam kehidupannya,sesekali mempermainkan perasaannya termasuk kali ini, Namjoon akan kembali pada Seokjin dan itu membuat Namjoon kesal. Apa ada cara menolak Seokjin? Lalu mengapa Namjoon harus menolak? Itu karna harga diri seorang Kim Namjoon yang terlalu tinggi.
Namjoon kembali menatap Seokjin yang baru keluar dari kamar mandi, menggunakan jubah mandi milik Namjoon. Wanita itu hanya berdiri diam disana, sedangkan Namjoon hanya menatap Seokjin dari tempat yang sama, sebelum akhirnya berjalan menghampiri Seokjin dengan baju kaos oversized miliknya ditangan kanannya. Namjoon memberikan baju kaos berwarna putih itu pada Seokjin, namun Seokjin tak menerimanya. Seokjin hanya menatap Namjoon mengabaikan baju kaos itu.
Namjoon menghela napas, sedetik kemudian Namjoon membuka ikatan bathrobe Seokjin, membuat bathrobe itu terlepas dari tubuhnya. Seokjin tak bereaksi sama sekali ketika tubuhnya tak berbalutkan apapun, sama halnya dengan Namjoon yang memakaikan baju kaos pada Seokjin dengan ekspresi yang susah ditebak. Namjoon mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambut Seokjin yang masih basah, masih tanpa suara. Kedua insan itu berdiri berhadapan tanpa kata sejak tadi.
"Aku akan mencuci bajumu, sebelum itu kuharap kau nyaman menggunakan bajuku." Kata Namjoon sambil berjalan masuk kedalam kamar mandi, mengambil baju basah milik Seokjin dan meletakkannya kedalam mesin cuci di dekat dapur.
Seokjin masih berdiri disana, diam menunggu Namjoon yang masih berada diruang cuci. Mata Seokjin melirik Namjoon yang kembali masuk kedalam kamar dengan sepiring sandwich ditangan kanannya. Namjoon meletakkan sandwich itu diatas mejanya.
"Kau sudah makan? Aku hanya punya sandwich." Tanya Namjoon pada Seokjin.
Namjoon kembali tak mendapatkan jawaban.
"Seokjin?"
"Kau tak tanya kenapa aku kemari?"
Namjoon terdiam, setelah sekian lama Seokjin akhirnya bersuara dengan pertanyaan yang langsung membungkamnya.
"Kau tak tanya kenapa aku pulang dengan Ken? Kau tak meminta penjelasanku? Kau tak mau tau apa yang kami bicarakan tadi? Kau bahkan tidak menghubungiku sejak pulang tadi?"
"Aku hanya menghindari perdebatan."
"Kau tak penasaran, atau tak mau tau?"
"Seokjin,"
"Namjoon, bagaimana caranya agar kau menyukaiku?"
Lagi-lagi Namjoon terdiam, bukan karna pertanyaan Seokjin, melainkan karna cairan bening yang sudah membasahi pipi Seokjin. Namjoon menghela napas kasar, dikepalnya tangannya erat karna kepalanya sangat pusing. Demi apapun juga Namjoon tak ingin seperti ini! Namjoon bingung, Namjoon tak mengerti apakah wanita dihadapannya ini serius atau hanya mempermainkannya? Bagaimana bisa Namjoon menilai jika Seokjin seperti ini? Namjoon hampir gila rasanya.
"Kau terus mengatakan menyukaiku, tapi kau terasa begitu jauh. Terkadang kau susah digapai dan terkadang kau datang dan memperlakukanku seperti tak ingin kehilangan seperti sekarang. Kau mempermainkanku Kim Seokjin! Kau membuat aku gila!" Teriak Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To The Past
FanfictionTentang Kim Namjoon, bintang genius kampus yang dibuat bingung dan dilema oleh sang Ms. Perfect Kim Seokjin yang mengejar dirinya. Namjoon tak tertarik bahkan menyukai Seokjin, karna sang primadona kampus itu bukan tipenya. Setidaknya itu tanggapan...