Seokjin Point Of View

634 88 16
                                    


12 Februari 2016

Hari ini, hari pertama di masa lalu ku. Setelah menyesuaikan diri dengan semua kejanggalan ini, aku memutuskan untuk pergi ke pesta Ravi dengan Ken. Ya, aku masih mengingat wajah menggemaskan Namjoon ketika kami bertemu pandang di tepi kolam, how cute! Aku tak bisa mengendalikan diriku, dan aku kehabisan akal. Aku tak tau alasan yang tepat untuk mendekati Namjoon saat itu, jadi aku memutuskan untuk menghampirinya tanpa pikir panjang. Tak masalah jika aku harus mendekati Mingyu untuk ini. Dan aku hampir lupa, Namjoon di masa kuliah sangat berbeda, dia ketus sekali dan dia memandangku seolah aku ini jalang yang mengincar Mingyu tanpa basa-basi. Wajar saja, dulu semasa kuliah kami tidak pernah bertegur sapa. Aku sama sekali tidak tau kepribadiannya seperti apa. Tapi aku tidak peduli, karna aku hanya menginginkannya.

13 Februari 2016

Aku tak bisa menghindari Ken. Dia terus mengatakan kalau aku ini aneh sejak semalam. Aku mungkin bisa mengelabui yang lain tapi tidak dengan Ken. Ken tak berhenti bertanya mengapa aku tak jadi kuliah di London. Wajar saja, karna ini begitu mendadak, dan bisa dikatakan aku kembali di saat yang tidak tepat. Aku berusaha meyakinkannya bahwa aku telah berubah pikiran dan akan tetap melanjutkan study di Big University.

Kala itu masih pagi, dan saat itu aku memutuskan untuk menunggu Namjoon di perpustakaan. Namjoon selalu bilang bahwa dia sangat suka berada di perpustakaan semasa kuliah dulu. Aku harus bicara berdua dengannya, dan tebakanku memang benar, dia ada disana dan ohhh.... Dia terlihat sangat tampan dan baik-baik saja. Semua nya sempurna kecuali fakta bahwa dia baru saja berpelukan dengan Jein, dan dia sedang melambaikan tangannya pada kekasihnya itu. Wajah Namjoon yang tersenyum membuatku muak, tapi aku tidak boleh seperti ini. Ini adalah kenyataan pahit yang memang harus kuterima. Karna saat ini Namjoon memang bukan milikku.

Aku memutuskan untuk menyapanya dan itu membuatnya terkejut seperti biasanya. Aku mengerti, karna semasa kuliah kami tak pernah bertegur sapa sama sekali. Disepanjang percakapan kami, Namjoon terus mengungkit perihal Mingyu. Dia bicara seolah-olah aku ini adalah jalang kehausan lelaki yang akan memulai aksinya sebentar lagi. Aku hanya membiarkannya mengatakan apapun yang ingin dia katakan, hingga akhirnya aku mulai menyinggung Jein dalam percakapan kami. Aku tak bisa menahan tawa ketika Namjoon mengatakan  bahwa Jein adalah wanita yang baik dan seorang gadis impian. Oh ayolah Namjoon, setahuku Jein itu menjalin hubungan gelap dengan Ravi, aku mengingatnya cukup jelas karna Mingyu mendengarnya sendiri dari Ravi, dan itu sudah menjadi rahasia umum diantara kami. Namun dulu aku tak begitu peduli, karna aku tak tertarik dengan Namjoon sama sekali. Tapi apapun itu, aku tak ingin menjadikan hal itu sebagai alasan untuk mendapatkan Namjoon. Aku akan mendapatkan Namjoon dengan caraku sendiri.

Aku memutuskan untuk menggoda Namjoon sekali lagi. Aku menghampirinya ketika makan siang, dan wajah terkejutnya benar-benar membuatku terhibur! Namjoon terlihat tak senang ketika aku menyapa Mingyu, bahkan dia menawarkanku untuk bercinta dengan Mingyu di toilet. Aku tau Kim Namjoon dengan mulut brengseknya, tapi dia terlalu tampan untuk kubenci. Perbincangan kami cukup menyenangkan, hingga akhirnya Jein tiba-tiba saja datang dan merusak suasana. Dia mempertanyakan eksistensiku saat itu diantara mereka. Astaga, Jein ini membuatku tertawa. Aku bahkan sama sekali tidak menganggapnya sebagai ancaman, dan bukan urusanku jika dia menganggapku seperti itu kan? Good luck Jein, karna aku sama sekali tidak ingin terlibat denganmu. Waktuku sangat terbatas. No time for your bullshit.

14 Februari 2016

Ken terus menanyakan perihal London padaku, dan aku masih berjuang untuk meyakinkannya bahwa aku ingin di Big University. Tidak hanya Ken, tapi Jungkook dan Yugyeom juga. Mereka bahkan mulai menanyakan sifat anehku kemarin yang tiba-tiba saja menghampiri Namjoon dan teman-temannya. Ken mengira aku akan bermain-main seperti biasa dan Namjoon adalah tagetku selanjutnya. Aku hanya bisa menjawab seadanya, karna bagaimanapun juga aku tak bisa memberitahu mereka apa yang terjadi  sebenarnya. Dan aku juga harus ingat bahwa itu adalah persyaratan dari semua ini. Jika ada yang tau kebenarannya, maka aku akan kembali lagi ke masa depan tanpa bisa memperbaiki semuanya dan kesempatanku hilang.

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang