Namjoon POV
Aku sedang membaca buku seperti biasa. Aku tak memilih perpustakaan seperti biasanya karna aku sedang malas berada disana. Aku lebih memilih duduk didekat taman samping kampus, apalagi ini sudah pukul 4 sore, suasananya sangat mendukung. Aku melayangkan pandanganku kedepan, kearah lapangan rugby yang sedang ramai. Para pemain tim universitas yang bertubuh kekar itu sedang berlatih menghadapi turnamen antar universitas bulan depan. Eunha juga terlihat melambaikan tangannya padaku dari kejauhan, aku membalasnya dengan anggukan pelan. Dia sedang berlatih juga dengan tim cheerleaders nya yang berisik itu. Ya, tentu saja kedua tim itu memang sudah satu paket sejak dulu.
Pandanganku terhenti pada sosok Kim Seokjin yang sedang berjalan mendekati lapangan dengan Jeon Jungkook disampingnya. Sinar matahari sore membuat rambut kecoklatan panjangnya itu semakin bersinar. Hembusan angin sore juga ikut membelai rambutnya, membuat kecantikannya makin membuatku gila.
Tunggu dulu. What the hell? Aku pasti sudah gila, untuk apa aku memikirkan hal itu? Mata dan otak ku tak bisa bekerja sama. Mataku tak bisa menolak untuk tetap melihat wanita itu. Aku tau aku bukan satu-satunya pria yang sedang menatapnya kagum saat ini. She look so hot and she knows that. Dia memang suka menebar pesona, melihat para lelaki jatuh dalam pesonanya adalah suatu kepuasan tersendiri baginya. Huh, dasar playgirl.
Aku meletakkan buku ku diatas bangku, tenggorokanku agak kering sekarang. Setelah kuingat lagi, aku belum minum sejak siang. Mungkin sebotol orange juice di finding machine koridor gedung bisa meredakan hausku sedikit.
Jantungku nyaris copot ketika seseorang tiba-tiba saja menarik pergelangan tanganku dengan kasar. Aku hampir saja menghajar orang itu namun kuurungkan ketika melihat sosok yang kini sedang menarik tanganku itu.
"Jein?"
Jein tak menjawab, dia tetap menarik tanganku, menuntunku kesuatu tempat dengan langkah memburu. Aku hanya mengikut saja, melihat kemana dia akan membawaku.
Jein membawaku ke ujung koridor disamping toilet. Tempat itu memang agak tertutup dan sepi. Jein langsung menyandarkan punggungku ketembok dan tanpa basa-basi langsung mencium bibirku dengan kasar. Aku terkejut, tak menyangka Jein akan tiba-tiba seagresif ini. Jein juga membuka kancing jaketku dan meraba punggungku dengan sensual. Tentu saja aku tak menolak ciuman Jein. Untuk apa? Dia kekasihku bukan? Lagipula kami sudah sering melakukan ini, bahkan lebih dari ini.
"Oh astaga, maaf aku kira tak ada orang.."
Aku langsung melepaskan ciumanku ketika mendengar suara seseorang. Aku menatap Jeon Jungkook yang sedang berdiri dengan Kim Seokjin disampingnya. Sejak kapan mereka ada disana? Kedua nampak terkejut.. ah tidak, mungkin hanya Jungkook, Seokjin tak terlihat terkejut sama sekali dan hanya tersenyum seperti biasa.
"Tidak apa, kami akan melanjutkannya begitu kalian pergi." Kata Jein yang kini kembali mengalungkan tangannya pada leherku, sambil mematap Seokjin dengan tatapannya yang sulit kuartikan. Apa aku sudah melewatkan sesuatu?
"Aku tak tau jika ada tempat seperti ini, maaf ya. Ayo Jungkook." Kata Seokjin sambil menarik tangan Jungkook.
"Benarkah? Semua orang tau tempat ini, apa kau tak pernah kesini dengan mantan pacarmu?"
Aku langsung menatap Jein. Mengapa dia harus mengatakan itu? Mengapa dia selalu ingin memulai perdebatan dengan Seokjin? Seokjin terlihat tak peduli, namun Jungkook merasakan hal yang sebaliknya. Jungkook terlihat kesal dan segera berbalik menatap Jein.
"Kau bilang apa barusan?" Kata Jungkook sambil memicingkan matanya menatap Jein, melupakan statusnya sebagai yunior Jein.
"Jungkook, ayo pergi. Tidak usah pedulikan dia." Kata Seokjin tanpa memandang Jein sedikitpun
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To The Past
FanfictionTentang Kim Namjoon, bintang genius kampus yang dibuat bingung dan dilema oleh sang Ms. Perfect Kim Seokjin yang mengejar dirinya. Namjoon tak tertarik bahkan menyukai Seokjin, karna sang primadona kampus itu bukan tipenya. Setidaknya itu tanggapan...