Manis, itulah yang dirasakan Namjoon akhir-akhir ini. Nyaman, karna hatinya telah memutuskan untuk berlabuh pada Seokjin. Setelah sekian lama ragu pada dirinya sendiri dan juga pada Seokjin, Namjon akhirnya memutuskan untuk membuka bahkan menyerahkan hatinya sepenuhnya pada Seokjin. Katakan saja bahwa Namjoon telah jatuh cinta dan Namjoon harus mengakui itu. Berpuluh tahun hidup namun baru kali ini Namjoon merasa bahwa hatinya telah benar-benar dimiliki orang sepenuhnya.
Setiap hari dilalui Namjoon bersama Seokjin. Segala keraguan dan pemikiran aneh disingkirkan oleh Namjoon karna pemuda itu yakin bahwa Seokjin memang hanya mencintainya. Tak ada alasan lagi untuk meragukan hal itu, karna Namjoon sudah melihat buktinya berkali-kali. Untuk apa mempersulit diri dengan berbagai macam pikiran negatif? Jalani saja apa yang ada saat ini.
"Berhenti tersenyum, noona sudah seperti orang gila." Kata Yugyeom yang sejak tadi sibuk melirik Seokjin yang tak berhenti tersenyum, mengabaikan makan siangnya yang masih tertata rapi di atas meja.
"Noona dengar aku?" Yugyeom kembali berseru untuk kedua kali, namun hanya mendapat respon tatapan sebentar dari Seokjin yang akhirnya meraih sendok dan mulai menyantap makan siangnya.
"Nanti malam aku ada dinner dengan Namjoon, aku tak sabar." Ucap Seokjin yang kembali tersenyum.
Yugyeom menghela napas, menatap Seokjin yang sungguh sangat-sangat bahagia. Semenjak bersama Namjoon, Seokjin berubah drastis. Kepribadiannya seolah berubah menjadi lebih humble, selalu tersenyum, meskipun dia sudah jarang bergabung karna terlalu banyak menghabiskan waktu dengan Namjoon.
"Setidaknya mengobrol lah denganku, kita kan hanya berdua. Jaehwan hyung sedang diluar kota, dan Jungkook ada kelas tambahan."
"Maafkan aku ya." Ucap Seokjin sambil mencubit pipi Yugyeom dengan gemas, membuat sipemilik terkekeh pelan.
"Tapi noona benar-benar jatuh cinta ya sekarang. Bukan, noona adalah budak cinta Namjoon hyung."
Seokjin melirik Yugyeom dengan tajam, "Kau dan aku sama saja tau. Kau juga budak cinta Jungkook!" Jawab Seokjin tak terima.
Yugyeom langsung tertawa, "Baiklah, kita berdua sama kalau begitu. Eh, noona mau kemana?" Tanya Yugyeom ketika menatap Seokjin yang sedang berberes, memasukkan barangnya ke dalam tas. Makan siangnya bahkan baru dihabiskan sedikit.
"Aku kan sudah bilang mau ketemu Namjoon di perpustakaan, aku mampir ke kantin hanya untuk membawakannya makan siang." Kata Seokjin sambil menenteng sebuah paper bag berisikan makan siang untuk Namjoon.
"Jadi noona duduk disini dan makan sedikit hanya karna kasihan melihatku sendiri, begitu?"
Seokjin mengangguk, "Tepat sekali. Aku pergi dulu ya!"
Seokjin mengusak rambut Yugyeom dan bergegas menuju perpustakaan. Yugyeom menghela napas, sahabatnya itu sepertinya tak mempedulikan apapun selain kekasihnya. Well, Yugyeom tak keberatan, jika itu membawa dampak positif untuk Seokjin maka tak masalah. Semoga saja kebahagiaan Seokjin bertahan lama, karna wanita cantik itu kesulitan mencintai seseorang selama ini, dan Namjoon tiba-tiba saja meruntuhkan hal itu dan mengambil hati Seokjin begitu saja.
^_^
Seokjin tersenyum lebar ketika melihat Namjoon yang masih serius membaca bukunya. Seokjin tau, jika Namjoon tak menghubunginya menjelang makan siang, maka kekasihnya itu pasti sedang membaca buku favoritnya dan sedang tak ingin diganggu. Bagi Namjoon, buku itu adalah hal yang utama dan teramat penting. Jika dia sudah membaca buku kesukaannya, maka tak ada yang bisa mengganggunya, dan pemuda itu juga tak akan mempedulikan apapun selain bukunya, dan Seokjin tau itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To The Past
FanfictionTentang Kim Namjoon, bintang genius kampus yang dibuat bingung dan dilema oleh sang Ms. Perfect Kim Seokjin yang mengejar dirinya. Namjoon tak tertarik bahkan menyukai Seokjin, karna sang primadona kampus itu bukan tipenya. Setidaknya itu tanggapan...