Our Ending

826 104 15
                                    

Ada istilah semua indah pada waktunya. Orang bilang Tuhan itu tidak pernah salah, dan waktuNya adalah yang paling tepat dan terbaik, dan kita tak bisa mengerti rencanaNya. Seokjin dahulu sangat meyakini itu, dia selalu berharap akan ada akhir yang indah untuknya. Terkadang akhir yang terbaik itu belum tentu sesuai dengan keinginan kita, terkadang bertolak belakang dengan keinginan kita, namun sudah pasti itu yang terbaik dan sudah pasti yang terbaik adalah yang terindah. Entahlah, Seokjin hanya bisa menyakini bahwa saat ini dia sedang menikmati hidupnya yang 'indah'. Perlahan tapi pasti, Seokjin mencoba menata kehidupannya kembali.

"Astaga, kupikir aku akan terjebak dengan tongkat itu selamanya."

"Ken, sudah kubilang berhenti bicara begitu. Sedikit lagi kau sudah bisa berjalan normal! Iya kan, Tae?"

"Itu benar. Sebaiknya kau harus sering-sering terapi." Jawab Taehyung sambil membantu Jaehwan duduk di sofa.

Sudah hampir 2 tahun Jaehwan menjalani terapi, dan 5 bulan ini Jaehwan tinggal di rumah sakit khusus untuk terapi. Seokjin tak pernah meninggalkan sisi Jaehwan, apalagi sejak Jaehwan bisa melihat lagi dan kemudian mendapat kesempatan untuk bisa berjalan lagi. Seokjin akan melakukan apa saja agar Jaehwan bisa kembali normal, karna Seokjin tau ini karna kesalahannya di masa lalu. Ya, masa-masa yang sangat ingin Seokjin lupakan namun sepertinya mustahil.

"Jin? Kenapa melamun?" Jaehwan menatap Seokjin heran, sejak tadi wanita cantik itu melamun.

"Tidak apa. Oh ya, katanya Dokter Gina akan datang? Kau ada jadwal periksa dengan dokter Gina kan?"

Jaehwan menggeleng, "Dokter Gina mengundur jadwal, dia akan datang sehabis makan siang." Jawab Jaehwan.

Seokjin mengangguk, kemudian mengulas senyum samar "Hey Ken, dokter Gina itu masih single. Kalau kau mau, aku akan-"

"Stop! Hentikan omong kosongmu Jin, kau benar-benar membuatku kesal lama-lama, huh?" Ucap Jaehwan kesal, Seokjin hanya bisa tertawa puas.

"Omong kosong apanya? Seokjin benar. Kenapa kau tidak mau? Apa yang kurang dari dokter Gina?" Tanya Taehyung sambil menatap Jaehwan heran. Dokter Gina kan cantik?

"Iya kan? Sepertinya dokter Gina juga suka padamu Ken, tapi kau tidak pernah peka."

Jaehwan menghela napas. Selalu saja begini ketika Seokjin dan Taehyung datang berkunjung. Mereka pasti selalu membahas tentang salah satu dokter di tempat terapi itu, seorang wanita cantik bernama Gina. Mereka sangat menginginkan Jaehwan merespon dokter cantik itu yang terlihat memang menyukai Jaehwan.

"Aku ini cacat, aku menggunakan kaki palsu. Dan kaki ku yang satunya bahkan tidak normal. Mana mau dia? Sudahlah, berhenti menjodohkanku dengannya." Ucap Jaehwan.

Seokjin langsung memukul bahu Jaehwan sambil berteriak kesal, "Sudah kubilang berhenti menyebut dirimu cacat!"

"Hey sudahlah, jangan teriak, ini rumah sakit." Ucap Taehyung sambil berusaha menenangkan Seokjin.

"Tapi Seokjin benar juga. Kau ini kan Lee Jaehwan, semua tau latar belakang keluarga dan reputasimu. Semua wanita mengantri untukmu. Dan ya, kau ini tidak cacat. Tadi kau sudah bisa berjalan normal, ingat? Kaki palsu tidak usah dihitung. Memangnya kenapa dengan itu?" Sambung Taehyung.

Jaehwan hanya bisa tersenyum, selain menyebalkan, Seokjin dan Taehyung juga adalah penyemangat yang baik. Walaupun terkadang yang mereka katakan tidak masuk akal.

"Oh ya. Bagaimana? Apa kalian akan ikut reuni nanti?" Tanya Jaehwan.

Taehyung langsung melirik Seokjin, "Aku terserah Seokjin saja. Kalau dia pergi, aku juga akan pergi." Ucap Taehyung.

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang