Doubt??

789 134 11
                                    

Seokjin menyisir rambutnya sambil tersenyum lebar. Ditatapnya pantulan wajah cantiknya melalui cermin meja rias kamarnya. Seokjin merasa susah untuk tidak mengagumi parasnya sendiri, karena dia memang dasarnya sangat menawan.

"Kau mau kemana?"

"Omg Ken! Apa kau bisa mulai membiasakan mengetuk pintu kamarku?" Seokjin menatap Jaehwan yang sedang bersandar di pintu kamarnya, menatap Seokjin dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku tanya mau kemana?"

"Ke rumah Eunha."

Jaehwan terdiam. Oh, sejak kapan Seokjin akrab dengan gadis cheerleader itu?

"Kalian akrab sekarang?"

"Tidak, aku kesana untuk bertemu Namjoon. Mereka hang out disana dan rencananya akan nonton film bersama, dan mereka mengajakku." Jawab Seokjin sambil memilih beberapa cardigan yang cocok dengan bajunya.

Jaehwan menghela napas pelan kemudian berjalan menghampiri Seokjin.

"Jin, belakangan ini kau aneh."

Dahi Seokjin mengerut, menatap Jaehwan bingung, "Aneh? Aneh kenapa maksudmu?"

"Pertama, kau batalkan rencana kuliah di London yang kau sudah impikan bertahun-tahun secara tiba-tiba. Kedua, sifatmu memang agak berbeda dari biasanya. Ketiga, masalah  Kim Namjoon ini. Aku tak mengerti."

Seokjin tersenyum, kembali menatap Jaehwan sambil mengenakan cardigan coklat pilihannya.

"What about him Ken?"

"Kau serius dengannya?"

"Aku serius."

Jaehwan mendecak pelan, masih menatap Seokjin ragu, "Kau benar-benar aneh. Kau seperti orang lain, orang tuamu juga bahkan berpikir hal yang sama."

Seokjin menghela napas. Seokjin meraih tasnya lalu kemudian berjalan menghampiri Jaehwan dengan senyuman kecil diwajahnya.

"Tidak usah berpikir yang aneh-aneh. Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

"Aku tau. Aku hanya punya firasat buruk."

Seokjin terdiam sebentar, matanya mengerjap cepat, mencoba meredam kegugupan yang tiba-tiba melanda. "Fi-Firasat buruk? Tentang apa? Namjoon?"

"Aku bicara tentang dirimu, bukan hal yang spesifik."

Seokjin langsung tersenyum kaku, "Hentikan Ken. Berhenti berlebihan, sudah kubilang aku baik-baik saja. Ayo senyum untukku." Ucap Seokjin yang kemudian mencubit pipi Jaehwan sambil tersenyum lebar.

Seokjin kemudian berjalan keluar kamar sambil melambaikan tangan pada Jaehwan, membuat Jaehwan menggeleng pelan. Mudah-mudahan saja Seokjin baik-baik saja seperti katanya.



^_^






Namjoon POV

Aku menatap layar televisi di ruang tengah milik Eunha, tayangan TV di hari sabtu memang payah. Weekend ini kami memutuskan untuk berkumpul menonton film secara marathon. Aku tidak tau film apa yang akan kami tonton, katanya Hoseok yang memilihnya. Aku tak tau apakah mengajak Seokjin adalah pilihan yang tepat. Tentu saja bukan aku yang mengajak, tapi Hoseok. Dengan tak tau malu Hoseok menghubungi Seokjin untuk bergabung dengan kami. Well, i'm not bother to confirm cause i know that she doesn't interested to join us. Untuk apa Seokjin kemari? Dia pasti menghabiskan weekendnya dengan para sahabatnya dan teman kencannya yang-

Ah wait. I'm her boyfriend right? Ah benar juga. Aku masih tak terbiasa dengan itu. Kami sudah berkencan 2 minggu, dan semua masih terasa hambar.

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang