How about it?

770 128 10
                                    

Mungkin Namjoon sudah gila. Saat ini dia sedang duduk dikursi mobilnya sambil menatap wajahnya dipantulan spion mobil. Wajahnya terlihat agak kusam, kantung matanya menebal karna kurang tidur selama dua hari.

Sejak Namjoon melihat video dan foto dari Mingyu tentang Seokjin dan Taehyung, Namjoon mendadak insomnia dan tidak bisa fokus. Selama dua hari itu dia mengabaikan pertanyaan teman-temannya mengenai Seokjin. Namjoon juga menghabiskan waktunya di club setelah selesai kelas. Dia tak ingin berkumpul dikantin seperti biasa. Selama dua hari dia juga masih tak berhubungan dengan Seokjin.

Namjoon kesal, kesal sekali.

Berita tentang Seokjin dan Taehyung itu tidak masuk akal. Bukankah semua orang tau bahwa Seokjin dan Namjoon sedang berkencan? Mereka memang belum mengkonfirmasi dan mengklaim satu sama lain sebagai pasangan yang resmi dan semacamnya, tapi tetap saja bukan hal itu sudah diketahui banyak orang? Lalu apa ini? Mengapa semua orang mendukung Seokjin dan Taehyung? Apa mereka semua melupakan Namjoon? Bukankah Seokjin dan Taehyung seharusnya menerima hujatan karna berhianat?

Tunggu.

Berhianat? Apa iya? Tapi tunggu dulu. Apakah mereka berkomitmen? Bukankah Namjoon sendiri yang bilang-

"Argghhh.... damn it..." Umpat Namjoon sambil meremas rambutnya sendiri.

Namjoon tiba-tiba teringat ucapannya sendiri tempo hari. Tentang ucapannya pada Seokjin mengenai hubungan mereka yang sebatas saling menguntungkan. Apakah ini wajar? Kalau memang tak ada komitmen maka hal ini wajar terjadi. Namjoon tak perlu marah melihat komentar beberapa orang yang mengatakan bahwa Namjoon hanyalah selingan, dan Taehyung adalah pasangan yang sebenarnya. Menyedihkan memang, tapi mungkin itulah faktanya. Lalu untuk apa Namjoon kesal? Tak beralasan sama sekali.

Tapi tunggu dulu. Bukankah Seokjin ingin menghindari Taehyung? Bukankah karna itu dia menawarkan untuk berkencan? Ah benar juga, lalu apa ini? Apa benar Seokjin hanya mempermainkannya? Apa benar Namjoon hanya selingan saja?

Walaupun Namjoon hanya selingan, pantaskah ia marah? Sejak awal mereka memang hanya saling membutuhkan saja bukan? Dan Namjoon lah yang menegaskan hal itu.

Suara dering ponsel milik Namjoon seketika membuyarkan fokusnya. Namjoon segera melihat ponselnya dan membuka pesan baru disana.

"Kau dimana? Ada yang bilang jika Taehyung dan Seokjin saat ini sedang berduaan di ruang arsip. You will go check on her or not?"

Seperti itulah isi pesan singkat dari Hoseok. Namjoon terdiam beberapa saat sambil membaca pesan singkat dari Hoseok berulang-ulang. Berduaan? Apa yang mereka lakukan di ruangan yang hanya memiliki akses terbatas itu? Apa mereka make out?  Apa benar mereka melakukan itu?

Namjoon memejamkan mata sambil menghela napas panjang. Sudah cukup, dia tak ingin menjadi gila cukup lama. Namjoon melepas seatbeltnya lalu membuka pintu mobilnya. Dengan gusar Namjoon melangkah keluar dari mobil. Namjoon harus memastikan sesuatu.

^_^

Namjoon mengepalkan tangannya dengan erat sambil berjalan menyusuri koridor kampus. Sorot matanya terlihat mematikan, seperti binatang buas yang sedang menanti mangsanya. Namjoon segera membuka pintu ruangan arsip dengan kasar, kemudian melayangkan pandangan keseluruh ruangan yang selalu kosong itu. Dengan napas yang masih memburu karna menahan emosi yang bergejolak, Namjoon berusaha mencari keberadaan Seokjin diruangan itu.

"Seokjin?"

Namjoon langsung berjalan menghampiri sosok Seokjin yang sedang duduk di samping lemari sambil membaca sebuah buku. Sorot mata Seokjin langsung berubah ketika melihat Namjoon yang berjalan mendekatinya dengan ekspresi tak seperti biasanya.

Back To The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang