Seokjin mengerjapkan matanya pelan, menyesuaikan pandangan matanya yang terganggu oleh sinar matahari yang masuk melalui celah jendela kamar. Seokjin membuka matanya sambil menguap. Seokjin memandang dekorasi kamarnya yang bernuansa merah muda itu. Kamarnya terlihat sangat feminim, banyak bunga mawar dan dekorasi stroberi kesukaannya, very classic. Kamarnya yang bernuansa vintage itu memang selalu dirindukan Seokjin, sekarang kamarnya sudah bernuansa putih dan terkesan simple. Seokjin mungkin sekali-kali akan mendekorasi ukang kamarnya dan-
Eh tunggu dulu. Benar juga ya?
Seokjin langsung bangun dari tidurnya, menatap kamarnya yang full dekorasi pink dan bertema vintage. Apa-apaan ini? Bukankah ini kamarnya bertahun-tahun yang lalu jaman kuliah? Ini bukan kamarnya di apartemen, bukan sama sekali. Kapan dia kembali kerumah orang tuanya? Seingat Seokjin semalam dia masih tidur di apartemennya.
Seokjin langsung menyingkap selimutnya, segera membuka pintu kamarnya dan langkahnya otomatis berhenti ketika keluar kamar. Demi Tuhan ini memang rumah orang tuanya! Apa-apaan?
Seokjin berjalan menuju ruang makan, dan disana ada Nyonya Kim yang sedang menyiapkan sarapan, dan Tuan Kim yang sedang duduk dikursi makan.
"Seokjin? Tumben kau bangun pagi? Ayo segera sarapan dengan ayahmu." Kata Nyonya Kim.
Seokjin masih melongo, mencoba memproses apa yang sedang terjadi. Ada apa ini?
"Seokjin? Kenapa diam begitu? Kau masih marah pada ayah?" Tanya Tuan Kim.
"Ma-Marah?"
"Seokjin sayang, ayah dan ibu kan sudah setuju kau kuliah di London, seharusnya kau sudah tidak kesal lagi kan?" Sambung Nyonya Kim.
"London? Aku akan pindah ke London?"
"Iya, kau akan pindah minggu depan. Kau ini kenapa sih, kan kita sudah berunding mengenai hal ini semalaman." Kata Tuan Kim.
Seokjin terdiam. Sejenak dia memandang seisi rumahnya, kemudian melihat pantulan dirinya di cermin besar ruang tengah. Otak Seokjin sesaat memproses semua yang dialaminya pagi ini, termasuk mimpi aneh yang dia alami semalam.
Sepertinya Seokjin kembali ke masa lalu, sesuai dengan mimpinya. Seokjin tersenyum tak percaya, memangnya ada hal semacam ini? Apakah Seokjin benar-benar punya kesempatan untuk memperbaiki masa lalunya? Tunggu dulu, jika ini adalah masa sebelum Seokjin pindah ke London, maka sekarang adalah-
"Ibu, sekarang tanggal berapa? Tahun berapa?" Tanya Seokjin.
"Sekarang tanggal 12 Februari 2016 kalau tak salah?"
Seokjin terdiam sebentar, kemudian tertawa. Seokjin tertawa terbahak-bahak hingga membuat kedua orang tuanya terheran-heran. Seokjin tertawa cukup lama, menghayati betapa gilanya hal yang baru saja dialaminya. Back to the past? Apakah hal ini mungkin terjadi? Apa ada hal semacam ini?
Setelah beberapa lama Seokjin langsung berlari menuju kamarnya, tak mempedulikan panggilan Nyonya Kim yang masih terheran-heran dengan sifat putrinya.
Seokjin langsung berlari menuju ruang closetnya, menatap cermin besar yang ada disana. Tubuhnya benar-benar seperti Kim Seokjin semasa kuliah. Seokjin langsung berlari meraih ponselnya, dan Seokjin semakin yakin ketika melihat benda persegi itu. Itu adalah ponselnya semasa kuliah dulu. Seokjin juga melihat tanggal di ponselnya, sama seperti yang disebutkan oleh ibunya tadi.
Seokjin lagi-lagi menghela napas. Ini sungguh terjadi??
Seokjin menyandarkan punggungnya di lemari sepatunya. Seokjin masih memikirkan apa yang harus dia lakukan? Bagaimana bisa dia mendapatkan Namjoon kembali? Dia bahkan tak pernah bertegur sapa dengan Namjoon semasa kuliah. Dari mana Seokjin harus memulai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To The Past
FanfictionTentang Kim Namjoon, bintang genius kampus yang dibuat bingung dan dilema oleh sang Ms. Perfect Kim Seokjin yang mengejar dirinya. Namjoon tak tertarik bahkan menyukai Seokjin, karna sang primadona kampus itu bukan tipenya. Setidaknya itu tanggapan...