PROLOG

205K 9.4K 1.1K
                                    


Yang mau bawa2 lapak lain mending angkat kaki aja ya

Terimakasih

***

"Nih gue kenalin cowok sama lo. Biar gak jomblo mulu." Keira, sahabat yang paling dekat dengan Elzera menunjuk ke arah cowok yang tengah memantul-mantulkan bola basket di lapangan.

Anak eskul basket memang kece-kece, tidak bisa diragukan lagi.

Elzera, cewek yang biasa dipanggil Zera itu melihat ke arah yang ditunjuk Keira karena cukup penasaran. Zera dikenal akan sifatnya yang ceria dan petakilan, namun cewek itu belum pernah menyukai cowok. Kadang Keira berpikir Zera ini belok.

"Namanya Gavriel, anak IPA 1. Dia itu dingin, murid kesayangan Bu Ayu karena pintar dalam bidang Matematika."

Zera tampak terpesona, tak sadar hingga bibirnya tertarik ke atas mengukir senyuman manis. "Sumpah! Gila-gila! Kok bisa gue baru tau dia?! Kemana aja gue?" pekiknya kagum.

Apalagi saat melihat keringat menetes dari dahi Gavriel. Cowok itu tampak cool dengan keringat yang membasahi jersey, serta raut wajah dinginnya.

"Percuma. Gavriel terkenal susah didekati. Dia gak akan ngelirik bocah goblok kayak lo Zee," sarkas Keira berhasil membuat Zera cemberut seketika.

"Gue bakalan buktiin, kalo Gavriel akan jadi cowok gue. Bukan Zera namanya kalo gak bisa taklukkan cowok." Zera bersedekap sombong sambil memainkan rambutnya.

Keira bergedik ngeri melihat kelakuan sahabatnya. "Iya, udah ditaklukkan lo tinggalin. Sadis bener."

"Ya gue belum nemu yang cocok aja." Zera mengedikkan bahunya tidak peduli. Sejujurnya para cowok liat Zera aja udah suka, Zera diem aja udah klepek-klepek. Cuman gak pernah ada yang Zera respon.

Zera bangkit dari duduknya berhasil membuat Keira bengong dan terkejut seketika saat Zera berlari ke arah lapangan. "WOYYY! ANAK SETANN! LO MAU MATI?!"

Zera tetap tidak mengidahkan panggilan Keira. Cewek itu bahkan sudah hampir sampai ke lapangan, seraya memperhatikan Gavriel yang tengah mendribel bola dari sini.

Dug!

Tubuh Zera terhuyung ke belakang saat sebuah bola basket berhasil mengenai kepalanya. Kini sorot mata tertuju pada Zera, terutama anak basket yang heran mengapa zera berada didekat lapangan tiba-tiba.

Zera tampak mengelus dahinya yang mendadak pusing. Kemudian kembali bangkit menuju ke arah cowok yang membuat dirinya jatuh, dan menjadi sorotan seketika.

"WOY SOMAD KAMPRET! Sini lo!" teriaknya lantang berhasil membuat Somad, cowok hitam manis itu takut. Galak bener sumpah Zera mah.

"Zee maafin gue, kagak sengaja suer tekewer kewer!" Somad meringis sakit saat Zera menjewer telinganya dengan begitu keras.

"Tekewer kewer! Lo kira mau ding ding pa ding ding?!" hardik Zera emosi.

"Mau jaipongan Zee."

Zera mendelikkan matanya, Somad jadi bergedik ngeri.

Somad meringis sambil berusaha melepaskan jeweran Zera. "Ya habisnya lo ngapain di dekat lapangan. Salah lo lah, bukan salah gue," elaknya berhasil membuat Zera makin kesal.

"CUKUP! Yang salah ya bolanya! Gue cewek artinya gue selalu benar! Itu peraturan mutlak! Gak boleh diganggu gugat."

"Apaan tuh peraturan kayak gitu. Lo kira penjajahan."

"Sana ah! Kesel gue sama lo Mad! Harusnya lo jualan cilok aja depan gerbang! Ganggu pemandangan di lapangan aja lo!"

Suara berisik itu berhasil menghentikan permainan bola basket Gavriel. Cowok itu hanya melirik sebentar, lalu kembali fokus dengan bola basket yang berada ditangannya. Menurutnya, itu sama sekali tidak penting.

"Eh itu temen lo ya? Kenalin dong ke gue," ucap Zera seraya melirik Gavriel dengan genit.

"Ogah! Gavriel mana doyan modelan petakilan kayak lo," celetuk Somad.

"Heh! Bilang aja lo cemburu Mad. Lo kan gaada yang suka," balas Zera ngejleb.

Ingin sekali rasanya Somad hantamkan kembali bola ini ke kepala Zera karena tingkah cewek itu yang sangat menyebalkan. Kalo bukan cewek, udah Somad ajak bergelut di lapangan juga gas lah!

"HAY GAVRIEL!"

Seketika lapangan hening saat Zera berteriak. Bahkan berhasil menghentikan pergerakan Gavriel mendribel bola. Cowok itu mendongak ketika terdengar suara ketukan sepatu mendekat kearahnya.

Cewek tadi yang bersama dengan Somad, yang tidak dirinya ketahui siapa namanya.

Tangan Zera terulur mengajak Gavriel berkenalan, namun tak kunjung mendapat respon dari Gavriel. Hingga terpaksa Zera menarik tangan Gavriel untuk saling berjabat. "Gue Elzera, senang diajak kenalan sama lo Gavriel."

Alis Gavriel terangkat heran. Sejak kapan dirinya mengajak kenalan cewek aneh ini? Bahkan sebelumnya Gavriel tidak pernah mengajak cewek berkenalan.

"Lepas," ketusnya begitu datar.

Zera angkat tangan sembari mengukir senyum termanisnya, berharap yang melihat akan diabetes nanti.

"Ih cakep-cakep kok datar. Untung muka lo yang datar, bukan dada gue," lirih Zera di akhir ucapannya.

Gavriel menatap Zera datar. Kemudian melempar bola basket ke arah Somad yang langsung ditangkap cowok itu dengan cepat.

"Selama ini gue baru liat lo, bahkan gue baru tau lo hidup. Gue kayaknya tertarik sama lo," ucap Zera diiringi cengerin. Cewek itu tampak tak tau malu meski kini menjadi pusat perhatian manusia-manusia yang sinis, dan iri. Jangan, jangan iri, jangan iri dengki.

"Oh." Gavriel mengukir senyum miringnya ke arah Zera. Kemudian cowok itu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Zera yang membulatkan mulut tidak terima.

"GAVRIELL! GUE BAKALAN BUKTIIN KALO LO AKAN JADI COWOK GUE!"

Sejak saat itu Zera bertekad untuk menaklukkan hati Gavriel bagaimanapun caranya. Meski Zera harus berada dalam bahaya sekalipun.

--REVISI PROLOG--

Hayy! Udah lama yah gak ada kabar hwhw.

Gimana? Kalau suka aku lanjut, kalau gak ya tetap lanjut.

Tapi semoga suka dengan cerita kedua ini.

Jangan lupa tinggalin jejak biar semangat wkwk

SEE YOUUU!!

dhnrevarhe

Love buat kalian yang baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love buat kalian yang baca

GAVRIELZE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang