Jangan lupa tanggal 1 maret PO ARYAA!
SIAP WAR YAAA! JNGN SAMPAI KETINGGALAN!!
***
Cowok berbaju hitam itu mengacak rambutnya, tangannya terkepal kuat. Dia melihat pukul berapa sekarang, bola matanya menajam saat waktu menunjukan sore hari.
Terdengar suara dari seseorang yang sedang dia tanyai lewat ponsel, segala penjelasan dia dengarkan dengan fokus. Hingga terdengar helaan nafas dari seberang sana.
"Awasi dia."
"...."
"Intai bego! Jangan sampai lengah!"
"...."
"Gue gak peduli, lo harus selalu pantau gerak-geriknya!" geram cowok itu.
Cowok itu mengacak rambutnya kasar, setelah sambungan ponsel terputus. Senyuman miring terukir di wajah itu. "You chose the wrong target."
Dia beranjak mengambil kunci motor dan bergegas pergi meninggalkan rumah, menuju ke suatu tempat.
Mereka fikir mudah bermain-main dengan dirinya? Salah besar!
Mari kita lihat. Permainan siapa yang akan menang.
***
"Lo dari mana anjirrr?!" hardik Arlan kesal saat melihat Sean yang baru saja sampai. Padahal dirinya dan juga Glen sudah berada di sini dari 10 menit yang lalu.
Sean tertawa sambil ber-tos ria bersama para sahabatnya. "Biasalah."
"Gimana? Jadi?" tanya Glen mengusap rambut ke belakang.
Arlan menepuk pundak Glen pelan. "Jadi dong njir! Udah lama juga gaada kabar dari tuh orang."
"Halah! Bilang aja mau numpang makan!" sinis Sean dibalas cengiran oleh Arlan.
Ketiganya naik ke atas motor masing-masing dan bergegas pergi meninggalkan cafe yang selalu menjadi tempat tongkrongan.
***
Zera masuk ke dalam rumah dengan lesu, sekolah sudah lelah, ekh malah harus belajar tambahan. Memang sih, Zera senang jika belajarnya sama Gavriel. Tapi tetap saja itu melelahkan, yang tadi Gavriel jelaskan saja dirinya sudah lupa.
"X, Y apaan sih?! Perasaan dulu waktu gue SD pelajarannya masih tambah-tambahan. Ngapa sekarang beranak tuh angka!" gerutu Zera menaiki tangga yang akan menuju ke kamarnya.
Zera terus menggerutu kesal karena matematika tadi, cewek itu melamun mengingat apa yang dipelajari bersama Gavriel. Yang Zera ingat dirinya tidur, udah. Soal-soalnya lupa semua, apalagi cara-caranya.
BRAKK!
Deg!
"Apaan tuh?" beo Zera berbalik tidak lagi melanjutkan langkahnya.
Zera mengedikkan bahunya tidak peduli, dan kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya yang sempat tertunda. Hingga suara teriakan seseorang terdengar begitu keras. Seketika tubuh Zera menegang.
Suara itu dari kamar Abangnya.
Dengan segera Zera turun dari tangga sambil berlari menuju ke kamar sang Abang. Posisinya yang sudah dekat semakin membuat suara-suara itu terdengar dengan jelas.
"Sakittt, Ramaaaa!!"
Deg!
"Kak Deliaaa?!!" teriak Zera di dekat pintu, memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVRIELZE [Completed]
Ficção Adolescente[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. Elzera selalu berusaha mendekati dirinya dengan segala cara. Padahal sudah beberapa kali Gavriel lonta...