Ekh mau nanya.
Melupakan atau dilupakan?
Menyakiti atau disakiti?
Move on atau balikan?
GavrielZera atau ArsenZera?
Banyakin komen lagi yaaa! Kalo bisa lebihin dari kemarin hwhw
"Logikanya gini. Ngertiin perasaan sendiri aja gak bisa. Gimana mau ngertiin perasaan orang lain? It is not like that? Ngertiin perasaan sendiri, dan kamu akan bisa mengerti bagaimana perasaan orang lain."
***
"Abang tau gak?"
"Kenapa?"
Aluna menatap wajah Abangnya. Ia memperlihatkan senyuman yang berhasil membuat Abang terpaku. "Aluna senang banget! Akhirnya sekarang bisa dekat sama Gavriel. Ahh gak sabar Gavriel nembak Aluna. Pasti Gavriel juga suka sama Aluna, waktu Aluna cium Gavriel dia gak marah tuh."
Cium? Mendengar kata itu membuat cowok itu menegakan tubuhnya. Tidak lagi berbaring di atas ranjang. "Maksud kamu apa?" nadanya terdengar tidak suka.
Aluna tersenyum malu-malu. "Iya waktu itu Aluna cium Gavriel saat Gavriel ngasih hadiah ulang tahun buat Aluna. Sepatunya bagus Bang! Tuh kan? Tentang hadiah aja Gavriel tau mana yang cocok buat Aluna. Udah, hati Aluna sama Gavriel itu udah cocok banget kan?" ujar Aluna antusias.
Hatinya bagai tercabik. Boleh tidak diirinya bilang kalau ia mencintai Aluna, adik kandungnya sendiri. Ingin tertawa mendengar ucapan Aluna. Aluna fikir itu ciuman pertamanya? Salah! Karena setiap malam saat Aluna tertidur. Dirinya selalu masuk diam-diam ke kamar Aluna, dan melakukan hal yang dirinya inginkan.
Salah siapa orang tuanya terlalu sibuk keluar Negeri, dan meninggalkan kedua anaknya bersama di rumah. Mungkin Aluna normal, dia tidak sadar. Tapi tidak dengan Abangnya, yang menyayangi Aluna lebih dari sebatas Adeknya.
"1 minggu gaada Zera, Aluna senang banget! Gavriel jadi punya banyak waktu sama Aluna. Intinya Aluna jadi makin cinta sama Gav—"
"Gaboleh!"
Cowok itu mengunci tubuh Aluna dengan kedua tangannya. Rahangnya mengeras mendengar semua ucapan yang terujar dari mulut Aluna. Hatinya memanas. Ia ingin Aluna bahagia. Tapi apa tidak bisa cukup dirinya saja yang ngebuat Aluna bahagia? Kenapa harus cowok lain?
Aluna terkekeh kecil. "Ohh... Abang takut Aluna bakal lebih sering sama Gavriel dan lupain Abang ya? Iyasih mungkin nanti kalo Aluna jadian sama Gavriel. Aluna bakal sibuk berduaan sama dia. Lagi pula kayaknya Gavriel juga udah mulai cinta sama Aluna. Ya iya dong, secara kan Aluna cantik banget. Iya kan Bang?" dahi Aluna berkerut melihat tatapan tajam Abangnya. "Bang?"
Mata Aluna membola saat Abangnya mencium dirinya secara bruntal. Bahkan menjatuhkan Aluna ke ranjang. "Ab— emhhh!"
Cowok itu masih tidak menghentikan tindakannya. Bahkan cowok itu sampai menggigit bibir bawah Aluna agar Aluna membuka mulut dan membiarkan akses untuk lidahnya bermain disana. Ciuman semakin memanas, meski Aluna terus memberontak. Dahi cewek itu berkeringat dengan nafas yang terengah-engah.
"Ab-Abang!"
Aluna memukul dada bidang Abangnya dengan keras saat nafasnya terasa begitu sesak.
Cowok itu menghentikan ciumannya dan terjatuh diatas tubuh Aluna. "Jangan... jangan bilang gitu lagi. Abang gak suka Aluna...."
Aluna tidak mengerti. Ia sama sekali belum mengerti dengan apa yang terjadi barusan. Kenapa? Kenapa Abangnya mencium dirinya? Aluna ini adiknya!
"Abang kenapa gitu?" cicit Aluna pelan. Takut dengan sifat Abangnya yang selama ini baru dirinya lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVRIELZE [Completed]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. Elzera selalu berusaha mendekati dirinya dengan segala cara. Padahal sudah beberapa kali Gavriel lonta...