Up sekarang bakal diramein kayak sebelumnya gak sih? Soalnya kalo jam 9 atau 10 gak bisa. Hari ini shift pagi. Jadi nanti malah gak bisa up. Untuk itu up sekarang. Berharap komennya lebih dari part sebelumnya hehe^^
Ramein komen yaaa!
"Mengungkapkan itu sulit. Memendam itu sakit, dan melupakan hanya sebuah ucapan yang sulit dilakukan."
***
"Bang, Zera berangkat ya."
"Hm." Rama melirik ke arah Zera. Alisnya berkerut. "Kaki lo kenapa?"
"Biasa. Lecet dikit." tertusuk pisau lecet dikit? Oke. Gapapa. Lanjutin bakat mu nak.
"Yaudah Zera berangkat dulu, keburu telat."
"Mau gue antar?"
"Iy—hah?! Abang serius?!"
Rama mengangguk. "Males di rumah."
Zera tidak henti-hentinya mengukir senyum. Ini mimpi? Bang Rama nganterin Zera berangkat sekolah. Padahal dulu Rama gak pernah peduli, mau Zera berangkat naik apa atau celaka di tengah jalan. Tapi sekarang? Mau nganterin Zera! Jelas itu ngebuat Zera merasa sangat senang! Kangen juga disayang.
Diperjalanan Zera memeluk tubuh Rama dengan erat. Keduanya bergegas pergi meninggalkan rumah menggunakan motor Rama yang udah jarang cowok itu naiki.
"Bang! Gini terus yaaa! Zera senang akhirnya Abang peduli sama Zeraaa!" teriak Zera keras.
"Gausah ge-er. Gue cuman males di rumah. Siapa tau ketemu milik gue," jawab Rama sinis.
Zera nampak berfikir. "Bang? Abang lupa ya kalo milik Abang itu di kurung biar gak masuk goa?"
"Bego!"
"Ihh! Gelayyy! Zera gak suka!"
"Diem! Atau gue turunin lo di tengah jalan!!"
"JAHAATTT!!"
Akhirnya Zera memilih diam. Dalam perjalanan Zera hanya memandang padatnya jalan. Ada yang akan pergi ke kantor, sekolah seperti dirinya, bekerja untuk mendapat sesuap nasi. Banyak hal yang Zera liat. Kadang membuat hatinya terenyuh juga. Apalagi saat melihat Kakek-kakek yang nampak masih kuat mengayuh sepedanya.
Sesampainya di depan gerbang sekolah. Zera merapikan rambut yang berantakan. Ia menatap kearah Bang Rama yang memperhatikan ke area sekolah Zera. "Kenapa Bang?"
Rama menggeleng. "Gapapa."
"Yaudah Zera masuk dulu. Abang langsung pulang aja, kan Abang masih sakit."
"Bawel lo!"
"Yeeeee! Dibilangin sama Adeknya yang cantik kok gak nurut."
Rama mendengus kesal dan pergi meninggalkan Zera yang kini terkikik geli. Dahi Zera berkerut saat melihat banyak orang yang berbisik ketika dirinya melewati mereka. Zera hanya mendengar bahwa mereka memuji Bang Rama dan berbisik-bisik siapa cowok yang mengantar Zera tadi.
"Ganteng doang, bukan jodoh gue."
"Yang jelek aja gak mau sama lo! Apa lagi yang ganteng!" sambar salah satu cewek dengan sinis.
Seketika cewek tadi kena mental breakdance. Buktinya langsung lari masuk ke dalam kelas.
"Ekh Zera, tadi siapa? Pacar lo ya? Ganteng banget!" tanya para cewek antusias. Kalo yang ganteng aja gercep.
Zera menggaruk kepalanya bingung, ia menyengir. "Abang gue."
"BUSETTT! Punya Abang ganteng gak bilang-bilanggg!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVRIELZE [Completed]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. Elzera selalu berusaha mendekati dirinya dengan segala cara. Padahal sudah beberapa kali Gavriel lonta...