Ini bakalan jadi part terakhir yang diketik sebanyak 4440 kata oleh tangan yang tak pernah kau genggam.
Selamat membaca❤
***
Kata seluruh mahasiswa kampus, dia laki-laki yang terkenal dengan sifatnya yang begitu dingin. Tak bergaul dengan orang lain, berbicara pun hanya sepatah dua kata, tidak lebih, tidak kurang.
Sudah 4 tahun berlalu sejak insiden itu. Sosok laki-laki itu berubah kembali seperti saat-saat masa lalu yang kelam. Kegelapan, kehilangan, kembali menghantui kehidupannya.
Yang dulu telah berhasil cair, kini kembali membeku, jauh lebih dingin.
"Kak Gavriel, aku boleh minta tanda tangan Kakak?"
Dia Gavriel Elard Raymon. Sosok laki-laki yang telah berubah saat ditinggalkan oleh kekasihnya. Elzera nya telah pergi, bukan hanya 4 tahun, tapi selamanya.
Gavriel hanya memandang datar seorang gadis yang ia yakini mahasiswa baru. Tanpa ada niatan membalas ucapan gadis itu, Gavriel melangkahkan kaki meninggalkan kantin sambil membawa buku-bukunya.
"Ihhh dingin banget sih. Padahal kan aku cuman minta tanda tangan senior buat ospek." Gadis itu mencebikkan bibirnya kesal lantas kembali menghampiri teman-teman barunya yang sedang memintai tanda tangan.
Bagi Gavriel, tidak ada yang spesial disini. Tidak saat masa-masa SMA. Dimana ada cewek gila yang mengejar-ngejar dirinya dengan segala cara, meski sudah beberapa kali dirinya usir. Zera itu unik, mengingatnya membuat hati Gavriel menghangat.
Kehilangan Zera adalah sebuah hal yang sangat-sangat menyakiti Gavriel. Kenangan bersama Zera tidak pernah bisa Gavriel lupakan, begitu sulit. Atau memang Gavrielnya yang tidak ingin melupakan.
Disini, sosok Gavriel telah berbeda. Meski masa SMA cowok itu terkenal dingin, tapi Gavriel masih mempunyai banyak teman. Tidak seperti sekarang, Gavriel seakan-akan menutup semua akses untuk orang lain masuk ke dalam hidupnya. Terutama hatinya.
Seperti contohnya gadis didepannya ini. Yang dari awal sudah mengincer Gavriel, tapi sayangnya tidak pernah Gavriel lirik sama sekali. "Kak, aku bawain makanan buat Kakak."
Juniornya ini tidak pernah lelah melakukan hal-hal yang bagi Gavriel percuma saja. Karena hatinya sudah milik Zera. Gak akan Gavriel biarkan orang lain merebutnya.
"Minggir." Masih satu kata, tidak lebih, itulah Gavriel. Cowok itu menatap tajam gadis didepannya yang masih kekeuh memberikan makanan dengan tempat makan berwarna pink.
Sejujurnya bukan hanya gadis didepannya saja yang melakukan ini. Bahkan yang 1 angkatan juga banyak. Entahlah, Gavriel merasa bosan jadi orang ganteng jika harus dikejar-kejar cewek satu kampus.
"Woyy! Gav! Bentar lagi kelas dimulai!" Hanya ada satu orang yang berani meneriaki Gavriel. Jika kalian bertanya siapa yang masih menjadi satu-satunya teman Gavriel? Dia Elxon, cowok yang kini satu kampus dengan Gavriel.
"Lo dengar? Minggir. Satu lagi. Gak usah deketin gue, karena gue udah punya istri. Paham?" Mendengar Gavriel berbicara banyak mampu membuat hatinya berbunga-bunga. Namun saat mendengar kata terakhir, membuat binar-binar matanya meredup. Pantas saja tidak pernah merespon cewek-cewek di kampus.
"Kakak boong ya? Supaya aku jauhin Kakak. Kenapa sih Kakak gak pernah biarin para cewek deketin Kakak?"
Gavriel sedikit menunduk. "Karena lo murahan, termasuk mereka. Cewek dikejar, bukan mengejar." Ucapan Gavriel berhasil menusuk hati gadis itu. Sejak dulu, ucapan Gavriel memang begitu pedas. Tidak main-main jika masalah menyakiti hati seseorang, tuh Zera termasuk korbannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVRIELZE [Completed]
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] Gavriel Elard Raymond Kehidupan Gavriel berubah setelah bertemu dengan Elzera, cewek gila yang pernah dia kenal. Elzera selalu berusaha mendekati dirinya dengan segala cara. Padahal sudah beberapa kali Gavriel lonta...