Selamat membaca!
Cek profile gue buat baca cerpen baru special edition valentine! :D***
Ali tersentak mendengar pertanyaan Prilly.
"Lo.. Lo baca jurnal gue?"
"Kalo ini yang lo sebut jurnal.. Ya. Gue ngebaca ini barusan."
Bodoh. Kenapa aku lupa mengambil jurnal itu? Rutukk Ali dalam hati. Sekarang, ia tidak mempunyai alasan untuk mengelak lagi. Semua sudah diketahui Prilly.
Ali menghela nafas. "Iya. Gue malaikat."
Prilly terkejut setengah mati. "Ap-apa?"
Ali mengangguk.
"Li, lo nggak lagi bercanda, kan?" Tanya Prilly.
"Apa wajah gue keliatan kalo gue lagi bercanda?"
Prilly menggeleng. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa cowok yang sedang berdiri di depannya ini adalah seorang malaikat yang turun ke bumi.
"Tapi ini nggak masuk akal, Li! Mana mungkin lo malaikat?" Prilly berjalan mendekati Ali.
Cewek itu meraih tangan Ali dan menunjuk gambar sepasang sayap tadi.
"Apa ini simbol yang nandain kalo lo itu malaikat?" Tanya Prilly sambil menatap Ali tepat di kedua manik matanya.
"Iya,"
Prilly menghela nafas panjang. "Nggak mungkin..." Gumamnya.
"Kenapa sih lo nggak percaya?" Tanya Ali.
Karena gue nggak bisa terima kalo lo itu malaikat! Jerit Prilly dalam hati.
"Gapapa.. Gue berasa lagi di film-film."
Ali kembali menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa. Ia menghela nafas.
"Buat apa lo turun ke bumi?"
"Untuk sebuah alasan," Jawab Ali.
"Alasan apa?"
Apa aku harus menceritakan yang sesungguhnya pada gadis ini? Batin Ali.
"Tapi lo harus janji satu hal,"
"Apa?"
"Jangan beri tahu orang-orang tentang hal ini. Termasuk... Kevin." Kata Ali.
"Berarti gue juga nggak boleh kasi tau Nayla?" Tanya Prilly.
Ali menggeleng. "Nggak,"
"Tapi dengan ini gue bisa ngasi tau Nayla," Kata Prilly sambil tersenyum miring.
Ali tidak mau kalah, ia menaikkan sebelah alisnya dan menggerakkan jari telunjuknya, membuat jurnal itu terbang dan berada di atas kepala Prilly.
"Tapi rasanya lo udah nggak bisa ambil buku ini lagi," Kata Ali.
Prilly mengangkat kepalanya dan meloncat-loncat berusaha meraih jurnal itu. Tetapi karena tubuhnya pendek, ia jadi tidak bisa meraih jurnal itu.
Akhirnya, cewek itu menyerah dan mendengus kesal.
"Oke, gue nggak akan ngasi tau orang-orang tentang hal ini," Ia melirik Ali. "Termasuk Nayla."
Ali menurunkan jurnal itu dan memegangnya. "Bagus kalo gitu. Sekarang, ayo ikut gue." Tanpa sadar, cowok itu meraih pergelangan tangan Prilly dan mengajaknya duduk di balkon.
Prilly sendiri merasa nyaman ketika pergelangan tangannya dipegang oleh Ali.
Setelah mereka berdua duduk, Ali memandang langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
RandomPrilly Latuconsina. Seorang gadis berwajah barbie. Begitu kata orang-orang yang sering melihatnya. Aliando Syarief. Pria dingin dan misterius tetapi tetap saja, berwajah tampan. Hanya memiliki seorang teman. Mereka dipertemukan dalam kondisi dan kea...