"Sungguh, ini sudah tidak bisa di biarkan lagi, ini sudah sangat keterlaluan."
"Lalu, apa yang harus kita lakukan, tuan putri?"
"Malaikat penjaga yang menjaga gadis itu tidak bisa diandalkan."
Sang Putri itu berpikir keras.
"Kita harus mengirim salah satu malaikat kehidupan untuk menjaganya. Kalau tidak, sesuatu yang buruk akan terjadi pada gadis itu." Kata Tuan Putri. "Malaikat kematian akan mengambil nyawa gadis itu."
"Aku tidak yakin dengan usulanmu. Menghentikannya tidak semudah menjentikkan jari." Semua malaikat di ruangan itu menoleh ke asal suara. Mereka serentak membungkukan badannya.
Sang Putri tersenyum. "Kita harus mencobanya, ayah."
"Kau pantang menyerah, hm?" Ia tersenyum kepada putrinya.
"Tentu saja,"
"Lalu, apa rencana mu selanjutnya?"
"Mengirimkan malaikat kehidupan untuk menjaganya."
Raja tampak berpikir. "Hmm, usulan yang bagus. Kalau begitu, aku akan memilih salah satu malaikat penjaga unggulan."
"Ayah?" Panggil Sang Putri.
"Ya?"
"Ijinkan aku yang memilihnya."
***
"Nona, apakah nona sudah selesai makan?"
Prilly mengangguk. "Iya. Papa udah pulang belum?"
Pelayan itu menggeleng. "Belum, tapi Tuan tadi sempat menelepon, dan titip salam untuk nona."
"Oh, yaudah. Makasih ya."
Pelayan itu mengangguk dan membersihkan piring-piring diayas meja makan itu.
Prilly berjalan keluar menuju ke taman di depan rumahnya.
"Sepi banget duh," Gumamnya sambil duduk di ayunan. Semilir angin yang berhembus menerbangkan helaian rambut Prilly.
"Maksud lo apa nggak ngangkat telpon dari gue?"
Prilly menolehkan wajahnya. "Ngapain lo kesini?"
"Oh, gue gak boleh ya berkunjung ke rumah calon adik gue?" Kata Verrell dengan menekankan kata 'calon adik'.
Prilly mendengus. "Gue ga sudi punya kakak kaya lo." Katanya.
"Cih. Lo kira gue sudi?"
"Sebenernya lo mau ngapain kesini?" Tanya Prilly sambil menyipitkan matanya.
"Gue mau jemput nyokap gue. Mana dia?"
"Lo kira gue baby sitter nyokap lo yang sok kecantikan itu?"
"Jadi lo sirik sama nyokap gue, gara-gara nyokap gue lebih cantik dari lo?" Ejek Verrell.
"Sori ya, tapi fakta berkata kalo gue lebih cantik dari nyokap lo."
"Najis."
"Sekarang, lo yang sirik, kan gara-gara nyokap lo itu kalah cantik sama gue?" Prilly memainkan rambutnya.
"For what? Ngapain gue sirik sama lo?"
"Aduh, calon sodara lagi ngomong-ngomong berdua ternyata."
Prilly dan Verrell serempak menoleh ke asal suara. Felicia sedang berdiri sambil mengamit lengan Rama.
Prilly langsung mendengus begitu tahu siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
AléatoirePrilly Latuconsina. Seorang gadis berwajah barbie. Begitu kata orang-orang yang sering melihatnya. Aliando Syarief. Pria dingin dan misterius tetapi tetap saja, berwajah tampan. Hanya memiliki seorang teman. Mereka dipertemukan dalam kondisi dan kea...