Ending?

14.9K 804 7
                                    

Selamat membaca!

***
Setelah Nayla dan Prilly duduk di ruang tamu rumah Nayla, cewek itu segera menceritakan semuanya. Dari awal ia terjebak dalam rumah sampai kemarin malam ia berhasil kabur bersama Ali.

Nayla terdiam. "Prill.." Katanya.

"Gue nggak tau apa yang ada dipikiran Ali sekarang," Katanya. "Gue kira dia cinta sama gue.."

Prilly kembali terisak.

Gue nggak percaya kalo Ali nggak cinta sama Prilly. Batin Nayla sambil kembali memeluk sahabatnya itu.

"Prill, lo sabar dulu, ya. Mungkin dia bilang semua hal itu ke lo karena dia punya maksud.."

"Iya, maksudnua biar gue pergi dari kehidupan dia," Kata Prilly sambil terisak. "Gue tau kok kalo gue ini ngerepotin. Gue tau kalo gue ini ngeselin. Tapi nggak gini juga caranya..."

Nayla menghela nafas. Kasihan Prilly. Banyak banget masalah yang dihadapinya.

"Yaudah. Mendingan sekarang lo tidur di kamar gue dulu, ya." Nayla mengajak Prilly berdiri dan masuk ke kamarnya yang terletak di lantai dua.

Sementara Ali, cowok itu kini berada di sebuah gazebo kecil yang sudah tidak terpakai lagi. Ia menyenderkan kepalanya dan menghela nafas panjang.

"Apa yang sudah kulakukan? Bodoh, aku membuag semuanya makin berantakan." Gumamnya.

Ingatannya merekam dengan jelas wajah kecewa Prilly saat ia bilang kalau dirinya tidak pernah mengatakan cinta pada Prilly.

"Dan sekarang, waktuku makin menipis. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan kulakukan sekarang,"

Ia memejamkan matanya, berusaha mencari cara agar ia dapat memperbaiki semuanya.

Kembali ke Prilly dan Nayla, mereka berdua sudah duduk di atas kasur Nayla. Wajah Prilly benar-benar kusut. Kedua matanha bengkak karena terlalu banyak menangis.

Nayla menyadari satu hal; hanya Ali satu-satunya cowok yang bisa membuat Prilly jadi seperti ini. Sebelumnya, Prilly tidak pernah menangis seperti ini. Apalagi gara-gara cowok.

"Udah dong, Prill. Jangan nangis terus," Kata Nayla. "Gue ikutan sedih kalo lo nangis gini." Nayla menatap sahabatnya itu.

Prilly tidak menjawab apa-apa.

Nayla menghela nafas panjang. "Gini aja, deh. Sekarang mending lo istirahat duli, ya? Lo tenangin diri lo dulu." Kata Nayla.

Prilly mengangguk singkat.

"Lo tidur di kasur gue aja. Gue juga mau belajar buat ujian besok.."

Prilly terdiam. "Enak ya, bisa sekolah."

Nayla tertegun selama beberapa saat. Ia benar baru menyadari kalau Prilly memang sudah berubah.

"Sana, tidur dulu." Kata Nayla sambil mengambil selimutnya dan menyelimuti tubuh Prilly.

***
Kevin terbang rendah di depan rumah Nayla. Kini ia sudab memakai sayapnya, jadi manusia biasa tidak akan bisa melihatnya.

Malaikat itu menghela nafas.

"Kau memang benar-benar mirip dengan Mila.."

Kevin memperhatikan Nayla yang sedang belajar untuk ujiannya besok. Matanya kemudian beralih pada sesosok cewek yang tidur di sana.

Siapa gadis yang berada di kamarnya? Pikir Kevin. Ia memperhatikan cewek yang berada di dalam kamar Nayla.

Begitu ia menyadari siapa cewek itu, Kevin merasa ada yang tidak beres. Ia langsung menghilang dari tempat itu.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang