Step By Step

17.8K 926 9
                                    

Selamat membaca!

***

Prilly membuka resleting tasnya dengan kasar dan mengambil ponselnya. Ia melihat jam dan memutuskan untuk pergi kembali kesekolah.

Cewek itu meraih tas dan kunci mobilnya, kemudian bergegas turun.

Saat sampai di bawah, Prilly mendengar suara ribut di luar. Cewek itu berjalan keluar karena penasaran.

Saat ia keluar, Prilly merasa silau karena blitz kamera yang tiba-tiba langsung mengarah kepadanya. Rama merangkul Prilly dan tersenyum.

"Ini putri saya yang saya ceritakan tadi."

Cewek itu tidak menyangka bahwa akan ada banyak wartawan yang datang ke rumahnya.

Apa-apaan nih?! Batin Prilly.

Ia terpaksa harus tersenyum seolah-olah ia bahagia dengan pernikahah kedua papanya dan mau berdiri dekat-dekat dengan Verrell.

Kalo nggak gara-gara ada banyak wartawan di sini, gue ogah! Omelnya.

"Pak Rama, jadi kapan bapak akan melangsungkan pernikahan ini?"

Rama tersenyum. "Rencananya sih bulan depan. Doakan saja tidak ada halangan."

Diam-diam, Prilly memutar bola matanya.

"Mbak Prilly, bagaimana tanggapan mbak terhadap pernikahan Pak Rama yang kedua ini?"

Gue gak setuju! Lo liat aja calonnya papa kayak nenek sihir! Mana rela gue kalo papa nikah sama nenek sihir? Jawab Prilly dalam hati.

"Saya setuju-setuju saja." Prilly menjawab pertanyaan itu dengan senyum yang dipaksa.

"Sedangkan Mas Verrell, apa mas setuju dengan hal ini?"

Verrell tersenyum. "Apapun akan saya lakukan untuk kebahagiaan mama. Termasuk menyetujui pernikahaan mama dengan Om Rama. Jadi, saya sangat setuju."

Najis! Sok banget. Mentang-mentang ada kamera. Gue enek denger suara sok coolnya itu. Pake senyum-senyum segala lagi! Prilly merutukki Verrell dalam hati.

Tak lama kemudian, para wartawan itu mulai bubar satu persatu. Prilly langsung berjalan menghampiri mobilnya dan masuk kedalam mobil itu.

"Prilly! Bukannya ini masih jam sekolah kamu?" Tanya Rama.

"Sejak kapan papa peduli?" Prilly balas bertanya dengan nada sinis. Ia menginjak gas dan meninggalkan pekarangan rumahnya.

Ia mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi. Ia tidak mempedulikan berapa banyak mobil yang sudah ngerem mendadak akibat Prilly menerobos lampu merah.

Lima menit kemudian, Prilly sampai di depan sekolah dan ia segera memarkirkan mobilnya.

Cewek itu berlari masuk ke dalam sekolah dan mencari Nayla. Untung bagi Prilly karena saat itu sedang istirahat kedua.

Prilly masuk kedalam kelas dan menemukan Nayla yang sedamg berbicara dengan Thea dan Liora.

"Nay!" Seru Prilly.

Nayla menoleh dan menatap Prilly. "Loh, lo balik ke sekolah lagi? Ngap-"

Nayla merasa ada yang tidak beres dengan Prilly. Ia segera tahu apa yang harus di lakukannya.

Nayla berpamitan dengan The dan Liora.

"Bentar, ya Thea, Liora. Ntar kita lanjut lagi." Kata cewek itu seraya menggandeng Prilly.

My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang