"Tugas gue banyak banget. Malesin," Gumam seorang cewek yang berwajah cantik, mirip barbie. Ia membolak-balik bukunya, kemudian mendengus.
"Siapa ya yang bisa ngerjain tugas gue yang seabrek ini?" Ia menatap keseluruh penjuru kelas, dan tatapannya tertumbuk pada seorang cewek nerd berkepang dua yang sedang membaca.
Ia tersenyum senang, "Heh! Lo!" Tunjuknya pada cewek tadi.
Cewek itu mendongak. "A-aku?"
"Iya! Sini cepetan!"
Cewek nerd itu segera beranjak dari tempat duduknya.
"K-kenapa?"
"Kerjain tugas gue, ya. Gue males banget, banyak lagi."
"T-tapi.."
"Gaada tapi-tapian! Kerjain tugas gue!" Bentaknya. "Oh, atau lo mau gue bully?" Tambah cewek itu sambil tersenyum miring.
"Enggak! I-iya, aku kerjain.."
"Bagus. Nih." Katanya sambil menyodorkan tumpukan buku kearah cewek nerd tadi.
"Besok harus udah selesai! Awas kalo gak!"
Cewek nerd itu mengangguk cepat, kemudian berbalik menuju ke tempat duduknya.
"Prilly Latuconsina!"
Cewek tadi—Prilly, menoleh. Kemudian ia mendengus kesal.
"Lo lagi, lo lagi. Bosen gue. Lo mau apa sih? Mau nasehatin gue lagi? Gue bosen!" Teriaknya.
"Heh, drama queen. Mau sampe kapan sih lo gini?"
"Lo nggak lebih baik dari gue, Tino!"
Cowok yang bernama Tino tadi mendengus kesal.
"Mending lo balik ke kelas lo gih. Enek gue liatnya."
Tino menggelengka kepalanya, kemudian berbalik menuju kelasnya sendiri.
"Illy!" Panggil Nayla, sahabat Prilly.
"Apaan?" Tanya Prilly.
"Gapapa, manggil doang sih."
Prilly memutar bola matanya, kemudian memoleskan bedak tabur ke wajahnya.
Gue cantik. Batinnya sebelum menutup bedak itu dan memasukannya kedalam tas.
“Ngaca terus,” Kata Nayla sambil tersenyum geli.
“Yaudah sih, terserah gue. Jangan sirik deh.” Prilly menjulurkan lidahnya kepada Nayla.
“Ya-ya.” Nayla mengangkat bahunya dan kembali ketempat duduknya.
Dasar Barbie Girl, Batin Nayla sambil menggelengkan kepalanya.
Prilly Latuconsina. Seorang cewek cantik dan populer, hobi mem-bully murid-murid yang tidak bersalah, dan tidak pernah takut dengan ancaman guru BK yang sudah sering menengurnya. Ya, itulah Prilly.
Nayla, sahabatnya, sudah sering menasehati Prilly, tapi karena dasarnya cewek itu keras kepala, semua nasehat yang diberikan Nayla layaknya angin lalu bagi Prilly.
Meskipun begitu, tidak sedikit cowok-cowok yang mengantri untuk menjadi kekasihnya, Prilly hanya tinggal tunjuk saja. Bahkan, para cowok-cowok itu rela melakukan apa saja, asalkan Prilly mau menjadi pacar mereka. Meskipun pada akhirnya, toh Prilly akan memutuskan cowok-cowok itu. Tapi, menyandang predikat sebagai "Mantan Prilly Latuconsina" merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.
KRINGG!
Bel masuk berbunyi. Para murid-murid di kelas 11-MIA sudah mulai masuk kedalam kelas. Pelajaran selanjutnya adalah Biologi. Prilly menguap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love
RandomPrilly Latuconsina. Seorang gadis berwajah barbie. Begitu kata orang-orang yang sering melihatnya. Aliando Syarief. Pria dingin dan misterius tetapi tetap saja, berwajah tampan. Hanya memiliki seorang teman. Mereka dipertemukan dalam kondisi dan kea...