Keesokan harinya Mark berencana untuk mengajak Jisoo berangkat sekolah bareng.
Saat hendak memencet bel rumah Jisoo, pintu utama rumah Jisoo terbuka menampakkan Jisoo dengan pakaian seragam rapi.
Mark tersenyum menatap Jisoo, sedangkan Jisoo hanya diam menatap Mark.
"Selamat pagi tuan putri." Sapa Mark namun Jisoo menghiraukan dan langsung berjalan melewati Mark.
Mark masih bingung dengan perilaku Jisoo, ia mengikuti Jisoo yang sudah berjalan menuju gerbang rumahnya.
"Jis tunggu" Mark meraih pergelangan tangan Jisoo hingga membuat gadis itu menoleh padanya.
"Kenapa?" Tanya nya kesal.
"Kamu yang kenapa?" Tanya Mark balik.
"Gausah pake aku-kamu , lo bukan siapa-siapa" Jisoo menghempaskan tangan Mark namun Mark malah menggenggam nya dengan erat.
"Kamu marah?" Tanya Mark menghiraukan perkataan Jisoo tadi.
"Marah? Gue bukan siapa-siapa lo Mark. dan soal sikap gue hari ini, ini memang yang harus gue lakuin dari dulu, menjauh dari buaya Kanada dengan seribu janji kayak lo!"
Kali ini Jisoo benar-benar menepis tangan Mark dan langsung berlari meninggalkan Mark yang menatapnya bingung.
"Apa karna Mina? Jisoo liat semuanya?" Gumam Mark.
--
Tanpa memperhatikan orang yang berada di sekitarnya, Jisoo terus berlari sambil sesekali menangis.
Mood untuk sekolah benar-benar hilang hari ini. Akhirnya Jisoo memutuskan untuk pergi ke taman kota.
Setelah memberikan ongkos ke abang g*jek, Jisoo langsung masuk ke taman kota dan memilih untuk duduk disana.
Dalam hitungan menit mood Jisoo sudah kembali normal karena pemandangan kota Jakarta yang indah dan di tambah angin pagi yang sejuk.
Atensi Jisoo tiba-tiba beralih ke pemuda yang menurutnya tidak asing. Pemuda itu tampak membantu anak kecil yang habis terjatuh dari sepeda.
Entah mengapa hati Jisoo menghangat melihatnya. Tanpa ia sadari, ia telah membangkitkan senyum kecil di bibir mungilnya.
Tak lama kemudian pemuda itu sadar bahwa Jisoo sedang memperhatikannya dari tadi dan berniat menghampiri Jisoo.
Jisoo yang sadar itupun langsung membuang muka dan berusaha mengontrol ekspresi se datar mungkin.
"Lo anak pink punk?" Tanya pemuda itu sambil duduk di bangku sebelah Jisoo.
Jisoo hanya menjawab dengan anggukan.
"Kenapa disini? Lo bolos juga?" Tanya nya lagi.
Kali ini Jisoo menggeleng.
"Terus, lo ngapain disini?"
Jisoo mengedikkan bahunya.
"Lo bisu?" Tanya pemuda itu yang mulai kesal akan tingkah laku Jisoo.
"Heh sembarangan kalo ngomong!" Akhirnya Jisoo membuka suara karna tak terima dirinya dikatain bisu.
"Ya habis gua tanya malah ngga jawab"
"Kan udah gue jawab" protes Jisoo sementara pemuda itu terkekeh kecil.
"Gua Yuta, lo Rose ya?"
"Gue Jisoo, bukan Rose. Rose itu yang rambut pirang. Oh iya, Lisa juga rambutnya pirang tapi dia yang berponi. Kalo yang rambutnya coklat sama pipi nya chubby itu Jennie." Jelas Jisoo panjang lebar. Padahal Yuta tidak minta Jisoo untuk mendeskripsikan temannya.
"Gua cukup tau nama lo aja, yang lain mah ga penting" kata Yuta sambil menyenderkan kepalanya ke Jisoo.
"Eh lo apaansi?!" Jisoo mendorong kepala Yuta namun Yuta malah menyenderkan kepalanya lagi.
"Ngantuk Jis, biarin gua tidur 5 menit." Awalnya Jisoo tidak mau, namun karna Yuta tetap memaksa, gadis itu hanya bisa pasrah.
1 menit kemudian Jisoo bisa melihat Yuta yang sudah terlelap di bahunya.
"Emang bener kata orang, jangan pernah nilai orang dari tampangnya. Gue pikir ni cowok kasar, tau-tau nya di dalam lembut" batin Jisoo sambil menatap Yuta.
"Gua tau gua ganteng, tapi jangan diliatin kaya gitu dong kan salting jadinya"
Entah tau darimana Yuta seakan-akan bisa menebak apa yang dilakukan Jisoo walau dia menutup mata sekalipun.
Jisoo langsung salah tingkah sendiri dan membuang pandangannya ke arah taman kota.
"Siapa juga yang ngeliatin lo, gausa geer jadi orang" protes Jisoo pada Yuta sementara Yuta hanya tersenyum.
°°°°°
"Iya tau yang lagi jatuh cinta, dari tadi senyum mulu. jangan gitu napa Jae, creepy tau ga?" Omel Taeyong pada Jaehyun yang sedari tadi tak berhenti tersenyum.
Jaehyun langsung memudarkan senyumnya. "Iri bilang, kasian gue sama lo. Cinta ketikung, yang di suka juga nggak peka."
Teman-temannya yang lain langsung pada ketawa. Sementara Taeyong hanya mendengus sebal, tak jarang ia dinistakan seperti ini.
"Kangen bang Jaemin" rengek Jisung pada Jeno.
Semenjak pertengkaran Taeyong dan Jaemin kemarin, Jaemin resmi di keluarkan dari geng CT.
"Gue juga Sung. tapi mau gimana lagi, Jaemin juga keterlaluan. Masa dia mukul leader nya cuma demi cewek?" Jawab Jeno dan mendapat anggukan dari Chenle.
Atensi geng CT teralihkan saat melihat 3 gadis yang sedang berjalan menuju arah kantin.
Jaehyun kembali tersenyum saat melihat Rose, Taeyong melihat Jennie sekilas lalu mengalihkan pandangannya saat gadis itu menatapnya balik, Ten melambaikan tangan pada Lisa menyuruhnya untuk bergabung bersama, sementara Mark sedang mencari Jisoo yang sedari tadi tidak ada.
"Oy cabe Thailand! Sini gabung!" Teriak Ten pada Lisa membuat semua murid di kantin tertawa.
Lisa merasa malu karna Ten terang-terangan memanggilnya cabe Thailand di hadapan murid-murid.
Ia berjalan menuju Ten dan menarik telinganya. "Aduh-aduh ampun Lis ampun!!" Ten merintih kesakitan sambil sesekali menarik tangan Lisa agar melepaskan jewerannya.
Rose sudah tertawa puas melihat Ten dan Lisa, sementara Jennie hanya memutar bola mata jenuh.
"Awas lo manggil gue cabe Thailand lagi!" Ancam Lisa sebelum akhirnya ia melepaskan jewerannya.
Ia berjalan menuju teman-temannya dan berkeliling mencari meja untuk makan.
"Pfttt!! Cabe Thailand? Bwahahaha!!" Haechan tertawa ngakak namun langsung berhenti saat Lisa memandangnya tajam.
"Serem borr" lanjutnya.
Disaat yang lainnya bercanda ria dan asik makan, Mark hanya mengotak-atik ponselnya dan sesekali menghubungi Jisoo.
"Jis lo dimana si?" Gumamnya.
----------------
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Love ✓
Random[ lead couple : Jenyong ] 2 𝐠𝐞𝐧𝐠 𝐫𝐮𝐬𝐮𝐡+𝐩𝐨𝐩𝐮𝐥𝐞𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫𝐮𝐡 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡. 𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐝𝐢 𝐬𝐞𝐥𝐢𝐦𝐮𝐭𝐢 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚𝐧, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐞�...