O9.

2.2K 219 16
                                    

"Mark, jadi pulbar kan?" Tanya Jisoo yang menyeimbangkan langkahnya dengan Mark.

"Hah? Eh..anu Jiss, aku ga bisa deh hari ini. Mommy minta temenin aku belanja, sorry." Jisoo hanya tersenyum maklum dan memilih tidak menjawab ucapan Mark.

"Aku janji, besok kita pulbar. Okay?" Mark memegang kedua pipi Jisoo. Namun Jisoo melepas tangan Mark dari pipinya.

"Gapapa kok kalau besok juga gabisa. Aku bukan siapa-siapa kamu Mark, jadi kita ngga perlu berangkat/pulang bareng."

"Dan satu lagi, jangan anggap janji sebagai mainan Mark. Berani janji, berani menepati. Aku pulang dulu, besok ga perlu jemput aku kok. Udah ada bang Jin yang nganterin"

Jisoo tersenyum miris dan langsung pergi meninggalkan Mark yang terdiam di tempat. Mark sedikit tertohok mendengar perkataan Jisoo tadi.

Memang dulu sewaktu mereka pacaran, Mark selalu mengucapkan janji namun ia tak pernah menepatinya.

Jisoo yang sudah hafal dengan sikap Mark itu hanya ingin menjauh dan berharap supaya dia tidak jatuh ke perangkap Mark lagi,

Semoga.

---

"Jen tunggu" Jaemin menahan tangan Jennie dan menariknya sehingga membuat tubuh gadis itu menabrak dada bidangnya.

Jennie hanya merintih kesakitan sambil memegang keningnya. "E-eh maaf, aku minta maaf" ujar Jaemin.

"It's ok, kita udah gaada urusan lagi. Aku pamit" Jennie pergi meninggalkan Jaemin namun langkahnya terhenti ketika mendengar ucapan Jaemin.

"I Miss you, and i still love you Jen"

Deg

Kini kepala Jennie mulai memutar ingatan tentang Jaemin satu tahun yang lalu. Jaemin yang terlalu terobsesi padanya sehingga ia menjadi super posesif terhadapnya dan selalu mengekang nya.

Jennie benci di kekang, entah itu Jaemin atau papa nya sekalipun, ia sangat benci di kekang. Itu juga salah satu alasan Jennie mengakhiri hubungannya dengan Jaemin.

Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengusir ingatan itu. Jennie lanjut berjalan lagi namun lagi-lagi langkahnya terhenti karna sikap Jaemin.

Jaemin memeluknya dari belakang dan Jennie bisa merasakan air mata Jaemin yang jatuh di bahunya. "I miss you Jen, please give me one more chance."

Tanpa mereka berdua sadari, ada seorang pria yang melihat mereka berdua dari kejauhan. Pria itu mengepalkan tangan kuat-kuat dan menahan rasa sesak yang ada di dadanya.

"Keduluan ternyata"

--

"Iya gue janji, mulai besok gue gaakan telat lagi." Ujar Jaehyun.

Jaehyun dan Rose sedang berada di koridor sekolah hendak pulang ke rumah.

Rose yang tidak sengaja bertemu Jaehyun itu langsung memarahi nya karna ulah Jaehyun, Rose jadi kena amuk Bu Dhiana.

"Pokoknya ini semua gara-gara lo! Lo tau ngga si? Ini rekor untuk yang pertama kalinya selama 20 tahun angka siswa yang telat melebihi 40!" Gerutu Rose sambil menatap tajam Jaehyun.

Bukannya menyeramkan, bagi Jaehyun Rose malah terlihat imut jika sedang marah seperti ini. Kalau kaya gini mah Jaehyun rela di marahin setiap hari.

"Iya say-Rose gue minta maaf. Karna gue merasa bersalah, gue teraktir makan deh. Gimana? Mau ngga?"

Rose ingin menolak namun karna ini soal makanan jadi ia tidak bisa menolak. Rose tidak peduli dengan siapa ia akan makan, yang terpenting baginya adalah makan.

Rose mengangguk semangat. Jaehyun gemas sendiri dan mengacak-acak pelan rambut Rose sebelum akhirnya mengajak Rose ke warung dekat sekolah.

---

"Kok gue ngerasa kita kayak beda ya?" Ujar Lisa sambil memakan cilok pemberian Ten.

"Beda apaanya sa?"

Saat ini mereka sedang berada di luar sekolah tempat para pedagang kaki lima berjualan.

"Ya kayak tambah deket aja gitu. padahal gue benci banget sama lo"

"Jadi selama ini lo benci sama gue? Kalo benci tuh bilang sa, jangan balas dendam dengan cara nge baperin gue kaya gini!" Entah kenapa Ten tiba-tiba ngegas membuat Lisa mengernyit heran.

"Lo kenapa dah? Gue bukan benci² dendam Ten, maksud gue tuh benci² kesel gitu."

"Dan tadi apa lo bilang? Gue nge baperin lo? Nge baperin apaan dah, ngawur lo!" Lanjutnya.

"Oh gitu, gue kira lo benci beneran sama gue. Soal baper, lupain aja dah" kata Ten sambil meringis. Sementara Lisa hanya geleng-geleng kepala.

Setelah menghabiskan cilok pesanan nya, Ten dan Lisa memutuskan untuk beranjak dari sana. Namun mata Lisa menangkap sosok orang yang di kenal nya.

"Ten" panggil nya yang masih menatap orang itu.

"Hah?"

"Itu Mark? Sama siapa? Kayaknya bukan Jisoo deh" tanya Lisa yang masih melihat ke arah Mark dan seorang gadis.

"Lah iya? tadi sama temen lo, sekarang sama cewek lain. Emang ga pernah tobat tuh anak. Gue harus samperin!" Ten hendak menghampiri mereka berdua namun Lisa menahannya.

"Jangan! Kita ikutin aja mereka berdua. Kalo semisal ada yang ga beres, kita laporin ke Jisoo" kata Lisa dan di setujui oleh Ten.

 Kalo semisal ada yang ga beres, kita laporin ke Jisoo" kata Lisa dan di setujui oleh Ten

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------

Tbc

Because Of Love ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang