-10- Perihal Peluru

2.5K 122 26
                                    

Peluru sniper dengan cepat menembus punggung Annie, membuat mata Marry yang ingin mengejarnya terbelalak seketika.

Chris berbalik, melihat mata gadis itu dan Marry di belakangnya sama-sama terkejut. Tubuh Annie tiba-tiba tidak seimbang dan hampir terjatuh, lelaki itu menangkap punggungnya dengan sigap, lalu membiarkan gadis itu terduduk. Chris melihat tangannya yang ternyata telah dilumuri cairan merah, wajah gadis dihadapannya seketika pucat pasi.

"Chris," ucapnya dengan lirih.

Kelopak mata Annie seketika tak mampu menompang mata cantiknya lagi, lalu mulai menutup perlahan. Chris panik, menggoncang-goncangkan tubuh gadis itu, memintanya untuk bertahan dan tetap tersadar. Marry segera lari dan mengambil kain kasa, dengan cepat lelaki itu merebutnya dan menekan kain itu dibagian luka yang Annie dapat.

"Cepat bawa dia ke rumah sakit!" perintahnya kepada Marry dan beberapa bawahannya.

Dia benci mengingat kenangan buruknya dimasa lalu dengan mata hijau sayu itu, ia tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali, yaitu kematian.

Dihadapannya para pria berpakaian jas warna biru tua telah mengunjukan pistol hitam dimasing-masing tangannya, laki-laki ini telah tersudut. Dengan jumlah sebanyak ini tak mungkin Chris bisa mengalahkan semuanya, apalagi tanpa senjata. Ia hanya bisa menampakkan ekspresi ketakutan di wajahnya, sambil mundur perlahan. Steven tertawa keras melihat ekspresi diwajah Chris, membuat perut lelaki itu naik turun.

"Astaga." Pria itu mengelap air mata dimatanya karena tertawa terbahak-bahak. "Lelaki ini bisa ketakutan. Lagi pula siapa juga yang tidak ketakutan ketika akan menemui ajal?" tanyanya pada bawahannya, yang dijawab dengan tawa-tawa paksa mereka.

Senyum tipis tiba-tiba muncul dari bibir merah muda Chris, membuat Steven yang tadinya tertawa lebar seketika terdiam sambil mengerutkan dahinya, membuat 3 bentuk garis horizontal yang terlihat sangat jelas.

"Kau pikir aku tidak tau apa-apa?" tanya lelaki itu sambil melipat kedua tangannya dengan tetap pada posisi duduknya.

Chris mengangkat tangan kanannya, lalu menjentikkan ibu jari dengan jari tengahnya. Seketika terdapat banyak bunyi dercitan pengisi peluru pistol, dan benar saja dibelakang mereka terdapat banyak pria sekitar 20 orang memegang senjata api berpakaian warna hitam yang telah disiapkan oleh Chris.

Chris telah mengetahui bahwa pria itu akan ke mansionnya 30 menit yang lalu dari salah satu pekerja pos penjaga yang ia gaji untuk menjaga mansionnya dari jarak 5 km. Lokasi bangunan itu memang jauh dari rumah manapun, didekat hutan yang rindang dan sangat hijau membuat udara di sana sangat segar dan terhindar dari banyak asap kendaraan, lelaki itu sangat menyukai alam. Dia menyadari ada yang tidak beres dengan kedatangan mereka nanti sehingga pria itu menyiapkan banyak orangnya untuk bersembunyi dibeberapa ruangan yang telah ditentukan.

"Kau telah mengambil uangku dan sekarang kau ingin menyerangku?!" ucapnya dengan nada jengkel.

Chris memutar bola matanya dengan malas. "Akan ku kembalikan jika kau pulang dan tidak menyerangku lagi."

Pria tua itu mengambil pistol hitam disaku celananya, dan mulai mengarahkannya kepada Chris. "Kembalikan saja jika kau masih hidup, tembak dia!"

Lelaki itu membulatkan matanya dan segera lari kencang dengan gerakan yang tidak stabil ke belakang ruangan gym menuju ke bangku taman tanpa terkena satu tembakan pun, membuat bawahan Steven tidak fokus saat menembak. Kaca pembatas ruangan pecah seketika akibat peluru-peluru yang mereka berikan. Dengan segera ia mengambil satu senjata api jenis Colt m1911a1, pistol mematikan diperkenalkan pada 1911 oleh perancang senapan asal AS, John Moses Browning.

Your Eyes [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang