Annie meronta-ronta, pisau yg dipeganginya berusaha dia tusukkan ke tangan Chris. Membuat luka-luka kecil ditangan lelaki itu.
"Dasar gadis gila." Ungkap pria itu sambil melepaskan kerah baju Annie.
BYURRR!!
Gadis itu tenggelam ke dalam kolam renang sedalam 2 meter. Dirinya nampak terkejut dan berusaha menggerakkan tangan dan kakinya untuk mencapai ke permukaan, namun sayang Annie malah semakin tenggelam menuju dasar kolam. Gadis itu memang tak bisa berenang, dirinya dulu hanyalah anak manja yang selalu meminta apapun ke pada ayahnya, bagaikan tuan putri. Udara di dalam tubuh Annie sudah mencapai batas, hingga akhirnya dia menghirup air kolam itu, hidungnya terasa panas, lebih tepatnya perih. Tubuhnya mulai diisi dengan air, dirinya meronta-ronta ingin keluar dari kolam renang itu, namun tak ada yang menolongnya. Sedangkan Chris, hanya melihat gadis yang sedang tenggelam dikolam itu, membiarkan gelembung-gelembung air mulai menghilang dari atas kolam.
Lelaki itu memegang pipi kirinya yang terus mengeluarkan darah, meminta pelayannya untuk segera mengambilkannya kotak P3k. Tiba-tiba handphone Chris berdering disakunya, dia mengambilnya dan menatap layar handphone, muncullah nama Steven de Roux. Dengan tatapan malas Chris menggeser tombol berwarna hijau lalu menempelkan benda kotak itu ke telinganya.
"Cepat bunuh gadis itu, aku tak mau tau. Malam ini mayat itu harus sampai di mansionku!"
***
Alunan musik DJ terdengar dengan sangat jelas ditempat ini, para wanita maupun pria menari-nari ditengah ruangan, lampu-lampu menyorot kesana kemari. Bau rokok yang menyesakkan paru-paru dan juga aroma alkohol sangat menusuk hidung disini. Ya tidak salah lagi, Chris memilih datang ke Bar mewah milik temannya, dengan tetap menggunakan kemeja putih dan dasi hitamnya. Rambut hitam pria itu nampak berantakan, namun tak mengurangi ketampanannya, walaupun memang kondisi wajahnya sekarang dipenuhi luka. Dia memilih menyewa table , duduk sendiri di kursi hitam yang bisa diisi sampai 6 orang.Dia menatap tak peduli saat wanita-wanita genit memanggilnya dan ingin duduk bersebelahan dengan dirinya, wanita-wanita itu merasa di tolak dan memilih merayu pria-pria kaya lainnya. Tetapi ada satu wanita yang berani langsung duduk bersebelahan dengan Chris, dengan santainya gadis berambut coklat sebahu dengan dress sexy berwarna merah menyala itu menyender dibahu lelaki itu tanpa rasa bersalah.
"Lama tak bertemu Chris." Ucap wanita itu dengan bibir merahnya.
"Ah Maria, rupanya kau." Kata Chris sambil mulai meneguk vodka didalam gelas kecil itu.
Dia adalah Maria Zava. Adik kelas semasa Chris kuliah di ibukota Australia. Usia wanita itu 22 tahun, selalu tampil minim tanpa tahu malu. Tak sesuai namanya, dia terlalu kotor untuk dipanggil Maria. Sejak dulu wanita itu selalu mengejar ngejar Chris, seribu cara dia lakukan untuk mendekati lelaki itu. Sampai-sampai Maria menawarkan keperawanannya untuk Chris dengan syarat dia harus menjadi pacarnya, sungguh wanita yang sangat gila.
Maria menggeliat manja sambil memegangi lengan Chris, lalu mata coklatnya menatap wajah Chris, tatapannya sayu sambil menggigit bibir merahnya pelan.
"Chris, kau tau aku menginginkanmu sedari dulu." Ujar Maria sambil memainkan dasi hitam Chris.
Lelaki itu menatapnya dengan tatapan tertarik, senyum kecil muncul dari bibir merah mudanya. Lalu Chris memesan lebih banyak minuman berakohol untuk mereka berdua. Minuman yang Chris pesan adalah minuman kesukaan wanita itu, harganya sangat mahal namun rasanya sungguhlah nikmat bagi Maria. Chris mempersilahkan wanita itu untuk meminum semuanya, dengan wajah serumingah gadis itu langsung meneguknya dengan terburu-buru.
"Nikmati saja, ini malam terakhirmu."
Maria berhenti digelas ke-6, berdiri menatap lelaki itu, dan duduk dihadapannya sambil menaruh kedua tangannya di leher Chris, "apa maksudmu malam terakhirku?"
Wanita itu mendekatkan wajahnya ke wajah Chris, bau alkohol tercium sangat menyengat, "jadi aku boleh melakukan apa saja denganmu, Chris?"
Tanpa basa-basi wanita itu langsung menyerang bibir Chris, melamutnya dengan Sangat agresif, dia mendorong tengkuk lelaki itu agar ciuman semakin dalam, bau alkohol tercium sangat tajam. Tubuhnya terasa semakin bergairah, lamutan demi lamutan membuat darahnya berdesir dengan deras. Ia melepas dasi Chris, mulai membuka kancing kemejanya satu persatu dan meraba dada bidang Chris, bibir Maria turun ke leher lelaki itu, menjilatinya sambil mengigitnya pelan, meninggalkan jejak merah disana. Tak mau kalah, Chris mulai meraba bokong wanita itu, lalu tangannya mulai masuk ke dalam dress Maria. Tangan lelaki itu semakin naik kearah payudara dan mulai memainkannya, desahan erotis Maria terdengar dengan sangat jelas. Chris mengambil dasi dipundaknya, lalu menutup kedua mata Maria dan mengikat dasi itu.
"Ahh apa yang mau kau lakukan,sayang?" Suara wanita itu serak.
"Memberi kejutan untukmu tentu saja." Jawabnya dengan senyuman tipis.
Chris menggendong Maria yang sedang mabuk berat itu keluar dari area bar, memilih berjalan ke arah gang buntu dan gelap. Memojokkannya ditembok, membuat tubuh wanita itu sedikit tertekan. Bibir mereka bergelut, nafasnya saling memburu satu sama lain. Maria memilih turun dari gendongan Chris, tangannya mulai menggerayangi celana lelaki itu. Tubuhnya mulai turun hingga posisi jongkok. Tangannya berusaha membuka ikat pinggang Chris, tetapi wanita itu kesusahan dan memilih membuka dasi yang menutupi matanya itu.
"Aku bisa buka sendiri, biarkan itu tetap menutup matamu." Ucap Chris dengan lembut.
Tangan lelaki itu bergerak kebibir merah Maria, mengelusnya dengan lembut. Dua jari Chris menyusup ke dalam mulut wanita itu, memainkan jarinya bersama lidah Maria, lalu mengeluarkannya.
"Ehmm- kau mau memberikanku kejutan apa sayang?"
Lelaki itu tersenyum, lalu mengeluarkan pisau bergerigi didalam saku celana dengan tangan kanannya.
"Milikku yang kau inginkan ini." Bisik Chris pelan.
Maria tersenyum malu seolah paham, dia mulai membuka mulutnya. Chris menahan bibir wanita itu dengan tangan kirinya lalu mulai memasukkan pisau bergerigi itu kedalam mulut Maria. Merasa tak wajar wanita itu menahan tangan Chris, namun dia malah semakin menekan pisau itu kedalam mulut Maria. Darah mulai muncul perlahan dari mulut wanita itu, merasa tak puas, Chris semakin memutar-mutar pisau itu secara sembarang, mengoyak-ngoyak isi yang ada didalam mulut maria. Cairan merah bermuncratan keluar kesegala arah hingga mengenai wajah Chris. Suara teriakan Maria terhalang oleh darah yang terus keluar dari mulutnya, akhirnya lelaki itu menekan pisau gerigi itu ke arah pipi kanan Maria, sampai pisau itu menembus keluar, dia melakukan hal yang sama dipipi kiri wanita itu. Menghasilkan robekan dari ujung bibir hingga pipi bagian belakang.
Pergerakan Maria semakin lemah, Chris berjongkok dan membuka dasi yang menutupi mata wanita itu. Terlihatlah mata coklat yang mulai terbuka perlahan, air mata turun dengan deras. Ada tatapan kecewa dimatanya. Melihat tatapan itu, alis hitam Chris bertautan, bibirnya berdecik pelan seperti seseorang yang sedang kesal. Dia menatap tajam mata coklat itu, dan langsung menusukkan pisau tadi kesalah satu mata Maria. Dia menariknya lalu menusukkannya lagi, berkali kali, hingga pupil coklat wanita itu tak terlihat. Sedangkan untuk mata satunya dia tusukkan dan cungkil sambil bola mata itu mencuat keluar dari tempatnya. Lelaki itu bangun dari posisinya lalu menepuk-nepuk kepala Maria dengan ringan,
"Hari yang sangat menyenangkan, Maria."
Merasa sudah puas, Chris segera menghubungi supir dan beberapa bodyguardnya, meminta para suruhannya untuk segera datang ketempatnya. Tak lama suruhan lelaki itu datang dengan mobil hitam berjumlah 4 orang, 3 orang diminta untuk membersihkan tempat dirinya melakukan kesenangannya sedangkan 1 orang diminta untuk mengantarkannya ke mansion Steven de Roux. Pintu mobil sudah dibukakan, dengan santai Chris menarik dan menyeret mayat itu dan melemparkannya ke dalam mobil.
Setengah jam perjalanan akhirnya Chris sampai ke mansion itu. Mansion yang didominasi dengan warna emas menyala, memberi kesan mewah yang sangat luar biasa. Di tangga mansion seorang lelaki bertubuh gemuk berambut coklat sudah menunggu kehadiran dirinya. Mobil Chris berhenti didekat tangga, pintu mobil terbuka dan terjatuhlah mayat wanita berambut coklat itu dihadapannya.
"Jangan ganggu waktuku lagi dan kirimkan uangnya dasar manusia bau tanah."
○●○●○
Jangan lupa vote dan komen agar author semangat updateSalam uhuy,
KalengInaa29 Juni 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes [SLOW UPDATE]
Lãng mạnSebuah insiden mengerikan di rumahnya membuat seorang gadis berusia 17 tahun mengalami kebutaan. Tak tanggung-tanggung, dia juga dipaksa tinggal bersama lelaki dewasa egois, kejam, dan tak berperikemanusiaan. Christopher Joe Douglas, lelaki yang ta...