-5- Apel Merah

6.2K 173 13
                                    

mendengar desahan lelaki itu ditelinganya. Hingga akhirnya pria itu mendapatkan klimaks dan mengeluarkannya ditubuh Annie. Air mata menetes, mata wanita mulai menutup perlahan.

"Dasar lacur." Ucap lelaki itu sambil membenarkan kembali celananya.

***

"Mengapa kematian Arthur de Roux ditutupi, pak?"

"Siapa yang akan memimpin perusahaan  RouxFood selanjutnya?"

"Apa perusahaan ini akan diserahkan ke anak Arthur de Roux, pak?"

"Bapak yang akan mengambil alih perusahaan?"

Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh belasan wartawan di depan pintu mobil merah mengkilap yang terbuka itu. Seorang lelaki berusia hampir setengah abad itu sedang merapihkan jas hitamnya yang sangat maju akibat perut bulat pria itu, mata birunya terlihat kusam, kumis orang itu nampak sangat tebal berwarna coklat sama dengan warna rambutnya yang sudah beruban. Dia tersenyum bahagia dihadapan para wartawan, melewati banyak orang tanpa menjawab pertanyaan sedikitpun. Pria itu berjalan masuk ke gedung yang sangat mewah dihadapannya, menaiki lift ke lantai 8 ditemani oleh kedua bodyguard kepercayaannya untuk menemui tamu yang sudah diundang.

Lelaki itu keluar dari lift dan masuk kedalam ruangan berpintu besar transparan. Para tamu sudah terduduk rapih di kursinya masing-masing menunggu kedatangan pria berusia hampir setengah abad itu. Tanpa banyak alasan lelaki itu langsung berjalan ke atas panggung didepan para tamu. Terpampang foto Arthur de Roux dengan bunga melingkarinya di atas panggung, lelaki itu menatap foto itu sambil tersenyum tipis.

"Terima kasih kalian sudah dengan sabar menunggu kehadiranku disini," lelaki itu berbicara dengan menggunakan mic, "seperti yang kalian tahu, saya Steven de Roux yang merupakan kakak dari Arthur. Saya sangat tidak menyangka adikku ini akan pergi dengan sangat cepat, ini sangat membuat saya sedih dan hampir depresi. Dia merupakan satu-satunya saudara yang saya miliki."

Wajah Steven berlagak sedih sambil mengelus-elus foto disampingnya, "Dia telah membangun perusahaan RouxFood dengan sangat baik, dia sangat berjasa bagi kita semua. Tapi bagaimanapun saya harus melanjutkan jasanya, untuk kembali membuat perusahaan ini semakin sukses."

Seorang lelaki berambut hitam berusaha menahan tawa diujung ruangan, telinganya terasa geli mendengar ucapan munafik Steven. Dia sudah pasti dan jelas tahu, bahwa lelaki yang sedang berbicara di panggung itu sangat bahagia dengan kematian adiknya sendiri. Memang harta bisa membuat siapapun buta.

Steven sudah selesai berbicara, disusul dengan pengumuman penggantian president RouxFood yang diperoleh oleh Steven de Roux. Senyum lelaki itu tak tertahankan ketika namanya disebut untuk menggantikan posisi Arthur di perusahaan, tepuk tangan dari para tamu undangan membuat Steven semakin serumingah. Para tamu memilih pulang ketika acara telah selesai, sedangkan steven memilih berjalan ke arah lelaki yang menertawakannya tadi.

"Kau menertawakanku, Chris? Kupikir aktingku sangat bagus tadi." Kata pria itu sambil memegangi gelas berisi cairan berwarna ungu.

"Cukup bagus untuk menjadi bahan perbincangan di Internet, tuan Steven."

"Kau dingin seperti biasanya," Steven meneguk minuman itu, "ahh, kudengar dari bawahanku kau masih menyimpan gadis itu? Bukankah sudah ku bilang  akan memberimu dollar lebih jika membunuh gadis itu?"

"Cepat selesaikan tugasmu Chris, biarkan presiden baru Roux Company ini tenang, haha!" Ucap lelaki tua itu sambil memukul pelan dada penuh lemaknya.

Chris hanya menjawabnya dengan sedikit tarikan bibir dikedua sisi, lalu memilih pergi dari ruangan itu dengan alasan pekerjaan di kantornya. Sungguh merepotkan berbicara dengan pria berkumis tebal itu, terlalu menghabiskan waktu untuk Chris.

Your Eyes [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang