"Aku-" Wanita itu mendekatkan wajahnya, membiarkan hidung mancung mereka menempel satu sama lain. "Merindukanmu Chris."
***Seorang pria tua bertubuh gembul dengan kumis coklat keputihan keluar dari mobil hitam yang dikendarai oleh supirnya. Senyum bangga nampak tertancap di wajah pria itu saat memandang mansion berwarna emas yang bisa menyilaukan mata, dengan lampu besar menyorot dibagian pintu utama. Steven menggigit bibir bawahnya dengan penuh nafsu, lalu membuka pintu utama sendirian, karena dia sengaja meliburkan para maid nya untuk malam ini.
Muka lelaki tua itu seketika serumingah melihat tiga gadis yang telah ditunggu-tunggu sedang duduk bersama di ruang tamu. Mereka semua sedang meminum anggur di gelas kaca, kemudian mengambil beberapa cemilan yang sudah tersedia di meja. Wanita di bagian kiri memiliki rambut pendek sebahu berwarna blonde dengan bibir tebal berwarna merah tua selaras dengan dress yang ia pakai, wanita yang sedang terduduk di antara wanita lainnya berambut hitam lurus ikat kuda, bermata coklat dan memakai dress mini silver dengan potongan di bagian atas sangat rendah, nyaris menyentuh perut. Membuat lekukan payudara dan kulit kuning langsatnya sangat terekspos. Wanita ketiga atau yang paling kanan tampil dengan pakaian kantor yang cenderung sempit, memperlihatkan lekuk tubuh dengan sangat jelas.
Steven dengan setengah lari menghampiri wanita-wanita itu, lalu duduk di sofa panjang berwarna cream tepat di tengah mereka, lalu merangkulnya dengan penuh gairah. Istri dan anak-anaknya kebetulan sedang berlibur ke luar negeri tiga hari ini, sedangkan Steven memilih menetap di mansion dengan alasan pekerjaan. Hari ini terasa sangat melelahkan di kantor, sehingga dia pikir ini keputusan yang tepat untuk menghibur diri. Pria itu menanggalkan kemeja formal yang dipakainya sewaktu kerja, menyisakan lemak kenyal yang menempel pada tubuhnya.
"Ahh tuan... tubuhmu sangat sexy," ungkap wanita berambut hitam seraya menyentuh tubuh Steven dengan tangan gemulainya.
Lelaki itu nampak senang dengan pujian yang diberikan, memilih mencium leher wanita itu sambil menyentuh payudara wanita lain. Menggerayangi tubuh gadis kuning langsat itu dengan penuh hikmat.
Mobil sedan hitam berhenti tepat di belakang mansion berwarna emas, dibatasi dengan pagar jaring dan pecahan kaca dibagian atas, empat penumpang di dalam mobil itu keluar secara bersamaan. Berpakaian kemeja bermotif bunga. Mereka memegang pistol berwarna hitam dengan peredam dimasing-masing tangannya. Satu lagi pria keluar dari mobil itu, memakai baju putih dan cargo selutut, lengkap dengan senjata api pythone revolver di tangan kanan. Dia menggeser tempat isi peluru, terlihat ada enam lubang di sana, lelaki itu mengambil sesuatu di dalam kantung celana, memperlihatkan dua peluru timah panas digenggamannya. Dia memasukkan peluru itu di bagian paling kiri dan satu lagi di bagian paling bawah, dan mengembalikan tempat peluru ke posisi semula.
"Sudah pastikan berapa jumlahnya?" tanya pria dengan garis luka di pipi kiri.
"Sudah tuan," jawab salah satu bawahannya, "dua ada di pagar depan, dua di serong kanan dan kiri, dan dua lagi tepat di samping bangunan."
"Bagus," puji lelaki itu sambil menatap fokus kedepan, "cepat bukakan jalan lalu habiskan mereka semua sebelum aku sampai di depan mansion."
Salah satu pria menggunakan kemeja merah motif kembang masuk kembali ke dalam mobil, duduk di bagian supir dan segera menancap gas menabrak pembatas yang ada di hadapannya. Suara kegaduhan itu terdengar oleh penjaga, dan secara berbondong-bondong berlarian ke arah belakang. Tembakan demi tembakan menyorot ke arah mereka tanpa suara, membuat pemimpin mereka menyunggingkan senyum miring di wajahnya.
Dengan santai pria itu berjalan ke arah pintu depan mansion, sambil mengacak-acak rambut hitamnya malas. Ketika sudah berada di pintu depan, dia mengangkat salah satu lalu menekuknya, dan mendorong pintu itu dengan penuh tenaga. Orang-orang di dalam ruangan nampak terkejut, di tambah pria bermata biru itu membawa senjata api di tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes [SLOW UPDATE]
Roman d'amourSebuah insiden mengerikan di rumahnya membuat seorang gadis berusia 17 tahun mengalami kebutaan. Tak tanggung-tanggung, dia juga dipaksa tinggal bersama lelaki dewasa egois, kejam, dan tak berperikemanusiaan. Christopher Joe Douglas, lelaki yang ta...