"Malang sekali nasibmu bukan?" Katanya sambil tersenyum licik.
***
Pagi hari sudah tiba, cahaya matahari bersinar terang dibalik kaca jendela besar. Mata gadis itu terbuka perlahan, dia tersenyum lebar lalu menggeserkan penglihatannya ke arah lain. Namun yang dia lihat hanyalah gelap. Pinggang Annie terasa berat, seperti ada sesuatu yang menindih pinggangnya. Dan benar, ketika ia merabanya, terpeganglah sebuah telapak tangan dengan urat-urat yang terasa sangat jelas."Arrrgghh!!" Teriak Annie sambil menyingkirkan tangan itu.
Tangan itu kembali memeluk pinggang mungil Annie, dia berusaha menyingkirkannya tapi tangan itu malah semakin erat memeluk dirinya.
"Lepaskan! Ishh siapa kau!?"
Gadis itu merasakan ada wajah yang menenggelamkan diri dibalik punggungnya, "Chris, kau lupa namaku?" Katanya serak.
Mata Annie terbelalak, tak percaya ada orang yang tidur satu kasur dengannya. Dia segera mengambil posisi duduk, menghindari pria tanpa pakaian itu. Chris memang tidak menggunakan sehelai pakaianpun dibadannya, hanya memakai celana pendek santai berpola kotak-kotak. Lelaki itu merenggangkan tubuhnya dengan santai, mengambil air putih dimeja sebelah lalu duduk dan meminum dalam setiap tegukan air.
Chris menengok ke arah jam di mejanya,menunjukkan pukul 7 lebih 5 menit. Hari ini dia ada jadwal rapat pukul 8, dia harus berangkat sedikit lebih cepat. Chris berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan tubuh tentunya. Sedangkan Annie masih terdiam dalam posisinya, bingung harus melakukan apa. Dia tak mungkin bisa kabur, selama tuan rumah berada dirumahnya. Tiba-tiba terdapat suara pintu diketuk, lalu pintu terbuka dan munculah seorang gadis rambut sebahu berpakaian pelayan dibalik pintu sambil memegangi semangkuk bubur. Dia memberikan makanan itu di meja sebelah kasur.
"Ini nona, aku sudah siapkan bubur untukmu." Ucapnya gugup.
Annie hanya menjawabnya dengan anggukan mantap, lalu membiarkan gadis itu pergi dari kamar. Dia baru ingat, sudah sehari dia tak menyantap makanan apapun. Terakhir dia makan adalah sebelum kejadian itu, sungguh menyedihkan. Bau bubur itu sangatlah enak bagi Annie, sehingga membuat perutnya berbunyi. Akhirnya dia memilih untuk makan, dia berusaha meraba mangkuk dimeja itu. Tapi Annie kesulitan hingga menjatuhkan mangkuk yang ada di meja.
Bunyi benda pecah terdengar nyaring sampai terdengar oleh telinga lelaki itu. Chris keluar dari kamar mandi dengan kaos putih polos dan celana hitam pendek. Rambut hitam lelaki itu basah, dengan badan yang belum sepenuhnya kering. Annie sadar akan kedatangan lelaki itu, dia pikir Chris akan memarahinya. Annie segera turun dari kasur lalu terjongkok dan meraba-raba lantai, berusaha merapihkan pecahan itu.
"Maaf aku tak bermaksud-, aw!"
Jari gadis itu terkena pecahan mangkuk, darah mengalir perlahan memenuhi jari. Chris menatap dingin melihat gadis itu.
"Pelayan itu menyuruhmu makan sendiri?" Kata lelaki itu dengan dingin.
Annie mengerutkan keningnya, kebingungan harus menjawab apa. Dan akhirnya menjawab pertanyaan itu dengan anggukan. Urat-urat dileher pria itu nampak mulai bermunculan, tangan besarnya di kepal kuat-kuat, bagian ujung telinganya pun sedikit memerah. Lelaki itu mengambil handphonenya dan mengetik sesuatu. Tiba-tiba datanglah pelayan tadi memasuki kamar ditemani oleh salah satu bodyguard Chris. Dia nampak terkejut melihat kondisi Annie, raut wajahnya nampak ketakutan. Gadis itu mundur perlahan saat melihat tatapan dingin dari Chris, tapi malah didorong oleh bodyguard yang menemaninya tadi hingga tersungkur di lantai.
Chris berjalan perlahan ke arah gadis itu, lalu menurunkan badannya sampai terjongkok, menatap pelayan yang sedang menunduk ketakutan dengan lekat. Menarik rambut gadis itu sampai wajahnya menghadap dengan wajah Chris.
"Kau tahu apa salahmu bukan?" Tanya Chris dengan penuh penekanan.
Pelayan itu tanpa sadar mengeluarkan air matanya, bibirnya bergetar, hidungnya memerah. Dia tak sanggup menjawab pertanyaan tuannya. Chris nampak semakin marah karena gadis itu hanya diam membisu.
"KAU BISU!?"
TAKKK!!
kepala pelayan itu dibenturkan ke lantai oleh Chris. Tangis kencang terdengar keras memenuhi ruangan. Semakin kencang tangisnya semakin banyak lelaki itu membenturkan kening gadis pelayan itu.
"Maafkan aku tu-tuaan!!" Ucapnya sambil memegangi keningnya sendiri.
Kening gadis itu lebam dan sedikit mengucurkan darah, membuat siapapun yang melihatnya bergidik ngeri. Pria itu berdiri, lalu menendang gadis itu sampai terbentur ujung kayu kasur.
"Kau pikir maaf bisa menyelesaikan semuanya!?"
Chris menendangi gadis itu tanpa henti, gadis itu hanya bisa meringkuk kesakitan sambil berteriak meminta maaf, tetapi lelaki itu nampak tak puas. Dia mengambil pecahan besar beling didekat Annie, lalu kembali ketempat gadis yang ditendanginya. Gadis itu mundur berusaha menghindari tuannya walaupun tak mungkin bisa.
"Kau sama bodohnya dengan pelayan tua it-"
"Dasar majikan gila! Sekarang apa yang akan kau lakukan padaku?! Kau mau membunuhku seperti yang kau lakukan kepada ibuku?!" Gadis itu sesegukan, "DASAR MANUSIA TAK PUNYA HATI, MATI SAJA KAU DAN PERGILAH KENERAKA!"
SRAKKK!!
Baju dan kulit gadis itu robek akibat sayatan yang dilakukan Chris dengan pecahan mangkuk itu. Dia merobek wajah cantik gadis itu berkali-kali, membuat garis memanjang dari kening,mata hingga ke leher gadis itu. Suara pelayan itu melengking teriak kesakitan. Annie ketakutan mendengar teriakan gadis itu, dia sadar gadis itu sedang di siksa oleh Chris. Annie segera bangkit dan berlari ke arah suara itu tanpa takut terjatuh.
"Hentikan chris! Hentikan!"
"DIAMMMM!!" lelaki itu mendorong Annie dengan lengannya.
Annie terdorong jatuh sampai ke ujung meja, kepalanya terbentur membuat gadis itu tak sadarkan diri seketika. Sedangkan Chris melanjutkan kegiatannya itu, terus menyayat pelayan itu sampai puas.
"Da-dasar psy-co-path." Ucap gadis itu terbata-bata perlahan menutup matanya.
○●○●○●○
Maaf gais suka sibuk emang wkwkwkSelamat menikmati dan tunggu hari Rabu
Jangan lupa vote dan komen agar author semangat melanjutkan cerita ini!
Salam hangat,
KalengInaa22 MEI 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Eyes [SLOW UPDATE]
RomanceSebuah insiden mengerikan di rumahnya membuat seorang gadis berusia 17 tahun mengalami kebutaan. Tak tanggung-tanggung, dia juga dipaksa tinggal bersama lelaki dewasa egois, kejam, dan tak berperikemanusiaan. Christopher Joe Douglas, lelaki yang ta...