ALYSYA: KELUARGA ANDREAS |2|

351 17 0
                                    

Happy reading

"Cinta tidak bisa salah, hubungan bisa.
Tidak butuh alasan untuk mencinta, tapi butuh lebih dari alasan
untuk menjalin sebuah hubungan"

▪ ▪ ▪

Cewek berbaju kebesaran sampai kepaha dan menutupi celananya. Kalo orang lihat bakalan berpikir kalo cewek itu tidak memakai celana.

Cewek itu adalah Alcha. Alcha menuruni tangga dan berjalan kearah kulkas yang terletak didapur. Ia mengambil satu kaleng soda. Saat dirinya tidak sengaja melewati ruangan kerja Papanya yang terletak dekat dapur. Terdengar obrolan Mama, Papa dan Arsya yang terbilang cukup serius.

"Kamu gak salah ambil tindakan? Ma-maksud Papa. Dia kan pernah--"

"Pah. Dia anak yang Mama lahirin sembilan bulan beberapa hari. Kita yang urus Arsya kecil sampai Arsya besar. Kita tau, kalo Arsya gak pernah main-main sama ucapannya, Pah. Kita selaku orang tua harusnya dukung keputusan Arsya bukan memporak-porandakan pikirannya," jelas Nara sembari mengelus-elus lengan Bromo.

"Nah bener tuh kata Mama Nara yang cantik,"

"Gue juga cantik kali," Alcha nguping pembicaraan ketiga orang itu. Dan sedikit memaki Abangnya yang membandingkan dirinya dengan cewek yang dibahas.

"Buta kali mata lo. Jelas-jelas gue lebih cantik dari dia. Dia mah apa," mengibaskan rambutnya kebelakang dengan muka sombong.

"Rencananya kapan kamu kesana?" tanya Bromo setelah memberi ijin anaknya.

"Nanti malam Pah. Lebih cepat lebih baik,"

"Dia udah.."

"Ha? Udah apa? Kok tiba-tiba gak kedengeran sih?" Kesal cewek itu saat percakapan orang tuanya dan Abangnya tiba-tiba tidak bisa didengar.

Mengorek telingan kanannya, "Ini kuping gue yang bermasalah ato diubah jadi kedap suara sih?"

Clek!

"Heh bocah! Lo nguping ye? Ngaku lo cil," tuduh Arsya saat membuka pintu mendapati Alcha yang mengorek telinganya.

Cewek berkaos panjang itu gelagapan, "Siapa juga yang ng-nguping. Gue habis ambil soda. Nih soda nih," menyodorkan sodanya didepan muka Arsya yang menunjukan muka datar.

Alcha mengibaskan rambutnya membuat Arsya memalingkan wajahnya kesamping saat rambut bercat ungu mengenai wajahnya.

"SEJAK KAPAN LO WARNAIN RAMBUT LO HAH?!"

"SEBELUM HIJRIAH,"

▪ ▪ ▪

Pagi berganti siang. Siang berganti sore. Sore berganti malam, sama dengan cintamu berganti setiap pertukaran hari:)

Malam menyambut cowok berjas hitam yang melekat ditubuh kekarnya. Dengan angkuh ia menuruni tangga sembari menenteng dasi ditangan kanannya.

"Mah. Pasangin dasi," rengek cowok itu sembari menyodorkan dasi hitam ke wanita paruh baya.

Wanita itu tersenyum hangat dan memasangkan dasi dileher putranya, "Kebayang gak? Kalo yang masangin dasi Istrimu?"

ALYSYA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang