Cantik

2.6K 338 13
                                    

Warn! Sedikit explicit.
.
.
.

Sedikit terengah, Taehyun ambruk persis di samping Beomgyu. Sadar diri jika bobot tubuhnya tak mungkin di tahan oleh badan mungil Beomgyu.

"Mau mandi dulu engga? Nanti biar aku gendongin." Tangan dominan memeluk pinggang, sedang satunya lagi mengelus lembut rambut kekasih.

"Nanti, masih cape, Tyun."

Oke, sedikit buat Taehyun gemas dalam hati oleh panggilan tadi. Oh sial, Taehyun lupa akan Haechan yang akan datang ambil Nezuko tersayang.

"Tidur lagi aja, Aku mau keluar bentar beli camilan. Haechan mau kesini btw,"

"Ya."

Setelahnya, tinggal Beomgyu berselimut katun seorang yang tersisa. Pikir apa kalian? Romantis-romantisan usai seks? Mustahil, bro.

◇◇◇

"Gyu nya mana, dek?"

Taehyun hanya tunjukkan jari ke arah kamar mandi. Sempat berdebat sebelum Beomgyu memutuskan untuk mandi dahulu sebelum ikut makan dengan kedua manusia itu.

"Badanmu bau spermaku, ga malu sama Haechan?"

Sedikit frontal, namun ampuh untuk tundukkan Beomgyu hingga sebegitu malu ciptakan semburat merah pada pipi.

Sampai suara pintu kamar mandi terbuka didengar, memunculkan presensi si manis yang terlihat segar dibanding sebelumnya.

"Dah lama nunggu, Chan?"

"Nope, sini langsung gabung makan bareng, Gyu. Mamaku bawain banyak makanan."

"Sip, kebetulan. Laper nih," Beomgyu akhirnya menenggelamkan diri, abai akan tatapan dari Taehyun.

"Pelan, Kak. Astaga. Kaya Kak Haechan gitu, yang kalem."

Mendelik tajam, Beomgyu lanjutkan makan dengan beringas tanpa peduli Taehyun.

Dalam hati mendumal, Yang bikin gue laper ampe kesetanan begini siapa? Bangsat, ga ngaca.

"Duh, serem banget dipelototin sama maung."

Sontak Haechan tertawa, yang mana bikin Beomgyu makin menukikkan alis tajam.

"Udah dek, udah. Pacarnya ngambek ko malah di usilin, sih? Oh iya, Itu aku bawain salep juga buat kamu Gyu. Ntar minta tolong Taehyun aja suruh nyalepin. Aku pulang ya."

Lalu sepupu Taehyun tersebut pamit pulang setelah suaminya-Mark menjemput.

"Buka celananya, cepet."

"Mau apa, jingan?! Oh, itu. Aku aja sendir-"

"Gyu."

Berpacaran selama dua tahun menyadarkan Beomgyu akan perangai Taehyun yang tak mau dibantah.

"Malu, babi."

"Halah, bisa malu juga kamu kak?"

"Yaampun, ko bisa-bisanya ya aku pacaran sama berondong modelan kek kamu? Udah kasar, brengsek, judes lagi, put-"

"Kak. Gausah mulai. Aku diemin nanti, baru kelabakan kamu. Akunya juga yang repot."

Beomgyu sepenuhnya menyesal, hanya bisa menangis dalam diam kala Taehyun mulai mengobati area analnya lembut.

Kebiasaan buruk Beomgyu, berbicara tanpa melalui proses penyaringan.

Taehyun mengerti, kok. Diam-diam, dirinya melihat bantalnya basah. Tanda Beomgyu memang menangis.

"Udah, jangan nangis."

"T-tyun, maaf."

Bertepatan dengan itu, kegiatan mengolesi salepnya rampung. Menarik diri, untuk berpindah tempat guna menatap jelas wajah Beomgyu.

"Tuh kan, jelek dih abis nangis. Lap dulu tuh ingusnya." Dahi Beomgyu disentil pelan, dibalas dengan pukulan kecil pada bisep Taehyun.

Beomgyu nurut, spontan usapkan ingus dan air matanya gunakan baju Taehyun.

"Jangan protes. Kamu ini yang nyuruh."

Selamat tinggal, ke uwu an.

Hingga akhirnya, pelukkan hangat kedua pihak terjalin.

Setidaknya, berbaikan ala mereka tidak perlu hal-hal yang menggelikan macam memberi bunga atau coklat. Apalagi rentetan diksi yang sarat akan menawan kalbu.

Begini saja, sudah cukup.

Unsere GeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang