Aku Tenang

1K 188 9
                                    

This story based from song Aku Tenang-Fortwnty.
.
.
.
Rasanya Indomaret depan kampus mengingatkan Taehyun akan sesuatu. Apa, ya?

"Ngaco, otak gue kayanya tinggal separo kemakan sama tarantula."

Tangannya mengusak surai dengan kasar, berusaha singkirkan bayangan Beomgyu bersama cengiran yang terlampau memuakkan buat Taehyun.

Beruntung, ada teman sekelasnya-Hueningkai-yang bisa alihkan pikiran Taehyun sejenak.

"Eh, pas banget ini. Entar nongkrong dulu yuk ke rumah bang Yeonjun." Ajak Hueningkai lebih dulu.

"Lah iya, kenapa gue sering banget si lupain Bang Yeonjun?"

Hueningkai cemberut, menoyor dahi Taehyun lumayan kencang akibat kesal.

"Gue juga tuh, kenapa ngga ngabarin gue sama bang Yeonjun coba pas lo mau boyongan ke kos baru? Ga tau Bunda lo kelabakan nyariin apa, ya?"

"Mana ada? Gue udah bilang ke Bund-"

"Hoo, pinter. Bilangnya nginep di rumah gue. Bagus banget ya alesannya. Bagus."

Berdecak sebal, kaki Taehyun menendang kecil paha Hueningkai.

"Ga bisa diajak kompromi."

◇◇◇

Kalian pernah tidak, merasa risau tanpa sebab? Sampai hilang fokus kemudian lupa yang mana uang mana struk belanja.

Taehyun barusan mengalami itu, buang uang lembaran 5000, yang dikira itu adalah kertas struk belanja.

"Ikhlasin aja udah, 5 rebu ini. Lo kan horang kayah."

"Aduh Kayii, 5 rebu begitu bisa nyelametin gue di tanggal tua nanti. Lo lupa gue udah nge kos?!"

"Heeleh, lagaknya. Lo pulang sekarang terus minta duit ke Bunda juga bisa kali Hyun. Ga usah lebay."

"Ck diem, geh."

"Gampang minta traktir bang Yeonjun. Ayo cepet, jadi kaga mau ke sana?"

"Lo yang nyetir."

Kunci motor dilempar Taehyun ke arah sahabatnya itu, membiarkan dirinya berjalan lebih dulu kearah letak motor diparkirkan.

"Jangan ngambek gitu dong, bujang."

"Kayi."

"Hehehe, ya ya, meluncur bos. Maap maap."

◇◇◇

Diam mematung, Beomgyu mengucek mata kasar. Masih belum menyangka akan bertemu satu lagi jelmaan pangeran selain Taehyun.

"Biasa aja dong Gyu, dia mah emang turunan bule."

Hueningkai tersenyum kikuk, lantas mengulurkan tangan ingin berkenalan.

"Kai Kamal Huening, terserah mau panggil apa, panggil sayang juga boleh."

Ya Tuhan, Beomgyu meleyot.

"Beomgyu, panggil Gyu aja."

Yeonjun mengajak Hueningkai masuk terlebih dahulu, disusul Beomgyu yang masih tersipu.

Kalau mau tahu saja, dibelakang sana ada yang sedari tadi tahan emosi.

Cemburu, coy.

◇◇◇

"Udah ih Kai, lo gombal mulu dari tadi. Kasihan pipi Beomgyu udah merah banget itu."

"Ini merah gara-gara panas, astaga. Lagian mah gue bapernya sama Taehyun doang kali."

Aduh, kan keceplosan.

Dalam hati, Taehyun merasa tenang luar biasa mengetahui perasaan Beomgyu masih untuk dirinya seorang.

Oke, abaikan saja.

"Gue kan biasa giniin orang Bang, kek gatau gue aja lu ah, ya ngga hyun?"

"Hm."

Dari sini, Beomgyu menyadari akan pandangan Taehyun untuknya.
"Eh, gue pulang duluan ya. Kakak gue udah nyuruh balik." Merasa khawatir jika keberadaannya buat Taehyun risih, membuat Beomgyu inisiatif pilih opsi pulang.

Senyap, tiada jawaban sampai seketika semuanya diam terkaget.

Bukan diamnya Beomgyu penyebab mereka terkejut, tetapi Taehyun yang mendadak berdiri dan menawarkan tumpangan.

"Biar gue anter. Kayi, lo pulang sama Bang Yeonjun."

Tolonglah, Beomgyu tidak mau terkapar sekaligus makin memerah pipinya akibat Taehyun.

Ya, Taehyun hanya memastikan apa obat penenang untuknya yang sedari tadi risau tidak karuan tanpa sebab.

Pun sekarang, jawabannya sudah Taehyun kantongi.

"Masa sih dia? Anjir, gue kalem begini cemburunya sama modelan kaya anak SMP cem dia."

◇◇◇

Mari kita gebuk kepala Taehyun bersama-sama.

Unsere GeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang