Long Night+Deep Talk

1.6K 184 23
                                    

Yang lain mulai pulang, sisakan Beomgyu dan Taehyun dalam apartemen.

Soobin antar Mamah pulang ke Semarang, mungkin menginap sekalian.

"Hasil sidang, gimana? Baik?"

"Hm, rumah di Semarang jadi hak milik Mamah. Ya kan memang itu dari awal milik Mamah, sih."

Taehyun mangut-mangut, menarik selimut sampai menutupi bagian dada mereka berdua. Lanjutkan obrolan keduanya sebelum tidur, saling berbaring berhadapan. Posisi terfavorit buat mereka.

"Lagian, Papah katanya tinggal dirumah istri barunya. Bukan istri, deng. Ga tau, pacar-mungkin?"

Terkikik geli, Taehyun menoel dagu Beomgyu. "Udah tua, masa pake kalimat pacaran buat deskripsiin sih? Geli, ah.."

"Ya terus, apa dong?" Tanya Beomgyu kesal.

"Gatau."

"Uluuh."

Semakin merangsek kedalam dekapan dominan, Beomgyu mengusal kepala lembut pada dada Taehyun. Nyaman sekali, Beomgyu suka.

"Kalo dipikir pikir, kita itu anti-komplex banget tau pacarannya, Tyun."

Usapan Taehyun pada punggung Beomgyu berhenti, "Kenapa gitu?"

"Nembak ga pake basa-basi. Apalagi kamu yang kata Yeonjun ga bakal bisa suka lagi sama orang. Nyatanya?"

"Gatau, nih. Pake jampi-jampi apa kamu Kak? Sampai bisa matahin janjiku sendiri,"

Ujung kaos Taehyun di remat pelan oleh Beomgyu, menyalurkan malu akibat kalimat kekasihnya tadi juga gugup bersamaan. Ada yang perlu Beomgyu utarakan.

"Adek, semisal kita LDR, siap?"

Taehyun menunduk, tatap telak di mata Beomgyu. Tersenyum berat seakan tidak setuju.

"Bahkan, tujuanku nge-kos biar bisa deket sama kamu. Tapi, kalo itu pilihanmu, mau gimana lagi?"

"Aku, masih ragu Tae. Jujur aja, selama ini kadang pikiran negatif seliweran di otak. Udah mah kamu banyak yang suka, bahkan dulu kamu butuh bantuanku biar kamu suka balik sama aku. Aku gamau, perjuanganku sia-sia nantinya. Apalagi kamu, ah, ngga-kita-masih lewatin fase pendewasaan."

Taehyun diam, mendengarkan seksama keluh kesah Beomgyu secara sabar dan penuh minat.

"Makasih, udah mau nepatin janji buat lebih terbuka sama aku. Aku seneng denger unek-unekmu gini,"

"Sekarang giliranku buat ngomong."
Ambil nafas panjang, Taehyun menyiapkan rentetan kalimat untuk jawab segala keluh kesah Beomgyu.

"Kamu tau, kak? Kelemahanmu itu di pola pikirmu. Isinya negatif semua, udah gitu overthinkingnya belum dikurangin dari dulu. Sakit hati lho aku ini. Aku kira kamu udah sepenuhnya percaya sama aku setelah semua yang aku kasih dan lakuin buat kamu."

Beomgyu gemetar, jemarinya membentuk garis absrak di sepanjang bahu hingga pergelangan tangan Taehyun. Bermaksud cairkan suasana.

"Abis, kamu itu.. Arghh. Taehyuun, kamu ga sadar apa kamu sebegini perfect-nya?"

"Lah, kan yang nyempurnain kamu?"

"Serius, Taehyun."

"Aku juga serius."

Jam digital diatas meja tunjukkan angka 23:55. Taehyun merubah posisi Beomgyu agar berbalik, memeluk dari belakang serta menumpukan dagunya pada kepala Beongyu.

"Sayangnya aku, rumahnya aku. Kamu, milikku, kak. Jadi, ga ada yang perlu di khawatirin."

"Taehyun. Ga mau LDR.."

"Sementara doang, kak. Aku janji, bakal nyusul. Setelah lulus nanti. Tahan sebentar, boleh?"

"Yah, malah nangis. Aku ga mau bajuku jadi tumbal lagi buat ingusmu, kak."

Iya, Beomgyu menangis hebat mendengar penuturan Taehyun yang luar biasa bijak. Mampu sedikit tenangkan Beomgyu yang dilema.

"J-jangan dir-rusak lagi, suasananya jangaan dirusak lagi, berondong jelek.."
Ucapan Beomgyu tersendat, masih menyisakan isak tangis kecil disela pembicaraan.

"Kamu kalo nangis ga kira-kira soalnya. Laki bukan?"

"Bajingan. Berondong simpenan tante-tante!!"

Begitulah, cara Taehyun menjinakkan Beomgyu. Menjahili masih jadi opsi utama dalam upaya berinteraksi dikala suasana mulai menegang, tidak mau membuat rayuan maut yang bukan tipe nya sekali.

"Malam ini, begadang mau? Tidurnya sekalian besok, sepuasnya. Deal?"

Uluran kelingking disambut baik oleh Beomgyu, kemudian bertaut indah dibawah cahaya lampu temaram.

"Deal."

Setidaknya, sebelum Beomgyu benar-benar jalani hubungan jarak jauh dengan Taehyun nantinya.

Dia ingin menghabiskan waktu, sebaik mungkin. Mulai dari sekarang, malam ini.


Unsere GeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang