Selangkah Tuju Hidup Baru

1.4K 177 29
                                    

Warn 18++
Ada bagian ninu ninu di akhir. Please be wise kawaan!!
.
.
.
Kekhawatirannya muncul ke permukaan, genap seminggu Taehyun hilang kabar. Beomgyu begitu gundah, mulai tergambar Taehyun dengan wajah teduhnya menina-bobokan dirinya ketika uring-uringan hadapi skripsi berlapis revisi.

Merasa tidak adil karena tak mampu beri semangat langsung kepada si terkasih, Taehyun pasti betulan frustasi sampai tak menghiraukan pesannya.
Bahkan sekedar merubah warna pada dua centang dari abu menjadi biru sekalipun.

"Adek! Dari tadi dipanggil, ga nyaut-nyaut! Itu, Asa minta jadwal les dimajuin jadi siang ini." 

"Eh? Ya, bisa-bisa. Kenapa Asa bilangnya ke ka Soobin? Ngga langsung ngomong ke aku aja?"

Gelas berisi susu hangat diletakkan di nakas oleh Soobin, melirik sekilas notifikasi pada ponsel milik adiknya sebelum menjawab dengan emosi setulus hati.

"Mending cek hp mu deh, liat sebanyak apa notif telfon yang ngga kamu angkat."

Soobin telah pergi dari dalam kamar, membiarkan Beomgyu berkelut dengan opini yang dia simpulkan sendiri.

"Apa Tehyun bosan ya?"

◇◇◇

"Halo dek Asa, maaf ya Kaka kemarin ngga bisa dihubungin."

"Eeeh, gapapa kak, santai aja. Asa cuma mau nanya tentang phonetics doang kok. Kemarin nilaiku kurang di situ."

Perempuan mungil dihadapannya memampangkan kertas berisi materi, Beomgyu secara perlahan memberi beberapa arahan yang sekiranya dapat dipahami dengan mudah oleh Asa.

Sekurang-kurangnya, gelar S1 Beomgyu berguna di masa sekarang mencari pekerjaan. 4 tahun kuliahnya di prodi pendidikan Bahasa Inggris tak sia-sia.

"Kamu baru SMP kok udah belajar phonetics? Sekolahmu keren banget, Sa."

"Hehe, sebenernya ini buat lomba nanti sih, Kak. Aku kebetulan jadi tumbal dari 27 siswa di kelas."

Beomgyu mengangguk mengerti, memang patut di apresiasi bakat Asa dalam ketangkasan pahami materi diusianya yang begitu dini.

Beomgyu jadinya bersyukur, dia tidak perlu mencak-mencak ketika mengajar.

"Oke, phonetics udah clear. Apalagi yang Asa belum paham?"

"Itu, mater-"

"Bentar Sa, Kaka ada yang telfon. Bentar ya?"

Asa mengangguk, mempersilahkan Beomgyu angkat telefon.

"Kenapa Kak? Aku masih nge les ini, Asa masih ada materi yang belum jelas."

"Pulang, sekarang. Ada sesuatu yang penting." Suara Soobin begitu semangat di sebrang sana.

"Penting apaan? Dapet uang kaget?"

"Kurang lebih begitu, pokonya cepet pulang. Nanti kakak yang bilang ke orang tua Asa minta ijin kamu pulang lebih cepet."

"Ish, ini apa sih? Bikin kepo aja. Yaudah Gyu siap-siap balik iki, awas bae jebule ngapusi."

"Ora dek, sumpah."

Panggilan ditutup dahulu oleh Beomgyu, kemudian berkemas santai tanpa peduli Soobin yang menyuruhnya bergegas tadi.

"Asa, kak Gyu kudu balik duluan, ga papa?"

"Ooh, nggapapa kak nggapapa. Lagian Asa udah paham materinya kok."

"Tadi Asa mau bilang sesuatu kan? Nanti langsung tanya kaka aja lewat chat. Biar kak Gyu kasih PDF materinya."

Unsere GeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang