First Time

1.5K 166 22
                                    

Taehyun kelabakan, padahal yang hendak ditinggal dirinya. Namun sejak pagi tadi, raut Beomgyu sama sekali tak bersahabat. Merengut total.

"Ini apa, coba? Yang mau ditinggal aku, tapi kamunya yang cemberut."

"Aku nanti sore mau berangkat, kamu ga sedih sama sekali gitu?"

Mengedikkan bahu acuh, Taehyun sedikit menjauh dari Beomgyu.

"Seneng aku malah. Bebanku disini ngurang."

"Hoo, gitu? Banyak cadangan sih ya.." Beomgyu jengah, memilih ikuti permainan iseng Taehyun.

"Nah, tu tau."

"Astagaa, gatau lagi aku mau jawab apa."

"Yaudah, makanya cepet pulang sana. Beresin barang di apartmu. Jam 3 mau berangkat kan? Ditinggal Kak Soobin tau rasa."

"Terus kamu disini gitu?"

"Ya."

"Ngga mau bantu nge packing barangku?"

"Ya. Ngga mau."

"Maunya apa?"

"Nyolo dikamar mandi."

"Terserahmu, anjing."

Beomgyu makin tekukkan wajah, betulan ingin ketuk keras tempurung Taehyun supaya pikirannya resik.

◇◇◇

Masih prahara mutung, Beomgyu tutup keras pintu lalu menguncinya. Tak membiarkan Taehyun menyusulnya masuk ke dalam. Eh, tapi Beomgyu merasa tidak diikuti Taehyun dari belakang, sih.

"Ini beneran, ga di bujuk? Gue ga di susul gitu? Taehyun langsung pulang?"

Mendengar suara motor-yang Beomgyu yakini itu milik Taehyun-menjauh, amarahnya memuncak. Maksud hati ingin melalui salam-pisah sebagaimana mustinya, malah berujung begini berantakan.

Beomgyu tahan amarah, kesal gemas beraduk menyatu. Bikin aliran air matanya men-deras, sekuat tenaga kuasai diri supaya tidak banting barang.

Sampai suara ketukan pintu menyentak kecil Beomgyu di dalam, malas membuka juga merespon.

"Kak, buka. Mau di bantu beresin barang ngga? Kak Soobin keluar bentar tadi beli snack buat temen perjalanan. Jangan ngamuk gitu, marahmu parah banget, demi apapun."

Perlahan beranjak, membuka kunci pintu lalu beri ruang agar Taehyun leluasa masuk ke dalam kamar.

"Ngapain kamu? Katanya seneng aku mau pergi, bilangnya males bantuin."

"Dih, bocil banget." Taehyun berucap seraya mendekati Beomgyu, setelahnya sentil pelan dahinya.

Beomgyu meringis, singkirkan kasar tangan Taehyun dari dahinya.
"Kalo niatmu cuma rese gini, pulang sana."

"Ngga mau."

"Ck, Hyun san-"

Jurus terakhir, ya cium.

Pinggang si manis direngkuh hangat, "Mau pisah, jangan marah-marah terus kak."

Beomgyu mengalah, pasrah. Balik rengkuh Taehyun tidak kalah erat.

"Gimana ga kesel, coba? Aku cuma pengen sesuatu yang manis manis uwu, gitu. Kamunya malah rese."

"Sengaja, kukira kamu gabakal semarah ini. Eh, ternyata. Sensi banget, kenapa? PMS?"

"Ngawur banget sih!"

"Lah, kok ngamuk?"

"Taehyun!!"

Unsere GeschichteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang