Chapter 4

1.9K 269 10
                                    

Vote!

.

Saat di kantin, jisoo mengambil tempat duduk di depan jennie. Satu-satunya sahabatnya yang selalu ada dalam keadaan susah maupun senang. Jisoo langsung meraih minuman segar milik jennie dan menyedotnya dengan kuat.

"Hey!" tegur jennie.

Jisoo tak peduli. Ia terus menyeruput hingga menghabiskan minuman milik jennie. "Jisoo, minumamku!" protes jennie tak terima.

"Sayang, sudahlah! Apa kau tak bosan menjerit terus? Pantas saja kau kehilangan janinmu itu"

"Uhuk uhuk, aisshhh..." jisoo langsung terbatuk karena tersedak dengan minumannya.

"Nah, itu balasan setimpal untuk teman yang kurang ajar sepertimu" kata jennie dengan nada tak suka.
Ia kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Kenapa jennie jadi sangat sentimen akhir-akhir ini?

"Apa kau bilang!? Janin!? Siapa? Siapa yang hamil!?" Tanya jisoo dengan menatap jennie penuh selidik.

Jennie memutar bola matanya malas. Ia kemudian menoleh pada yoongi yang santai memainkan ponselnya, sementara chanyeol mengambil posisi duduk di samping jisoo karena ia baru sampai.

"Sudahlah, jangan dibahas" seru yoongi dingin.

"Jangan bercanda!" tegas jisoo masih memandangi jennie. Chanyeol mulai meminum cola-cola miliknya karena dia sangat haus tanpa menghiraukan percakapan ke-3 orang dihadapannya.

Jennie kemudian menghempaskan sendok ke mangkuk, menimbulkan suara berdenting lalu berdiri dengan kesal. Berlalu begitu saja meninggalkan yoongi yang mulai memanggilnya.

"Sayang—"

Ucapan yoongi terpotong ketika jisoo mencekal tangannya yang hendak berdiri dan mengejar jennie. "Jelaskan!" tegas jisoo.

"Tadinya jennie hamil, tapi dia keguguran karena terlalu banyak memakan makanan pedas. Awalnya, dia juga tidak tahu kalau dia sedang hamil. Kami baru mengetahuinya seminggu yang lalu, sewaktu jennie masuk rumah sakit" jelas yoongi.

"Yon, Apa kau sadar perbuatan kalian ini salah? kau merusak jennie" lirih jisoo.

"Hey, apa yang rusak? Jika kami sama-sama menginginkan itu?" jawab yoongi, kemudian langsung berdiri menyusul jennie yang sudah entah kemana.

Jisoo terdiam sejenak, dan menatap arloji di tangannya. Ia tak fokus menatap arloji, karena pikirannya mengarah pada satu hal.

Bagaimana jika aku hamil juga?

Jisoo langsung panik dan menggigit bibir bawahnya. Mata itu berkaca-kaca dan jisoo mulai gelisah.

"Hey, kau kenapa?" tanya chanyeol sadar akan kegelisahan gadis yang sudah ia anggap seperti adik sendiri itu.

"Ah, Ti-tidak. Aku khawatir pada jennie" jisoo mulai mengusap airmatanya dengan punggung tangannya hingga benar-benar tak berbekas.

Chanyeol terdiam sejenak, "Mereka sudah keterlaluan. Tapi kita bisa apa? Mereka tak akan mendengar nasehat apapun. Cukup jangan mencontoh perbuatan buruk mereka" kata chanyeol, membuat jisoo langsung menegang sempurna.

One Spring NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang