Chapter 5

1.8K 263 13
                                    


Vote!

.


Jisoo menatap Taehyung yang menghentikan mobilnya tepat di depan rumahnya.
Meskipun Taehyung tak berbohong, yang mengatakan akan mengantarnya pulang, tetap saja jisoo merasa kesal.

Taehyung terus memaksanya, walaupun semula dia tidak mau. Entah kenapa ia menjadi menyebalkan dengan ekspresi dingin nan pemaksa itu. Dan dengan lancangnya, Taehyung tiba-tiba menggendong jisoo dengan tubuh jisoo yang berada dibahunya dan memasukkannya kedalam mobilnya.

Bugh!

Jisoo sengaja membuka pintu mobil begitu keras. Dia masih terlalu kesal jika mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.

"Hubungan kita berakhir sampai disini. Aku tak ingin lagi terlibat dengan pria gila sepertimu!"

"Seharusnya memang begitu" ucap Taehyung. Ia langsung menghidupkan mobilnya.

"Cepat turun atau kau akan kubawa ke apartementku dan akan kembali membuatmu mendesah"

Mendengar ucapan laknat itu, jisoo dengan cepat turun dari mobil, dan dia hampir terjerembab karena Taehyung langsung melajukan mobilnya kesetanan.

"Hey— ahh! Sial!" jisoo mengumpat sejadi-jadinya. Dan ia baru sadar, bahwa mobil itu sama persis dengan mobil yang hampir menyerempetnya beberapa minggu yang lalu sewaktu memasuki gerbang sekolah. Jisoo bertambah kesal setengah mati.

Sudut bibir Taehyung terangkat, hampir menyeringai menatap jisoo pada kaca spion mobilnya.
Dan kemudian, pria itu kembali memasang ekspresi datar. Sebenarnya, pria itu tak merasakan apa-apa. Sudah dikatakan sejak awal, dia tak mempercayai cinta itu ada. 'Kasih sayang' itu hanya omongan manis belaka.

Yang dapat ia rasakan hanyalah amarah, kekecewaan, dan juga kesedihan di beberapa situasi tertentu. Dan disaat itu juga, ia harus mendapatkan pelampiasan. Dengan memuaskan birahinya.

*

Jisoo terbangun, dan ia melihat jam dinding pada kamarnya. Hari sudah menunjukkan pukul 06.23. Jisoo segera bangkit, dan ia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, ia keluar dari kamar dan menuju dapur. Ia membuatkan dua buah sandwich untuk sarapannya dengan segelas susu.

Tak lama kemudian...

Jisoo akhirnya sampai di pelataran parkir motor sekolah. Jisoo turun dan membuka helm dikepalanya lalu memberikannya pada tukang ojek, yang mengantarnya.

Saat keluar dari pelataran parkir, jisoo harus kembali berlari kencang menuju lapangan basket, karena langsung disuguhi dengan kerumunan banyak orang yang mengelilingi tempat tersebut.















Bukh!

"Arghhh!" seorang pria sudah terkapar di halaman belakang sekolah.

"Katakan apa yang membuatmu ingin berurusan denganku, Bedebah!"

Taehyung kembali mendapat pukulan-pukulan dari pria itu. Para murid yang berada disana hanya diam menonton, turut menyaksikan pertengkaran ini. Tak mau dan tak berani untuk melerai, karena tak ingin mencari masalah dengan 2 orang tersebut.

"Mengapa kau mencampakkan irene, brengsek!" teriak pria tersebut, junmyeon— pria yang sangat mencintai mantan Taehyung itu.

Taehyung tak mau kalah, ia kemudian berdiri dan melayangkan pukulan pada pria tersebut.

Bukh!

"Uhuk!" junmyeon terbatuk karena Taehyung menghantam perutnya dengan kuat, mungkin meninggalkan bekas. Ia terbatuk dan akhirnya terduduk. Ketika Taehyung ingin melayangkan tendangan, seorang gadis menjerit dan langsung memeluk Taehyung untuk menghalangi pertengkaran itu.

"Cukup!"

Jisoo, dialah wanita yang sekarang mendongak pada Taehyung dengan masih memeluk pria itu.
"Jangan bertengkar, lagi!" bentaknya.

"Aku tak punya urusan denganmu, minggirlah dari hadapanku" Taehyung menepis tubuh jisoo, ia ingin kembali menghajar junmyeon, namun jisoo menghalangi.

"Kubilang cukup!"

Tatapan Taehyung menggelap, ia memandangi jisoo yang baru saja berteriak dihadapannya dengan menggertakkan gigi. Ia begitu emosi. Taehyung kemudian menunduk dan meringis sembari memegangi kepalanya yang mendadak sakit.

"Argh!" jisoo terkejut, saat melihat Taehyung yang tiba-tiba berteriak dan berlari dari sana. Ia menatap fokus Taehyung yang semakin menjauh, berlari sembari memegangi kepalanya.

"Kalian masih ngapain berdiri disini. Bubar sekarang!" teriak jisoo dengan lantang, lalu langsung berlari menyusul Taehyung.

Semua murid mengeryit heran pada jisoo. Bagaimana siswi yang selalu lugu, kini berteriak dengan sekencang itu? Perlahan-lahan mereka pun pergi satu persatu meninggalkan tempat itu.

Kini semua murid sudah bubar dan memilih masuk kelas, karena bel juga sudah sedari tadi berbunyi.

Jisoo berhenti berlari ketika melihat Taehyung yang bersimpuh di balik pohon. Ia masih mencengkram kepalanya, dengan pandangan mata yang buram karena bulir bening yang menumpuk.

"Taehyung, kau tak apa?"

Suara itu membuat Taehyung mengangkat pandangan, dan menoleh pada jisoo yang menghampirinya perlahan.

"Taehyung, kau sedang apa disini?" Jisoo mengedarkan pandangannya, disana sangat sunyi sekali. Hanya ada dia dan Taehyung. Sebenarnya ini situasi yang terbilang cukup membahayakan jisoo.

Taehyung menatap jisoo penuh amarah, ia kemudian berdiri dengan cepat dan mendekati jisoo. Menarik lengan itu kuat hingga jisoo gemetar—kembali takut.

"A-apa yang kau—"

Taehyung menyeret jisoo. Entah kemana, yang jelas jisoo berontak dengan menyentak kasar tangan Taehyung hingga genggaman itu terlepas.

Taehyung menunduk, ia tiba-tiba meringis karena kepalanya sangat sakit. Ia hanya merasa marah. Yang ia rasakan sekarang amarah. Ketika rasa marah itu lebih besar, sesuatu mengalir begitu saja dalam tubuhnya. Keinginan yang ia mau harus terpenuhi. Ia stress dan rasa itu muncul. Rasa ingin bebas, tapi ia tak tahu apa yang sedang membelenggu dirinya. Ia hanya ingin bebas dari perasaan hancur yang terkutuk ini.

"Kau, ikut aku sekarang! Kau sudah membuat sesuatu dalam diriku merasa tertahan!" Taehyung kembali menarik tangan jisoo dan ingin menyeretnya. Lagi-lagi, jisoo menyentak hingga genggaman itu terlepas.

"Sesuatu apa?" tanya jisoo masih penasaran.

































"Sesuatu yang harus dipuaskan"







*TBC*








Kira" mengapa Taehyung bisa seperti itu??

One Spring NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang