Chapter 8

1.7K 292 17
                                        


Vote! Vote! Vote!
Untuk para siders.. Berubah jadi baik apa ruginya sih!!
Aku hanya minta vote dan komen kalian. Bukan minta jantung atau hati* jadi jangan pelit"lah, aku aja ngak pelitt. Iya kan?!







*

Seorang gadis sedang berkutat dengan laptopnya dimeja belajar. Sesekali dia memukul pelan pinggangnya, rasanya sakit sekali seperti mau remuk saja, karena terlalu lama duduk.

Dreet Dreet...

Jisoo melirik kearah ponselnya yang berdering dan membaca nama yang tertera dilayar ponselnya.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut.

"Halo"

"Kau bisa ke bar untuk mengantarkan pesanan?" jisoo masih diam, belum merespon. sebenarnya dia sudah sangat lelah, ia ingin segera istirahat begitu tugas sekolahnya itu selesai.

"Apa kau dengar aku?"

"Ah iya, aku akan mengantarkannya"

Tut...
Sambungannya pun terputus.

Jisoo menghela nafas panjang sembari memejamkan matanya.

Tak lama kemudian dia memilih mematikan laptopnya dan mengganti pakaiannya. Tak lupa ia juga memakai mantel, karena diluar cuacanya sudah mulai dingin.

Jisoo pergi terlebih dahulu mengambil pesanan yang akan dia antar ke bar tempat kerjanya yang sudah menjadi pelanggan tetap.

Tidak butuh waktu lama, kini gadis itu telah sampai di bar seraya membawa pesanan.

Jisoo segera menghampiri meja bartender. Sebetulnya dia sangat merasa risih, karena beberapa pria disana menatapnya penuh nafsu, itu begitu menjijikan.

Memang apa yang salah dengan pakaiannya? Bukankah dia memakai pakaian panjang dan tertutup. Tapi mengapa pria-pria itu menatapnya seperti orang kelaparan saja.

"Jisoo, kau sudah datang" sapa bartender.

"Ini pesanannya, pak!" ujar jisoo memberikan kardus yang dia bawakan.

"Terimakasih jisoo" ucap bartender itu, jisoo hanya mengangguk.

"Ini 45 botol 'kan?" tanyanya lagi, namun jisoo hanya diam saja. Dia sungguh muak dengan tatapan-tatapan itu.

"Jisoo-yaa?" tegur pria paruh baya itu, jisoo akhirnya tersadar.

"Ah iya? Ada yang bisa kubantu?"

"Aku bertanya, ini 45 botol kan?" ujar bartender itu mengulangi pertanyaannya.

"Iya" sahut jisoo singkat. "Kalau begitu aku pulang dulu, pak! Saya masih harus istirahat" jisoo tersenyum, lalu pergi meninggalkan bar itu.

Tak berselang satu menit setelah kepergian jisoo, seseorang buru-buru keluar dari bar tersebut. Perlahan-lahan sosok itu mengikuti langkah gadis di hadapannya yang sudah ingin menghilang dari pandangannya.

.
.
.

Jisoo tengah diperjalanan pulang menuju rumahnya. Lagi-lagi ia melewati gang sepi, hanya jalan pintas ini satu-satunya guna bisa sampai lebih cepat ke rumahnya. Jisoo hanya ditemani oleh lampu remang-remang disana.

One Spring NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang